Telkomsel akan jaga agar perang tarif tak pecah
Telkomsel: "Perang tarif itu sangat tidak baik. Kasihan industri ini mau dibawa ke mana?"
Penentuan tarif interkoneksi yang turun tipis, Rp 1, untuk percakapan seluler ke seluler serta naik Rp 1 juga untuk interkoneksi SMS, membuat Telkomsel keluar dari zona perang tarif. Sebab menurut Telkomsel, tarif yang sekarang sudah murah apabila dibandingkan 8 tahun lalu.
Seperti disampaikan Vice President Marketing Communications Telkomsel, Irlamsyah Syam, Telkomsel berusaha menjaga tarif agar tidak terjadi perang tarif.
"Perang tarif itu sangat tidak baik. Kami menawarkan harga yang kompetitif. Kasihan industri ini mau dibawa ke mana?" ujar Irlamsyah, di sela-sela peluncuran program Gerakan Genggam Internet, belum lama ini. Selain itu, katanya, saat ini harga yang ditawarkan Telkomsel cukup kompetitif.
"Delapan tahun lalu tarif seluler di Indonesia memang mahal, tapi sekarang bisa dibilang sudah sangat murah," tambahnya. Bahkan katanya, saat ini tarif seluler dan internet yang ditawarkan perusahaan telekomunikasi di Indonesia sudah terbilang sangat murah dibandingkan negara-negara lainnya.
Pengajuan perubahan tarif interkoneksi oleh Telkomsel telah disetujui pemerintah dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Telkomsel sebagai operator dominan di seluler memang memiliki hak mengajukan tarif interkoneksi baru.
Di sisi lain, perang tarif diprediksi akan pecah di segmen layanan data, karena selain pemerintah belum mengatur tarifnya, XL juga sudah memicunya melalui penggelaran tarif unlimited untuk internet dan BlackBerry.