Sekilas tentang DNS Spoofing
Menurut Menkominfo, situs presiden SBY tidak diretas melainkan hanya serangan DNS Spoofing. Apa itu DNS Spoofing?
Memang sampai sekarang belum ada konfirmasi resmi apakah Wildan, sang pengganti tampilan situs Presidensby.info tersebut dikategorikan apa, namun ada perkiraan bahwa dia hanyalah seorang lamers atau biasa juga disebut Script Kiddies.
Beberapa hari kemarin, pihak kepolisian berhasil menangkap seseorang yang telah mengganti tampilan website pemerintah, Presidensby.info. Sang pelaku yang diketahui bernama Wildan Yani S Hari (22) ini hanyalah seseorang lulusan STM saja.
Dari aksi tersebut, pihak kepolisian menjelaskan bahwa Wildan tidak mempunyai tujuan khusus atau memiliki muatan politis. Dia melakukannya hanya sekadar iseng belaka.
Memang setelah website kembali dapat dioperasikan seperti semula, tidak ada kerusakan di dalam internal situs karena yang dilakukan Wildan hanyalah mengubah tampilan depannya saja.
Dalam penjelasannya, Tifatul Sembiring, Menkominfo, mengatakan, "Sebetulnya yang terjadi bukan hacking atau peretasan dalam situs presiden tapi mengalihkan IP address yang ada di DNS (Domain Name System) yang ada di soft player di Texas. Itu pun pulih dalam beberapa jam kemudian karena masih dalam tanggung jawabnya DNS server itu."
Menurut Herdian Ferdianto, founder PT Simetri sekaligus pengamat IT di Indonesia menjelaskan bahwa pengalihan IP itu disebut juga dengan istilah DNS Spoofing. Apa itu DNS Spoofing?
DNS Spoofing adalah teknik khusus yang digunakan untuk mengambil alih DNS server sehingga DNS atau layanan yang menyimpan nama domain dan IP address sebuah situs akan dialihkan ke server sang pelaku.
Memang ketika orang lain mencoba mengakses situs yang DNS-nya telah dibelokkan akan mengira bahwa website tersebut telah di-deface atau di-hack, namun sebenarnya website tetap beroperasi normal hanya DNS-nya saja yang dialihkan ke 'jalan' yang lain.
Mengacu pada aksi yang dilakukan Wildan ini, muncul pertanyaan apakah dia termasuk defacer atau jangan-jangan sudah masuk dalam kategori kelas atas. Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan merdeka.com, ternyata Wildan tidak hanya sekali ini saja melakukan aksinya. Sudah banyak website lain yang juga menjadi korban ulah jahilnya.