Jenderal TNI Andika Ungkap Ada Istri Anggota Ditolak RS, Singgung Soal Nyawa Manusia
Jenderal TNI Andika begitu terkejut mengetahui hal tersebut, hingga menyinggung soal nyawa manusia.
Wabah Covid-19 masih mengkhawatirkan. Jumlah pasien positif kian bertambah di Tanah Air. Berbagai kisah mewarnai masa pandemi ini. Salah satunya dari seorang ibu hamil yang tidak disangka merupakan istri anggota TNI.
Awalnya dinyatakan sebagai PDP, dia ditolak sekian kali oleh rumah sakit. Meski air ketuban telah keluar dan terjadi pembukaan.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Bagaimana TNI AD menyarankan untuk memastikan kondisi kesehatan? TNI AD mengatakan bahwa pemeriksaan rutin perlu dilakukan. Bukan tanpa alasan yang tak jelas. Pemeriksaan rutin dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan tubuh kalian. Apakah sehat ataupun ada masalah yang perlu ditangani.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Apa saja tips jitu yang diberikan TNI AD? Adapun tips agar tubuh kita tetap mau bekerja dengan aman adalah sebagai berikut: a. Berat dan Tinggi Badan Tips jitu pertama adalah memperhatikan berat dan tinggi badan. Tahukah kalian, berat dan tinggi badan mampu membantu kalian dalam mendeteksi dini kondisi badan. Khususnya terkait kekurangan gizi dan kelebihan berat badan. b. Rutin Cek Tekanan Darah Tips jitu kedua yaitu rutin cek tekanan darah. Sebagaimana diketahui, cek tekanan darah menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan setiap orang. Terlebih diketahui apabila kondisi tekanan darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, mampu menyebabkan masalah dalam kesehatan. c. Fungsi Paru Tips jitu ketiga adalah memperhatikan fungsi paru. Untuk diketahui, frekuensi pernapasan normal yaitu antara 12-20 kali per menit. Apabila kalian memperoleh frekuensi pernapasan normal seperti itu, maka kesehatan paru-paru kalian menunjukkan kondisi yang sehat. d. Gula Darah (Diabetes) e. Kolesterol
-
Bagaimana peran TNI AD dalam normalisasi Sungai Deli? Alhamdulillah rencana kami untuk menormalisasi Sungai Deli sepanjang 32 km mendapat dukungan penuh dari Bapak KSAD dengan memerintahkan personel TNI AD untuk terlibat langsung dalam kegiatan, " kata Bobby Selasa (12/9). Tak hanya tenaga, pihak TNI AD, kata Bobby, juga akan membantu meminjamkan alat-alat berat yang dimiliki "Kami juga akan dibantu dengan menggunakan peralatan yang dimiliki TNI AD," lanjut Bobby.
Jenderal TNI Andika begitu terkejut mengetahui hal tersebut, hingga menyinggung soal nyawa manusia. Dilansir dari channel Youtube, TNI AD, simak informasinya berikut ini.
Jenderal Andika Tidak Menyangka, Istri Anggota TNI
Teleconference Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa bersama RSPAD Gatot Subroto kala itu menyinggung terkait ibu hamil yang mengalami pembukaan. Kondisinya telah dinyatakan positif Covid-19.
Terjadi percakapan antara Jenderal Andika bersama dr. Yenny Purnama, dokter spesialis anak RSPAD. Tidak disangka, Andika tercengang bahwa keluarga anggota TNI yang positif mengalami penolakan di beberapa rumah sakit dengan kondisi sudah pecah ketuban.
"Coba laporkan bayi yang lahir dari ibu yang pasien PDP kemarin," ujar Jenderal Andika.
"Dari Swab yang pertama hasilnya negatif. Swab yang kedua belum ada hasil, mungkin siang ini atau besok pagi. Andai dua kali swab bagus, bisa kita pulangkan," jawab dokter Yenny.
"Kendalanya adalah, pasien ini akan dirawat oleh ayahnya. Sedangkan ayahnya sedang kita lakukan swab ulang. Karena dikhawatirkan kontak erat dengan ibunya," kata Yenny.
