Bangkit di Tengah Pandemi Lewat Karya Kerajinan Tangan Makrame
Cerita bangkit di tengah pandemi wirausahawan
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun, tak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat. Pandemi secara nyata juga turut mengganggu aktivitas perekonomian Nasional.
Sektor ekonomi menjadi salah satu sektor paling terdampak selama pandemi. Keputusan pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga PPKM berdampak luas pada proses produksi, distribusi dan operasional yang akhirnya mengganggu kinerja perekonomian.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
Akibatnya, angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia pun sempat meningkat. Sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan pada Maret 2020, gelombang PHK mulai terjadi di berbagai daerah.
Hal itu juga yang dialami oleh seorang karyawati bernama Ayundita Dyah. Terkena imbas PHK dari tempatnya bekerja, ia justru berhasil membalikkan keadaan lewat kegiatan wirausaha.
Ayun, demikian sapaan akrabnya, berhasil bertahan di tengah pandemi dengan memanfaatkan keterampilannya membuat kerajinan tangan Makrame. Kepada Merdeka.com, Ayun pun menceritakan awal mula dirinya memulai bisnis kerajinan tangan tersebut.
"Awalnya coba bikin karena lihat tutorial, terus posting di Instagram eh banyak yang minat. Terus dari situ lah coba terima orderan dikit-dikit buat (penghasilan) tambahan," kata Ayun kepada merdeka.com
Foto: Istimewa ©2021 Merdeka.com
Tak lama setelah memulai bisnis Makrame sebagai sampingan, tak disangka dirinya menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dari situ lah, bisnisnya justru mulai berkembang.
"Awal jualan sampingan November 2019, berjalan sampai 6 bulanan akhirnya pandemi terus kena PHK. Jadi mau enggak mau saya harus survive lewat jualan makrame ya sampai sekarang ini," ungkapnya.
Sejak di PHK, Ayun mengatakan dirinya harus memutar otak agar bisa bertahan di tengah pandemi. Ia pun mulai berusaha fokus menjalankan bisnisnya dan mengubah strategi marketing untuk menarik pembeli. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial dan berbagai marketplace yang ada, Ayun mulai gencar mempromosikan produk-produknya.
"Iya, karena sudah jadi penghasilan pokok jadi mau enggak mau ya harus makin giat jualannya. Sering kasih promo atau semacam give away gitu," kata Ayun.
Foto: Istimewa ©2021 Merdeka.com
Lebih dari satu tahun berlalu, bisnis kerajinan Makrame ini rupanya berhasil 'menyelamatkannya' dari dampak pandemi.
Berawal dari skala kecil dan hanya dijual di sekitaran wilayah Banjarnegara, kini produk Makrame dengan brand @buatantanganayun ini rupanya tak hanya diminati oleh masyarakat dalam negeri.
Terbukti, dirinya sudah beberapa kali menerima pesanan untuk dikirim ke berbagai daerah di Amerika Serikat seperti Fargo, Chaska hingga Chicago.
Ke depannya, gadis berusia 25 tahun itu berharap, dirinya bisa semakin mengembangkan bisnisnya agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk orang lain.
(mdk/khu)