WhatsApp Bakal Tuntut Pengguna yang Melanggar Aturan
Dilaporkan Russian Today, Rabu (12/6), mereka tak segan-segan untuk mengambil tindakan hukum.
WhatsApp barangkali tak akan main-main dengan para penggunanya yang dianggap melanggar hukum. Dilaporkan Russian Today, Rabu (12/6), mereka tak segan-segan untuk mengambil tindakan hukum.
"Kami akan mengambil tindakan hukum terhadap orang-orang yang kami anggap terlibat dan membantu orang lain melanggar aturan. Bahkan, jika penentuan hal tersebut didasarkan pada informasi di luar platform kami," tulis di laman FAQ WhatsApp yang diunggah Senin lalu.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Fitur baru apa yang sedang disiapkan oleh WhatsApp? WhatsApp akan meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pengguna saling terhubung tanpa nomor telepon.
-
Kapan WhatsApp merilis fitur edit pesan? Terbaru, pada Mei 2023 lalu WhatsApp telah merilis fitur edit pesan.
-
Apa itu status online WhatsApp? Fitur yang menjadi ciri khas pengguna WhatsApp atau WA adalah status online yang menunjukkan aktivitas pengguna.
Hanya saja, proses yang dilakukan untuk mengetahui bukti seseorang melanggar atau tidaknya aturan, menggunakan machine learning dan AI. Dengan tools tersebut, mereka mengklaim semua hal memungkinkan.
WhatsApp sendiri menyebutkan, perusahaan telah menghapus lebih dari 2 juta akun setiap bulannya. Bahkan, 75 persen di antaranya dihapus tanpa ada keluhan pengguna.
WhatsApp selama ini memang dituding sebagai aplikasi penyebar hoaks bahkan di India WhatsApp disebut-sebut menyebabkan kematian lebih dari 20 orang.
Bahkan, bulan lalu para peneliti keamanan menemukan bahwa WhatsApp disusupi oleh spywarebesutan NSO Group yang mengganggu perangkat milik pegiat HAM dan politikus di berbagai negara.
Dengan peringatan ini, pengguna yang tertangkap tak patuh aturan--menurut klasifikasi dari machine learning--bisa terkena akibatnya.
Mereka menilai, pengiriman pesan secara otomatis dan spam termasuk dalam perilaku yang melanggar.
Demikian juga dengan pengguna yang menambahkan orang yang tidak ada di daftar kontak mereka ke dalam sebuah obrolan grup. Termasuk juga pengiriman pesan pada pengguna lain yang tidak dikenal.
(mdk/faz)