XL raih pendapatan Rp 5,5 triliun di kuartal pertama tahun 2015
Layanan data XL tumbuh 29 persen dibanding tahun lalu
PT XL Axiata Tbk.(XL) baru saja mengumumkan secara resmi pencapaian kinerja perusahaan selama kuartal pertama tahun 2015.
Selama kuartal pertama tahun 2015, XL meraih pendapatan sebesar Rp. 5,5 Triliun dengan tingkat pertumbuhan yang relatif stagnan dibandingkan dengan periode tahun lalu, menyusul dilakukannya penjualan dan penyewaan kembali 3.500 menara pada akhir tahun 2014.
-
Apa yang XL Axiata terus perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Kenapa XL Axiata ingin meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia? XL Axiata dengan Link Net diharapkan akan mampu meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Mengapa XL Axiata memperluas jaringan XL SATU Fiber di Morowali? Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali. Sampai saat ini penetrasi XL Satu telah mencapai sekitar 30%,” ujar dia.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
Pendapatan dari layanan seluler tumbuh 3 persen dari tahun lalu, sementara layanan Data terus mengalami pertumbuhan sebesar 29 persen dibanding tahun lalu. Pendapatan layanan data memberikan kontribusi sebesar 32 persen terhadap total pemakaian pendapatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 26 persen.
Dian juga menjelaskan, pertumbuhan layanan data yang signifikan didorong oleh meningkatnya lalu lintas (traffic) penggunaan data serta penetrasi penggunaan smartphone.
"Kami fokus menyediakan layanan Internet agar lebih terjangkau sehingga dapat meningkatkan trafik penggunaan Data sebesar 92 persen dibandingkan tahun lalu. Selain itu, kami juga terus menawarkan beragam layanan Internet yang di-bundling dengan ponsel dengan harga terjangkau. Saat ini jumlah pengguna smartphone XL telah mencapai 17,2 juta pelanggan dengan tingkat penetrasi sebesar 33 persen selama kuartal pertama tahun ini," paparnya.
Sementara, Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) menurun 15 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp. 1,9 Triliun dengan marjin EBITDA sebesar 34 persen. Penurunan EBITDA ini merupakan dampak adanya integrasi dengan Axis, yang mana proses akuisisi telah selesai dilakukan pada tanggal 19 Maret 2014 yang lalu. Di kuartal pertama tahun lalu dampak tersebut belum terlihat sepenuhnya.
Kerugian selama kuartal pertama 2015 sebesar Rp758 Milliar merupakan dampak dari melemahnya Rupiah.Tanpa memperhitungkan dampak dari transaksi Forex yang belum direalisasikan serta hasil pajak, maka XL hanya mencatat kerugian sebesar Rp79 Milliar
XL juga telah membelanjakan Rp. 769 Milliar belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan Data dan layanan mobile, dengan sumber dana berasal dari internal. Total hutang mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp30.2 triliun dari Rp28.4 triliun pada akhir kuartal empat tahun lalu, sehingga hutang bersih/EBITDA sedikit berkurang dari sebelumnya 2.9x menjadi 2.8x.
Sebelumnya, selama tahun 2014, XL telah memfokuskan pada upaya konsolidasi dan integrasi paska merger dengan Axis. Setelah seluruh proses konsolidasi dan merger tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari jadwal semula, maka tahun 2015 ini akan menjadi periode transformasi bagi XL untuk dapat membangun bisnis yang lebih berkesinambungan.
Di awal 2015 ini, XL melakukan agenda transformasi yang berfokus pada upaya penciptaan nilai (value creation) jangka panjang. Agenda transformasi tersebut mencakup tiga hal, yaitu memperbaiki bisnis inti selular (revamp), meningkatkan value bagi pelanggan (rise) serta menghasilkan bisnis-bisnis baru non selular (reinvent).
Nantinya, transisi model bisnis baru yang berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang ini akan memberikan dampak bagi XL, diantaranya perubahan strategi untuk meraih pelanggan, dari yang sebelumnya fokus pada kuantitas pelanggan (volume) beralih ke pelanggan yang produktif (value), selain juga melakukan pembenahan pada berbagai lini produk untuk mendukung pencapaian profitabilitas perusahaan.
"Untuk merespon dinamika perubahan industri dan pasar yang demikian cepat, tentunya sangat penting bagi XL untuk segera berbenah dengan melakukan transformasi untuk dapat memperkuat kelangsungan bisnis perusahaan secara berkesinambungan di masa yang akan datang," kata Presiden Direktur/CEO XL, Dian Siswarini dalam siaran persnya, (06/05).
Sementara itu, XL terus memperluas bisnisnya di luar layanan telekomunikasi tradisional dengan menyediakan dan memperkaya layanan digital.
Di tahun 2015, divisi layanan Digital terus melanjutkan pengembangan bisnisnya dengan memanfaatkan momentum yang sudah ada dari tahun sebelumnya melalui peluncuran berbagai inisiatif baru seperti misalnya m-Fish dan berlanjut dengan pengembangan bisnis yang sudah ada yakni XCloud, Gudang Aplikasi, elevenia, dan XL IOT.
Baca juga:
Soal internet gratis, operator jangan cuma pentingkan sisi bisnis
ESIATalk, layanan telepon lokal dan Internasional murah dari Esia
Internet gratis Facebook dan Indosat bantu wanita kembangkan usaha
Sekarang bayar BPJS bisa lewat Indosat
BPK tegaskan Swap Mitratel Telkom dan PT TBIG tidak bermasalah