Kisah Dramatis Istri Prajurit TNI Mau Melahirkan, Positif Corona Ditolak Rumah Sakit
Akan melahirkan, istri prajurit TNI ini sempat ditolak berkali-kali oleh rumah sakit.
Pandemi corona masih menghantui masyarakat Indonesia. Meski angka pasien sembuh secara signifikan meningkat, namun kasus Covid-19 di Indonesia belum berhenti. Beragam kisah dan cerita mewarnai pandemi corona ini. Salah satunya kisah dramatis seorang istri prajurit saat hendak melahirkan.
Sang istri yang awalnya dinyatakan sebagai PDP corona ini, sempat ditolak beberapa kali di rumah sakit. Padahal, saat itu air ketuban mulai keluar dan sudah terjadi pembukaan. Melansir dari akun Youtube, TNI AD, Minggu (17/5/2020), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Menerima Pasien Ibu Hamil
Pada tanggal 22 April 2020, RSPAD Gatot Soebroto menerima pasien ibu hamil yang hendak melahirkan. Dr. Nisa Fathoni, dokter spesialis kandungan dan kebidanan mengatakan, saat itu kondisi pasien sudah mengalami mulas teratur.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Dan dari pemeriksaan kami, sudah dalam proses persalinan pembukaan 4. Kemudian, dari ketuban sudah mulai keluar dan akhirnya observasi berikutnya pasien di pembukaan 6. Di kurang lebih jam 8.15 WIB, kami monitor bahwa pasien pembukaan sudah lengkap. Sehingga, pertolongan persalinan sudah mulai kami lakukan" ungkap dr. Nisa Fathoni, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, RSPAD Gatot Soebroto.
Pasien Takut dengan Kondisi Kandungannya
Perasaan takut dan cemas rupanya dirasakan oleh pasien. Terlebih pada kondisi bayi yang masih berada di dalam kandungannya. Dikatakan sebelumnya, pasien sebelumnya merupakan seorang PDP Covid-19.
"Saya takut, takut saya. Jadi, saya takut seperti apa ya, kalau misalkan kandungan saya bagaimana. Anak saya yang berada di kandungan seperti apa nanti," papar pasien yang bernama Dyah Setyaningrum
Cemas dengan Kondisi Keluarga
Istri prajurit TNI ini juga mencemaskan kondisi anaknya nomor satu. Tak hanya itu, pasien juga mencemaskan kondisi sang suami.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Terus, (kondisi) anak saya nomor satu, suami saya, semuanya," sambungnya.
Takut Dikucilkan
Ketakutan tidak hanya mengenai kondisi keluarganya saja. Wanita berhijab ini juga mengaku takut dikucilkan oleh masyarakat. Hal ini lantaran status PDP yang menderanya berubah menjadi pasien positif Covid-19.
"Saya takut juga dikucilkan. Lebih takut lagi, saya nanti harus ke mana, saya harus lahiran di mana," ungkap Dyah tak kuasa menahan kesedihannya.
Hasil Rapid Test dan Swab Positif
Kisah dramatis ini ternyata dibawa ke dalam rapat yang dipimpin langsung oleh Kasad Jenderal Andika Perkasa. Saat Kasad Jenderal Andika Perkasa menanyakan kebenaran informasi terkait kondisi pasien saat masuk RSPAD, dr. Yenny Purnama, dokter spesialis anak RSPAD Gatot Soebroto membenarkan kondisi pasien sudah mengalami pecah ketuban.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Menurut informasi, demikian bapak. Jadi, lahir di UGD, sempat pecah ketuban. Kemudian, rapid test nya positif. Kemudian, kita lakukan swab di RSPAD dan dinyatakan positif (Covid-19)," papar dr. Yenny Purnama, dokter spesialis anak RSPAD Gatot Soebroto.
Sempat Ditolak Beberapa Rumah Sakit
Dalam rapat tersebut, Kasad Jenderal Andika Perkasa juga mengutarakan informasi yang diterimanya. Dikatakan, pasien sempat ditolak di beberapa rumah sakit hingga akhirnya diterima di RSPAD Gatot Soebroto.
"Saya dapat info soalnya. Jadi, si ibu istri Pratu ini rupanya sudah ke satu atau dua rumah sakit sebelum ke RSPAD tetapi di tolak. Ditolak, nah kemudian akhirnya minta tolong benar di RSPAD itu. Di RSPAD kemudian diterima, sehingga sampai melahirkan. Dan itu sudah pecah ketuban, sehingga kalau terlambat itu pasti akan meninggal," ungkap Kasad Jenderal Andika Perkasa saat di dalam rapat dengan pihak RSPAD Gatot Soebroto.
