Survei: Tak Hanya Remaja, Lansia Juga Kepincut Main Game
Survei terbaru menunjukkan kalau lanjut usia (lansia) berusia di atas 65 tahun ternyata doyan bermain game.
Survei terbaru menunjukkan kalau lanjut usia (lansia) berusia di atas 65 tahun ternyata doyan bermain game. Survei yang diadakan proyek kampanye Must Play May di Inggris ini, melibatkan 2.000 orang dewasa terkait kebiasaan mereka dalam menghibur diri dengan game.
Dilansir Mirror via Liputan6.com, Senin (4/5), terungkap kalau 42 persen orang berusia 55-64 tahun menikmati bermain game setiap hari. Sementara, 27 persen lansia berusia 65 tahun dan ke atas mengaku sudah bermain game selama lima tahun terakhir.
-
Di mana anak-anak di Jakarta bermain layang-layang? Seperti yang terlihat di Jalan Inspeksi, Jakarta Barat, beberapa anak tampak asyik bermain layang-layang di pinggiran kali.
-
Apa yang membuat anak-anak di Jakarta terpaksa main di pinggir kali? Minimnya ruang terbuka hijau, membuat anak-anak di Jakarta bermain di tempat tak semestinya.
-
Apa saja game yang mereka mainkan? Mereka dikenal sebagai gamers profesional yang ahli di berbagai macam game seperti PUBG Mobile, GTA V, DOTA 2, dan game lainnya.
-
Kapan PSP Padang menjuarai turnamen HUT PSSI di Jakarta? Tahun 1982, PSP Padang yang ikut serta dalam turnamen HUT PSSI di Jakarta berhasil meraih kampiun.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Adapun jenis genre game yang populer dimainkan adalah game ber-genre strategi, dengan persentase 40 persen. Sementara 20 persen berkata kalau mereka suka bermain game multiplayer agar tak mau kalah dari cucu-cucunya.
Proyek kampanye Must Play May diadakan oleh Ellie Gibson dan Helen Thorn, yakni host dari podcast Scummy Mummies. Mereka berkata, temuan ini begitu menarik karena bermain game bagi lansia tak cuma untuk kebutuhan hiburan semata, tetapi juga aktivitas agar tak lepas dari cucu.
Teknologi stimulasi otak dipercaya bisa mengubah kinerja otak lanjut usia (lansia) berfungsi layaknya otak manusia berusia 20 tahun.
Teori tentang teknologi tersebut, diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience. Ilmuwan juga telah mengujicoba teknologi ini ke sukarelawan yang terdiri dari beberapa lansia dan remaja.
Dengan menstimulasi dua area di otak lansia dalam ritme spesifik, kinerja otak lansia dipercaya bisa lebih ringan dan berpikir layaknya remaja. Demikian seperti dikutip Mirror, Kamis (11/4).
Pun demikian, teori ini masih terbilang dini dan hanya bisa diaplikasikan ke lansia yang kondisi kesehatannya prima.
Ke depannya, teknologi bernama electroencephalography (EEG) ini akan digunakan untuk membantu lansia dengan penyakit dementia dan alzheimer.
EEG sendiri bertugas untuk memonitor aktivitas otak. Sementara, ilmuwan juga akan menggunakan teknik lain bernama transcranial alternating-current stimulation (tACS) untuk menstimulasi otak sekelompok lansia dan remaja.
Dalam tahap itu, ilmuwan akan memodulasi interaksi gelombak otak yang terhubung ke cara bagaimana mereka bisa mengingat sesuatu.
Uji coba ini melibatkan 42 sukarelawan berusia 20-29 tahun dan lansia berusia 60-76 tahun. Salah satu tugas yang harus dilakukan adalah uji memory task (mengingat).
Reporter: Jeko I.R
(mdk/faz)