Permintaan aplikasi mobile tumbuh di Asean
Permintaan aplikasi mobile tumbuh di Asean. Red Hat, penyedia solusi open source, mengumumkan hasil survei mengenai adopsi mobilitas enterprise di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Survei yang dilakukan oleh IDC atas prakarsa Red Hat ini mencakup berbagai tanggapan dari 275 profesional TI di tiga negara tersebut.
Red Hat, penyedia solusi open source, mengumumkan hasil survei mengenai adopsi mobilitas enterprise di Singapura, Malaysia dan Indonesia. Survei yang dilakukan oleh IDC atas prakarsa Red Hat ini mencakup berbagai tanggapan dari 275 profesional TI di tiga negara tersebut.
Hasil survei, yang dijabarkan dalam IDC InfoBrief berjudul Maturing Mobile Journey for Enterprises – ASEAN Perspectives yang diprakarsai oleh Red Hat pada bulan Februari 2017, menemukan bahwa meskipun sejumlah besar responden menyatakan bahwa mereka telah memiliki strategi terkait mobilitas, banyak dari mereka yang masih berusaha keras dalam hal proses, termasuk eksekusi. Selain itu, survei tersebut juga mengungkapkan bahwa keterampilan khusus di bidang mobile termasuk sulit untuk diperoleh dan dikembangkan di Singapura, Malaysia dan Indonesia.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Aplikasi apa yang digunakan untuk melakukan penguntitan digital? Stalkerware biasanya menyamar sebagai aplikasi anti-pencurian atau kontrol orang tua (parental control) yang sah di ponsel cerdas, tablet, dan komputer.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
-
Apa tujuan TelkomGroup dalam mendukung pendanaan startup nasional? Selain bertujuan menciptakan sinergi yang kuat, seluruh dana kelolaan MDI yang ditanamkan, termasuk Merah Putih Fund, berorientasi pada kerja sama yang saling menguntungkan antara startup yang berada di bawah naungan MDI dengan TelkomGroup, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya,” ungkap Donald.
Lebih detail temuan dari survei itu yakni responden di Singapura, Malaysia dan Indonesia tengah beralih melampaui perangkat menuju mobilitas alur kerja. Sebanyak 56 persen responden yang disurvei menganggap mobilitas penting bagi bisnis mereka, sementara 40 persen berencana untuk fokus pada proyek-proyek terkait aplikasi mobile dalam 12 hingga 24 bulan ke depan.
Kemudian, permintaan akan aplikasi-aplikasi mobile di tiga negara tersebut sedang berkembang, di mana integrasi sistem lawas menjadi salah satu prioritas. Sebanyak 76 persen responden memiliki alokasi anggaran atau berencana untuk berinvestasi di proyek-proyek aplikasi mobile dalam 24 bulan ke depan, sementara 58 persen berencana untuk menerapkan antara satu hingga lima aplikasi mobile dalam 24 bulan ke depan.
Untuk Indonesia, responden survei dari Indonesia berinvestasi dengan hati-hati dan berfokus pada pengalaman pelanggan. Sebanyak 37 persen responden menganggap mobilitas sebagai bagian dari strategi bisnis mereka, namun berinvestasi dengan hati-hati karena keterbatasan sumber daya. Sementara itu, 27 persen telah memiliki anggaran terkait aplikasi mobile, yang merupakan persentase tertinggi di wilayah ASEAN. Selain itu, 26 persen berfokus pada peningkatan pengalaman pelanggan melalui inisiatif mobilitas mereka.
Memperoleh keahlian yang tepat dianggap sebagai sebuah tantangan di seluruh wilayah ASEAN. Hampir 50 persen responden meyakini bahwa perusahaan mereka memiliki keterampilan minimal atau standar untuk mendukung proyek-proyek mobile. Tantangan ini diakui oleh 60 persen responden dari Malaysia.
“Mobilitas memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk meninjau kembali proses bisnis mereka dan melibatkan para pelanggan dengan cara-cara baru. Red Hat Mobile Application Platform siap untuk mendukung strategi ini dengan memberikan pendekatan yang lincah dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi mobile enterprise, sehingga memungkinkan perusahaan untuk memenuhi berbagai persyaratan mobile dan mengubah strategi mobile-first mereka menjadi kenyataan,” kata Damien Wong, Vice President and General Manager for ASEAN Region, Red Hat.
Baca juga:
Alibaba akan investasi besar ke Tokopedia?
Tips jitu bos Bukalapak majukan bisnis digital dan aplikasi
Pekerjaan terkait IT mulai digemari kalahkan profesi dokter
Telkomsel gelar The NextDev Academy
Grab beri hadiah USD 10.000 bila temukan celah keamanan aplikasi
Shopee belum tahu sampai kapan gratis ongkir ditawarkan
Shopee: 300 ribu pesanan tiap hari selama Ramadan