Tantangan Bagi Tim Medis
Usai dilakukan serangkaian tes, pasien yang awalnya sebagai PDP, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Ini menjadi tantangan besar bagi tim medis yang membantu proses persalinan istri prajurit TNI ini. Apalagi selama proses persalinan, akan banyak ditemukan cairan tubuh pasien.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Tantangan yang kami temui adalah karena bagaimana pun pada proses persalinan, akan ada paparan dari cairan tubuh dari pasien baik itu darah maupun ketuban dan juga paparan dari aerosol, yaitu percikan dari droplet atau cairan dari mulut pasien. Di mana cairan tubuh dan droplet ini adalah salah satu sumber penularan yang sangat krusial," ungkap dr. Nisa Fathoni.
Prosedur yang Diambil Tim Medis
Mengetahui pasien positif Covid-19, tim medis yang membantu proses persalinan harus melaksanakan dan menaati aturan sesuai prosedur. Mulai dari perlindungan diri, ruangan hingga tata laksana selanjutnya.
"Sehingga, kita harus melindungi diri dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat. Dan juga untuk ruangan yang digunakan yaitu ruangan dengan tekanan negatif dan juga prosedur isolasi pasien untuk tata laksana selanjutnya," sambungnya.
Membentuk Dua Tim Medis
Tidak hanya itu saja upaya penanganan yang dilakukan tim medis RSPAD Gatot Soebroto. Sejak mendengar akan ada bayi yang lahir dari ibu positif Covid-19, dr. Yenny Purnama langsung membentuk dua tim medis, yakni tim penjemputan dan tim perawatan.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Tim yang menjemput pun, tim yang sudah terlatih dan menggunakan APD level 3. Ketika menjemput, kita menggunakan inkubator. Harapan kita, inkubator tersebut sudah steril. Sehingga, bayi tidak akan menularkan (Covid-19) ke orang lain," jelas dr. Yenny Purnama.
Pratu Didi Prasetyo Nugroho Positif Covid-19
Sesuai dengan kebijakan pimpinan, bapak si bayi atau prajurit TNI tersebut harus melakukan tes swab. Tes swab dan rapid Covid-19 ini juga harus dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto.
"Tes rapid dan swab di kami (RSPAD Gatot Soebroto), pada tanggal 24 April 2020 yang hasilnya bapaknya pun positif," terang Titin Nurmaningsih, kepala ruang bayi RSPAD Gatot Soebroto.
Dirawat Satu Kamar dengan Sang Istri
Mengetahui pasangan suami istri ini sama-sama positif Covid-19, pihak rumah sakit memutuskan untuk menggabungkan ruangan mereka.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Kebijakan dari pimpinan kami juga, saat itu ibu dan bapak bayi dijadikan satu ruangan saat perawatannya," sambungnya.
Di Karantina dan Monitor Perkembangan Covid-19
Setelah dinyatakan positif, Pratu Didi Prasetyo Nugroho langsung di karantina di Paviliun Soehardo, RSPAD Gatot Soebroto. Selama di karantina, Pratu Didi mengatakan sudah melakukan tes swab sekitar 4 kali.
"Hasil saya juga reaktif, kemudian saya diisolasi di IGD sambil menunggu administrasi. Kemudian selesai itu saya dibawa ke Paviliun Soehardo. Diswab sudah sampat empat kali. Pertama, hasilnya masih positif, swab kedua negatif, swab ketiga masih positif semua," ungkap Pratu Didi Prasetyo Nugroho, anggota Sekolah Tinggi Hukum Militer DITKUMRO.
Bayi Ini Lahir Bugar dan Sehat
Lebih lanjut, dr. Yenny Purnama menjelaskan, bayi tersebut lahir dalam kondisi bugar dan sehat. Karena lahir dari ibu yang positif terinfeksi Covid-19, maka pihaknya menganggap si bayi sebagai bayi yang kontak sangat erat tinggi.
YouTube @TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Sehingga bayi tersebut kita rencanakan swab dua kali, 24 jam dan 48 jam. Swab pertama dan kedua, 24 jam dan 48 jam ternyata negatif. Dan diputuskan bahwasanya bayi ini tidak tertular," jelas dr. Yenny Purnama.
Kuasa Allah SWT
Mengetahui kedua anaknya tidak terpapar Covid-19, pasien menganggap ini semua sebagai kuasa Allah SWT.
"Mereka semua negatif. Anak saya yang pertama selama ini kan tidur sama saya, saya enggak menyangka juga kalau dia negatif. Anak saya yang saya kandung selama 9 bulan kayak gitu, dia juga negatif. Jadi, saya enggak menyangka saja. Ini keajaiban lah," ungkap pasien Covid-19 yang usai melahirkan tersebut.