127 Tewas Usai Laga Arema FC vs Persebaya, Dua di Antaranya Anggota Polri
Dua di antaranya diketahui merupakan anggota Polri yang tengah bertugas.
Ratusan supporter pada laga Arema FC vs Persebaya meninggal dunia. Dua di antaranya diketahui merupakan anggota Polri yang tengah bertugas.
Kericuhan diawali dari Aremania yang merangsek masuk lapangan. Hasil kemenangan Persebaya meninggalkan kekecewaan tersendiri bagi Aremania.
-
Di mana Arema Malang dibentuk? Tepatnya pada 11 Agustus 1987, Arema didirikan oleh beberapa orang yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin mengembangkan persepakbolaan Kota Malang menjadi lebih maju dan berprestasi.
-
Apa yang Widodo janjikan untuk Arema FC? Pelatih baru Arema FC, Widodo Cahyono Putro berjanji akan membawa tim berjuluk Singo Edan lolos dari jeratan degradasi BRI Liga 1 2023/2024.
-
Apa nama awal dari klub Arema Malang? Awalnya, klub Arema diberi nama Aremada.
-
Kapan Arema Malang didirikan? Tepatnya pada 11 Agustus 1987, Arema didirikan oleh beberapa orang yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin mengembangkan persepakbolaan Kota Malang menjadi lebih maju dan berprestasi.
-
Mengapa Arema Malang didirikan? Tepatnya pada 11 Agustus 1987, Arema didirikan oleh beberapa orang yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin mengembangkan persepakbolaan Kota Malang menjadi lebih maju dan berprestasi.
-
Kenapa Widodo meminta manajemen Arema FC untuk bertanya kepada para pemain? Setelah memastikan semua pemain setuju, Widodo menerima tawaran menjadi pelatih kepala klub sepak bola kebanggaan warga Malang Raya itu.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
127 Korban Meninggal Dunia
Stadion Kanjuruhan Malang menjadi saksi atas kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam. Ribuan supporter berhamburan memasuki area pertandingan hingga mengejar para pemain.
Flare sempat ditembakkan para supporter ke berbagai penjuru. Petugas di lapangan pun merasa kewalahan atas anarki para supporter.
Akibat kerusuhan ini dikabarkan 127 orang meninggal dunia dan lainnya luka-luka. Para korban dilarikan ke rumah sakit terdekat.
©2022 AFP
"Imbas kerusuhan yang terjadi di laga Arema vs Persebaya, total 127 orang meninggal dunia," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dikutip Minggu (2/10).
Para korban dari suporter dievakuasi menggunakan truk Brimob ke rumah sakit terdekat.
Dua Korban Tewas Anggota Polri
Dari 127 korban tewas, di antaranya merupakan anggota Polri. Diungkap, dua anggota polisi menjadi korban atas tragedi yang terjadi pada Sabtu malam tersebut.
©ANTARA/HO-Polda Jatim
"Dua korban tewas merupakan anggota Polri," demikian ujar Nico.
Dua anggota polisi yang meninggal ialah Bripka Andik dan Briptu Fajar Yoyok.
34 Nyawa Melayang di Stadion
Lebih lanjut Nico menambahkan, sejumlah 34 orang diketahui meregang nyawa di Stadion Kanjuruhan. Sementara itu, sisanya meninggal dunia di rumah sakit pada saat mendapat tindakan medis.
Nico turut mengungkap, sejumlah 13 kendaraan dinyatakan rusak akibat kerusuhan. Di antaranya, 10 mobil tersebut yakni milik Polri yang digunakan untuk berdinas.
"Yang meninggal di stadion ada 34 kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat upaya proses penolongan. Lalu ada 13 mobil yang rusak, 10 di antaranya mobil dinas milik Polri," ungkapnya.
Arema vs Persebaya Berakhir Ricuh
Sebelumnya, kabar duka bagi dunia sepak bola tanah air. Pertandingan Persebaya vs Arema yang berakhir rusuh menyisakan korban.
Hal tersebut terjadi usai para supporter Aremania kedapatan beraksi hingga menyebabkan sejumlah fasilitas stadion mengalami kerusakan. Saat beraksi, ribuan supporter nampak melempar flare ke berbagai penjuru.
©2022 AFP
Supporter yang berusaha masuk ke dalam lapangan pun sempat dihalau petugas keamanan gabungan dari Polri dan TNI.
Kendati sempat dihalau, namun petugas gabungan disebut kewalahan menghadapi aksi ribuan supporter Aremania yang terus merangsak masuk.
Petugas Gunakan Gas Air Mata
Kewalahan, petugas akhirnya terpaksa menembakkan gas air mata. Namun, petugas keamanan sebenarnya tak menginginkan penggunaan gas air mata untuk meredakan situasi. Namun Nico mengungkap, ada alasan tersendiri bagi petugas keamanan untuk menggunakannya.
Disebut, aksi nekat ribuan supporter yang mulai anarkis membuat petugas terpaksa mengeluarkan gas air mata.
Bahkan disebut, para supporter justru sempat melakukan perlawanan kepada petugas hingga pengrusakan kendaraan di lokasi.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," ujarnya.
Hal ini berseberangan dengan aturan FIFA yang tercantum pada FIFA stadium safety and security regulation. Poin 19 b menerangkan, gas air mata tidak diperkenankan untuk sekadar dibawa hingga digunakan saat laga berlangsung.