"Jadi yang ini itu tentara to?" papar Andika.
Jenderal Andika: Kalau Terlambat akan Meninggal
Dalam rapat tersebut, Kasad Jenderal Andika Perkasa menyampaikan informasi yang diterima. Pasien hamil sempat ditolak di beberapa rumah sakit dan akhirnya baru diterima saat ke RSPAD Gatot Soebroto.
"Saya dapat info soalnya. Jadi, si ibu istri Pratu ini rupanya sudah ke satu atau dua rumah sakit sebelum ke RSPAD tetapi ditolak. Ditolak, nah kemudian akhirnya minta tolong benar di RSPAD itu. Di RSPAD kemudian diterima, sehingga sampai melahirkan. Dan itu sudah pecah ketuban, sehingga kalau terlambat itu pasti akan meninggal," ungkap Kasad Jenderal Andika Perkasa saat di dalam rapat dengan pihak RSPAD Gatot Soebroto.
Hasil Rapid Test dan Swab Positif
Kisah haru penuh drama ini dibawa dalam rapat. Saat Andika menanyakan kebenaran informasi terkait kondisi pasien saat masuk RSPAD. dr. Yenny membenarkan kondisi pasien sudah mengalami pecah ketuban dan segera ditangani di UGD.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Menurut informasi, demikian bapak. Jadi, lahir di UGD, sempat pecah ketuban. Kemudian, rapid test nya positif. Kemudian, kita lakukan swab di RSPAD dan dinyatakan positif (Covid-19)," papar dr. Yenny.
Penerimaan Pasien Ibu Hamil
RSPAD Gatot Soebroto menerima pasien ibu hamil yang hendak melahirkan pada Jumat (22/5). Dr. Nisa Fathoni, dokter spesialis kandungan dan kebidanan mengaku, bahwa pasien sudha mengalami mulas teratur dan tanda pembukaan.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Dan dari pemeriksaan kami, sudah dalam proses persalinan pembukaan empat. Kemudian, dari ketuban sudah mulai keluar dan akhirnya observasi berikutnya pasien di pembukaan enam. Di kurang lebih jam 8.15 WIB, kami monitor bahwa pasien pembukaan sudah lengkap. Sehingga, pertolongan persalinan sudah mulai kami lakukan" ujar dr. Nisa.
Takut dengan Kondisi Kandungan
Istri dari seorang Pratu TNI ini tentu saja merasa begitu cemas dan takut. Terlebih pada kondisi bayi dalam kandungan. Sebelumnya, pasien bernama Dyah Setyaningrum ini berstatus sebagai PDP. Semakin khawatir semenjak rapid test lagi, hasilnya positif Covid-19.
"Saya takut, takut saya. Jadi, saya takut seperti apa ya, kalau misalkan kandungan saya bagaimana. Anak saya yang berada di kandungan seperti apa nanti," kata Dyah.
Pasien Khawatir dengan Keluarga
Rasa khawatir yang timbul bukan hanya pada bayi yang akan lahir. Melainkan juga pada kondisi anak pertama, serta suaminya, Pratu Didi Prasetyo Nugroho. Seorang anggota Sekolah Tinggi Hukum Militer Ditkumad.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Terus, (kondisi) anak saya nomor satu, suami saya, semuanya," sambungnya.
Takut Dikucilkan
Rasa takut yang semakin memuncak, bukan hanya mengenai keadaan keluarga. Wanita berhijab ini khawatir akan dikucilkan oleh tetangga sekitar, lantaran status PDP yang mendera telah menjadi positif Covid-19.
"Saya takut juga dikucilkan. Lebih takut lagi, saya nanti harus ke mana, saya harus lahiran di mana," ungkap Dyah tak kuasa menahan kesedihannya.
Tantangan Bagi Tim Medis
Usai dilakukan serangkaian tes, pasien Covid-19 ini menjadi tantangan besar bagi tim medis yang membantu proses persalinan. Apalagi selama proses persalinan, banyak ditemukan cairan tubuh dari istri prajurit TNI ini.
