Kisah Miris Kakek 90 Tahun, Bertahan Hidup Jadi Pemulung Cuma Dapat Rp2 Ribu/Hari
Di usia yang menginjak 90 tahun, kakek Maharudin harus memulung botol plastik untuk bertahan hidup.
Setiap orang tentu ingin menikmati masa tua dengan bersantai dan hidup berkecukupan. Tetapi ternyata hal ini tak bisa dirasakan oleh Kakek Maharudin.
Di usia yang menginjak 90 tahun, kakek Maharudin harus memulung botol plastik untuk bertahan hidup. Kakek Maharudin diketahui hidup seorang diri di rumahnya yang hampir rubuh.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa video Bima Yudho Saputro viral? Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral. Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat.
-
Kenapa makam R.W.H. Pitlo viral? Di sana ditemukan nisan makam kuno yang dijadikan trotoar dan dilintasi banyak orang. Padahal jirat makam itu milik tokoh penting Belanda yang bernilai sejarah.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Cemara Cipanglay sempat viral? Sebelumnya, Pantai Cemara Cipanglay sempat viral di media sosial, karena jadi salah satu pantai yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat umum.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
Berikut ulasan lengkapnya
Pemulung Berusia 90 Tahun Hidup Seorang Diri
Dilansir dari kitabisa.com, terdapat kisah miris dari seorang kakek bernama Maharudin. Kakek Maharudin kini telah berusia 90 tahun dan hidup seorang diri.
"Kakek tinggal seorang diri di sebuah gubuk kecil nan reot, di Dusun Tambun, Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah," dikutip dari kitabisa.com.
Kondisi Fisik Telah Melemah
Instagram @rumah yatim/Kitabisa.com
Di usia senja, kondisi fisik kakek Maharudin telah melemah. Bahkan jika ingin berjalan, kakek Maharudin harus ditopang dengan tongkat kayu.
"Kondisi fisiknya telah melemah, pendengarannya sudah kurang jelas, dan ketika berjalan harus ditopang dengan tongkat kayu. Kondisi Kakek Maharudin sungguh memprihatinkan," dikutip dari @kitabisa.com.
Mulung Botol Plastik untuk Bertahan Hidup
Untuk bertahan hidup, sehari-hari kakek Maharudin memulung botol-botol plastik. Penghasilannya pun tak menentu.
"Kebutuhan sehari-harinya hanya dari hasil mulung botol plastik, penghasilannya gak tentu, ditambah tidak ada keluarga, tidak ada saudara, jadi cuma hidup sendiri," ujar Huda, salah seorang relawan Rumah Yatim yang datang berkunjung ke rumah Kakek Maharudin.
Cuma Dapat Rp2 Ribu Per Hari
Melansir dari akun Instagram @rumahyatim, diketahui kakek Maharudin kerap mendapat uang Rp2 ribu per hari. Tentu saja penghasilan kakek Maharudin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Hidup mengandalkan boto demi botol yang ia ambil tiap harinya, namun dengan 2 rb rupiah/hari bagaimana ia bisa hidup?" tulis @rumahyatim.
Rumah Yatim Buka Donasi
Melihat kondisi kakek Maharudin yang begitu memprihatinkan, Rumah Yatim pun membuka donasi dengan tujuan membantu meringankan beban hidupnya. Rumah Yatim membuka donasi melalui link kitabisa.com/campaign/pedulilansiadhuafa.