Tiga planet baru mirip Bumi ditemukan, satu 'bisa' dihuni manusia
Tiga planet ini masih belum memiliki nama
Banyak ilmuwan, seperti Stephen Hawking, memperkirakan bila di masa depan salah satu cara bagi manusia untuk tetap bertahan hidup adalah mencari 'Bumi' lain untuk ditinggali. Alasannya sederhana, Bumi kita mungkin tidak mampu lagi menampung manusia puluhan atau ratusan tahun mendatang.
Oleh karena itu, pencarian terhadap planet lain di luar tata surya (exoplanet) terus digalakkan. Dan tidak lama lalu, tim pakar astronomi internasional berhasil menemukan tiga planet 'kembaran' Bumi sekaligus.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang bekas luka astronot dari luar angkasa? Penelitian menemukan bahwa telomer, pelindung ujung kromosom, memanjang secara dramatis ketika tiba di luar angkasa. Namun, telomer kembali ke panjang semula dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Bagaimana Observatorium Atacama Universitas Tokyo (TAO) mengamati luar angkasa? TAO merupakan instrumen yang beroperasi pada panjang gelombang inframerah menengah. Hingga saat ini, wilayah spektrum ini hanya bisa dijangkau oleh teleskop luar angkasa saja, seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).
Ketiga exoplanet tersebut mengitari sebuah bintang kerdil coklat bernama 'Trappist-1', dan ukurannya sangat mirip dengan Bumi saat ini. Terletak di gugusan bintang Aquarius, Trappist-1 tidak lebih besar dari planet Jupiter dan lebih dingin dari matahari kita.
Bintang Trappist-1 berada relatif dekat dengan Bumi, sekitar 40 tahun cahaya. Bila dibandingkan dengan jarak Bumi-Mars, jarak Trappist-1 dengan Bumi kira-kira sama dengan 262,5 juta kali jarak Bumi-Mars. Meski terkesan sangat jauh, ini adalah salah satu jarak terdekat exoplanet dengan Bumi.
Kabar baiknya lagi, salah satu dari tiga planet di sekitar bintang Trappist-1 diperkirakan bisa dihuni oleh manusia. Perkiraan ini muncul karena planet tersebut terletak tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan bintang Trappist-1. Atau sama dengan posisi Bumi terhadap matahari saat ini.
Karena bintang Trappist-1 sendiri cukup kecil, di dua planet yang pertama terlihat di akhir tahun 2015 lalu satu tahunnya hanya berlangsung selama 1,5-2,4 hari waktu Bumi. Sementara satu planet lagi masih belum jelas, diperkirakan satu revolusinya (satu tahun di sana) membutuhkan waktu 4-73 hari Bumi. Jarak ketiganya dengan bintang Trappist-1 juga hanya sekitar 20-100 kali lebih dekat dari Bumi ke Matahari.
Sumber: Daily Mail
Baca juga:
5 Misteri luar angkasa yang tak terpecahkan sains
Kisah mengejutkan dari 'Manx', komet tak berekor sepupu Bumi
Lubang hitam 'supermasif' ini bobotnya 3,8 milyar kali matahari!
Apa yang terjadi jika astronot wanita haid saat di luar angkasa?
Stephen Hawking: Lubang hitam adalah pintu menuju dunia lain