Kerbau Belang, Raja di Tana Toraja yang Harganya Selangit
Tak seperti kerbau pada umumnya yang berwarna hitam, Tedong Bonga memiliki ciri fisik khas. Warnanya justru menyerupai sapi dengan warna kulit yang belang. Punya warna yang unik, hewan cantik ini harganya bisa mencapai 1 Miliar.
Keseharian masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tak bisa dipisahkan dengan hewan ternak kerbau. Hewan bertubuh tambun ini melambangkan kesejahteraan sekaligus menandakan tingkat kekayaan dan status sosial pemiliknya di mata masyarakat. Enggak heran kalau harga kerbau di Tana Toraja punya harga yang mahal.
Salah satu kerbau yang harganya selangit ialah Tedong Bonga. Tak seperti kerbau pada umumnya yang berwarna hitam, Tedong Bonga memiliki ciri fisik khas. Warnanya justru menyerupai sapi dengan warna kulit yang belang. Uniknya, konon tedong bonga atau kerbau belang dengan beragam corak hanya bisa hidup di daerah ini loh!
-
Apa yang terjadi di Tana Toraja? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Kapan longsor Tana Toraja terjadi? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Apa yang sedang dibangun di Toraja Utara? Hari ini meninjau langsung Pembangunan Jembatan Sungai Malango pada Ruas Rantepao - Sadan - Batusitanduk di Kabupaten Toraja Utara," ujarnya.
-
Siapa yang tinggal di sekitar Danau Toba? Sebagian besar penduduk yang tinggal di sekitar Danau Toba adalah suku Batak.
-
Bagaimana Tari Dulang diiringi? Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Dulang juga diiringi oleh beberapa alat musik khas melayu, seperti gendang, accordion, biola.
Punya warna yang unik, hewan cantik ini harganya bisa mencapai 1 Miliar. Enggak heran, jika Tedo Bonga disebut raja di Tana Toraja. Hewan berkaki empat ini menjadi nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat Toraja.
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Harga kerbau setengah albino ini ditentukan ragam corak dan kemulusan kulit. Semakin cantik, tentu semakin mahal. Semakin besar ukuran kerbau harganya semakin mahal. Harganya pun beragam dari ratusan juta sampai 1 miliaran.
Punya harga selangit, kerbau ini diperlakukan secara khusus. Semenjak kecil sudah dikebiri oleh pemiliknya sehingga dianggap suci sebagai hewan kurban pada upacara Rambu Solo'.
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Perawatan kerbau belang seluruh badan ini memang bak raja. Kerbau ini sering berandam, diberi shampo agar bulu-bulu tidak rontok. Asupan makanannya pun diperhatikan. Rumput yang diberikan harus segar.
Sang kerbau pun cukup tunggu di kandang karena semua akan dilayani perawat kerbau.Kandang kerbau juga diasapi rumput basah. Hal ini bertujuan menjaga kerbau dari gigitan nyamuk. Benar-benar seperti raja kan?
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Selain kerbau belang, kerbau biasa pun juga akan dikurbankan dalam ritual Rambu Solo'. Masyarakat Toraja memliki julukan masing-masing pada setiap jenis kerbau.
Untuk kerbau putih dengan belang hitam, dijuluki saleko. Sementara untuk kerbau hitam dengan belang putih dijuluki bonga. Dan untuk kerbau yang berwarna hitam semua dijuluki pudu.
©2021 Merdeka.com/Allako Pasanggang
Masyarakat adat Tana Toraja meyakini, kerbau tidak hanya sebagai lambang kesejahteraan. Namun kerbau juga dimaknai sebagai lambang kekuatan untuk tunggangan arwah menuju nirwana.Simbol ini tergambar dalam upacara pemakaman nenek Theresia Tangdo Pole, asal Deri yang meninggal pada 2008 silam.
Dalam prosesi kematian orang Toraja, semakin banyak kerbau yang dikurbankan, maka kian baik kehidupan sang mendiang di alam baka.
(mdk/Tys)