Start-up ini bakal jadi musuh besar teroris global
Software-software yang diciptakan start-up ini bisa memprediksi lokasi bom bunuh diri
Terorisme kini telah merongrong keamanan dan kesejahteraan dunia. Ironisnya, aksi-aksi tidak manusiawi itu menimbulkan banyak sekali korban tiap tahunnya. Nah, hal ini lah yang ingin dihentikan oleh Dr. Zeeshan-ul-Hassan Usmani.
Pria asal Pakistan ini adalah pendiri dari start-up lokal bernama GoFig, singkatan dari "Go Figure It Out". Start-up ini fokus pada pengembangan teknologi, khususnya software komputer untuk memerangi teroris dan meminimalkan jumlah korban jiwa.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
"Terorisme adalah masalah yang banyak dibicarakan dan membuat orang menangis, namun tidak ada yang mengambil inisitif untuk mencoba memecahkannya. Bagi ku, manusia adalah fokus utama dari pemanfaatan teknologi, bukannya uang atau ketenaran belaka," ujar Dr. Usmani.
Salah satu karya pertama GoFig adalah software bernama 'Blast Sim'. Software ini bisa menciptakan simulasi bom bunuh diri. Dengan begitu, jumlah korban bisa dikurangi bahkan aksi terorisme itu bisa ditanggulangi.
Sayangnya, niat mulia Dr. Usmani tidak berjalan mulus setelah mendirikan GoFig. Dia dan istrinya harus mengorbankan harta benda demi kemajuan GoFig.
"Aku dan istriku harus berpikir kreatif untuk mendanai proyek dan membayar karyawan. Kami harus menjual mobil, emas, laptop, dan apa saja yang bisa menghasilkan uang," ungkap pria yang menerima gelar PHD dari universitas di Amerika itu.
Namun pengorbanan itu terbayar lunas saat GoFig memenangkan kompetisi start-up di Pakistan di tahun 2013. Semenjak itu, order software anti teroris terus berdatangan, bukan hanya dari Pakistan namun dari China.
Tidak ingin berhenti di Pakistan, Dr. Usmani lalu bertemu dengan Rob Burns lewat program Eisenhower Fellowship, sebuah program yang mempertemukan seseorang dengan ahli di bidangnya bekerja.
Setelah pertemuan itu, keduanya membuat sebuah start-up lain bernama PredictifyMe, dengan konsep yang sama dengan GoFig. Bahkan, GoFig pun akhirnya diakuisisi oleh PredictifyMe. Bisa dikatakan bila PredictifyMe adalah versi global dari GoFig.
PredictifyMe berhasil melahirkan banyak software yang bisa memerangi terorisme, bahkan sebelum aksi ilegal itu dilakukan. Salah satu yang paling terkenal adalah Soothsayer.
Soothsayer bertugas memantau aktivitas terorisme di Pakistan, Afghanistan, hingga Irak. Hebatnya, software tersebut bisa memprediksi lokasi-lokasi terjadinya bom bunuh diri dengan keakuratan hingga 72 persen!
Bahkan, Dr. Usmani mengaku PredictifyMe telah mengembangkan produk top lain bernama Hourglass. Software tersebut diklaim mampu memperkirakan aksi terorisme yang akan terjadi 5-10 tahun mendatang! Tidak salah bila PredictifyMe bakal jadi musuh besar teroris dunia.
Artikel ini pertama muncul di TechinAsia.
Baca juga:
Pensiun jadi hacker, wanita ini abdikan diri gembleng programer muda
Ini rahasia ibu dua anak bangkitkan kembali start-up raksasa India
Kreator start-up asal Israel ingin tancapkan taring di Indonesia
GandengTangan hadir dan siap bantu carikan modal usaha sosial