Meteor dekati atmosfer bumi dengan kecepatan 145 km per jam
Penduduk dunia akan disuguhi hujan meteor pada subuh ini.
Sebuah fenomena alam akan terjadi pada awal tahun 2013 ini. Hal ini disebabkan karena sebuah hujan meteor diprediksi akan terlihat pada Kamis (3/1, red) subuh nanti.
Seperti yang dilansir oleh Space.com (2/1), hujan heteor Quadrantid ini akan dapat dilihat dengan mata telanjang pada Rabu (2/1) malam hingga Kamis (3/1) subuh besok. Ini merupakan hujan meteor kedua yang dapat dilihat oleh kasat mata akhir-akhir ini setelah sebelumnya pada Desember 2012 lalu juga terjadi Hujan Meteor Geminid.
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Dimana meteoroid berada sebelum 'jatuh' ke Bumi? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari. Berbentuk bola gas panas dengan ukuran dan massa yang sangat besar. Bahkan ukurannya melebihi bumi.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Kapan meteor itu menghantam Bulan? Pada 23 Februari 2023, seorang astronom Jepang menangkap kilatan meteor yang menabrak Bulan.
hujan meteor Quadrantid merupakan fenomena yang terjadi setiap tahunnya. Seperti hujan meteor Geminid, Quadrantid berasal dari pecahan asteroid bernama 2003 EH1. Asteroid ini sebelumnya telah mengelilingi matahari selama lebih dari 100 tahun.
Dalam siklusnya, asteroid ini akan melepaskan bongkahan-bongkahan kecil setiap tahunnya ke bumi. Bongkahan ini diperkirakan akan mendekati atmosfer bumi dengan kecepatan 145 kilometer per jam. Dengan kecepatan ini, bongkahan tersebut akan terbakar di atmosfer bumi pada ketinggian 80 kilometer di atas permukaan laut.
(mdk/nvl)