"Tantangan yang kami temui adalah karena bagaimana pun pada proses persalinan, akan ada paparan dari cairan tubuh dari pasien baik itu darah maupun ketuban dan juga paparan dari aerosol, yaitu percikan dari droplet atau cairan dari mulut pasien. Di mana cairan tubuh dan droplet ini adalah salah satu sumber penularan yang sangat krusial," papar dr. Nisa Fathoni.
Prosedur yang Diambil Tim Medis
Mengetahui bahwa pasien telah positif Covid-19, tim medis harus melaksanakan dan menaati aturan sesuai prosedur. Baik dari pakaian perlindungan diri, ruangan, serta tata laksana berikutnya.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Sehingga, kita harus melindungi diri dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat. Dan juga untuk ruangan yang digunakan yaitu ruangan dengan tekanan negatif dan juga prosedur isolasi pasien untuk tata laksana selanjutnya," tambah Nisa.
Dua Tim Medis
Selain prosedur tadi, tim medis RSPAD Gatot Soebroto juga mengupayakan penanganan lain. Sejak mendengar ada bayi akan lahir dari ibu positif Covid-19, dr. Yenny langsung membentuk dua tim, yakni tim penjemputan dan tim perawatan.
"Tim yang menjemput pun, tim yang sudah terlatih dan menggunakan APD level 3. Ketika menjemput, kita menggunakan inkubator. Harapan kita, inkubator tersebut sudah steril. Sehingga, bayi tidak akan menularkan (Covid-19) ke orang lain," kata dr. Yenny.
Pratu Didi Prasetyo Nugroho Positif Covid-19
Sesuai dengan kebijakan dan protokol. Pratu Didi Prasetyo selaku ayah dari bayi harus melakukan tes swab dan rapid Covid-19. Teruatam sering kontak erat dengan sang istri.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Tes rapid dan swab di kami (RSPAD Gatot Soebroto), pada tanggal 24 April 2020 yang hasilnya bapaknya pun positif," jelas Titin Nurmaningsih, kepala ruang bayi RSPAD Gatot Soebroto.
Dirawat Satu Kamar dengan Sang Istri
Pratu Didi juga dinyatakan positif Covid-19, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk menggabungkan ruangan mereka.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Kebijakan dari pimpinan kami juga, saat itu ibu dan bapak bayi dijadikan satu ruangan saat perawatannya," tambah Titin.
Karantina dan Monitor Perkembangan Covid-19
Selanjutnya Pratu Didi dikarantina di di Paviliun Soehardo, RSPAD Gatot Soebroto. Dirinya sudah melakukan tes swab sekitar 4 kali guna memastikan kondisi bila ingin mendekati bayi.
"Hasil saya juga reaktif, kemudian saya diisolasi di IGD sambil menunggu administrasi. Kemudian selesai itu saya dibawa ke Paviliun Soehardo. Diswab sudah sampat empat kali. Pertama, hasilnya masih positif, swab kedua negatif, swab ketiga masih positif semua," ungkap Didi.
Bayi Lahir Bugar dan Sehat
Dokter Yenny menjelaskan, bayi tersebut lahir dengan kondisi bugar dan sehat. Karena lahir dari ibu yang terinfeksi Covid-19, maka pihak medis menganggapnya sebagai bayi yang kontak sangat erat, dan harus dilakuakn swab.
"Sehingga bayi tersebut kita rencanakan swab dua kali, 24 jam dan 48 jam. Swab pertama dan kedua, 24 jam dan 48 jam ternyata negatif. Dan diputuskan bahwasanya bayi ini tidak tertular," ujar dr. Yenny Purnama.
Kuasa Allah SWT
Mengetahui keadaan anak pertama serta buah hati keduanya tidak terpapar Covid-19, Dyah begitu lega. Dia menganggap ini semua sebagai kuasa Allah SWT.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Mereka semua negatif. Anak saya yang pertama selama ini kan tidur sama saya, saya enggak menyangka juga kalau dia negatif. Anak saya yang saya kandung selama 9 bulan kayak gitu, dia juga negatif. Jadi, saya enggak menyangka saja. Ini keajaiban lah," tutup pasien Covid-19 usai melahirkan tersebut.