VPN Gratisan Bahaya untuk Penggunaan Internet Banking?
Menurutnya, VPN itu ibarat memakai server proxy atau wifi gratisan. Sehingga, jika VPN tersebut memperbolehkan mengakses, maka itu akan mudah.
Selepas pemerintah mengumumkan melakukan pembatasan akses terhadap media sosial dan WhatsApp terkait dengan demo 22 Mei lalu, banyak masyarakat yang kemudian berinisiatif menggunakan Virtual Private Network (VPN) gratis. Tujuannya agar bisa melakukan akses tanpa hambatan.
Kemudian, munculah informasi yang mengatakan jika VPN gratisan atau abal-abal terinstal di sebuah smartphone, maka hati-hatilah dalam menggunakan layanan internet banking. Sebab, tidak menutup kemungkinan VPN tersebut seperti penyusup yang siap mencari tahu data pribadi penggunanya melalui smartphone.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa yang telah dicapai oleh tim peneliti internasional dalam hal kecepatan internet? Tim peneliti internasional telah menciptakan koneksi internet dengan kecepatan yang 4,5 juta kali lebih kencang daripada rata-rata kecepatan internet pita lebar (broadband) rumahan. Mereka telah berhasil mengirimkan data sebesar 301 terabit (Tb) atau 301 juta megabit (Mb) per detik, seperti dikutip dari situs Universitas Aston, Interesting Engineering, dan The Independent, Kamis (28/3).
-
Kapan perampokan bank secara online pertama di dunia terjadi? “Kami akhirnya mengidentifikasi sekitar 40 transaksi ilegal dari akhir Juni hingga Oktober 1994, sebagian besar masuk ke rekening bank luar negeri dan tercatat berjumlah lebih dari USD10 juta,”
-
Siapa perampok yang pertama kali melakukan perampokan bank secara online? Setelah dilakukan investigasi lebih mendalam, FBI menemukan titik terang pelaku perampokan tanpa senjata, topeng, dan darah ini. Ia adalah seorang programmer komputer muda yang handal dari St. Petersburg, Rusia bernama Vladimir Levin.
Benarkah demikian? Pengamat Cyber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menjelaskan secara mudah agar hal tersebut tidak salah kaprah. Menurutnya, VPN itu ibarat memakai server proxy atau wifi gratisan. Sehingga, jika VPN tersebut memperbolehkan mengakses, maka itu akan mudah.
"Kalau sistem internet banking sudah pakai https (http secure) ya. Artinya sudah dienkripsi sekalipun di tap itu datanya terenkripsi dan tidak bisa di baca," jelas Alfons ketika dihubungi Merdeka.com, Jumat (24/5).
Bahkan, kata Alfons, internet banking sudah memaksakan menggunakan TFA / OTP sehingga kalaupun terjadi kebocoran kredensial tidak akan bisa transaksi karena membutuhkan konfirmasi OTP dari token.
"Yang perlu diwaspadai adalah layanan yang menggunakan teknologi jadul tanpa enkripsi. Karena hanya mengandalkan password dan PIN itu sama saja setor nyawa kalau di tapping ketahuan semua," jelasnya.
Meski begitu, Alfons tetap menyarankan untuk menghindari penggunaan VPN abal-abal. Berbeda jika menggunakan VPN yang berbayar.
"VPN yang bagus itu aman dan malah disarankan. Tidak berdampak dan malah lebih mengamankan internet banking. Yang jelas, VPN abal-abal itu harus dihindari dengan alasan apapun," terangnya.
Terlepas dari itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta agar pengguna media sosial (medsos) tidak mengakses aplikasi pesan WhatsApp dan media sosial melalui VPN (virtual private network). Hal ini dinilai berbahaya.
"Kami sudah memperhitungkan salah satunya melalui VPN, selalu dikatakan bisa bypass lewat VPN, namun hindari VPN karena (kalau kita menggunakan) VPN gratis bisa terdampak terbukanya data-data pribadi," tutur Rudiantara.
(mdk/faz)