Mengagumkan, Atap Rumah Ini Jadi Kebun Cabai, Ini Potretnya Indah & Hasilkan Cuan
Lahan sempit di tengah kota bukan menjadi suatu halangan bagi Daliman, warga Gemblakan Atas, Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta untuk berkarya.
Lahan sempit di tengah kota bukan menjadi suatu halangan bagi Daliman, warga Gemblakan Atas, Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta untuk berkarya. Di sela-sela kegiatannya, Daliman mencoba peruntungannya sebagai petani cabai.
Bukan di kebun atau lahan yang luas, Daliman justru lebih memanfaatkan area atap rumah sebagai media bercocok tanam. Hasilnya pun fantastis, cabai laku keras di pasaran dengan harga yang seringkali melonjak tajam.
-
Bagaimana cara menanam cabai hiyung? Cabai hiyung ditanam dengan menebarkan bibit pada mulsa dari rumput rawa.
-
Bagaimana cara menikmati Waduk Cacaban selain berenang? Wisatawan juga dapat melakukan berbagai aktivitas seperti piknik, memancing, atau bersepeda di sekitar waduk.
-
Bagaimana cara mengeringkan cabai untuk membuat bubuk cabai? Tempatkan semua cabai yang sudah dicuci sebelumnya ke dalam magicom atau rice cooker. Setel magicom ke mode warm, lalu tutup rapat dengan serbet dan biarkan selama 48 jam. Umumnya, pada hari kedua, cabai akan mengalami pengeringan.
-
Bagaimana cara tabebuya mekar? Bunga tabebuya idealnya mekar setiap dua kali setahun. Biasanya bunga itu mekar pada bulan Maret dan Oktober. Namun pada tahun 2023, bunga tabebuya di Magelang mekar tiga kali setahun.
-
Apa kelemahan cabai? Cabai memiliki kelemahan yaitu masa simpan yang pendek. Pada suhu ruangan, cabai hanya dapat bertahan sekitar 2 hari, sedangkan dalam kulkas hanya sampai 6 hari.
-
Bagaimana cara melepas tanduk kambing? Proses melepas tanduk kambing hampir sama seperti metode yang telah dijelaskan sebelumnya. Bedanya, setelah direbus, tanduk kambing akan dipotong memakai pisau dengan cara dipukul-pukul. Dengan demikian, kepala kambing akan terbebas dari bulu dan tanduk, sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.
Penasaran dengan cerita salah satu warga Yogyakarta yang inspiratif tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Tinggal di Perkotaan
Dilansir dari kanal YouTube CapCapung (28/2/2020), Daliman diketahui tinggal di kawasan perkotaan. Himpitan gedung-gedung hotel yang menjulang tinggi menjadikan area kediamannya cukup sempit. Jalanan depan rumah pun kadang hanya bisa dilalui pejalan kaki.
YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Memang di pusat kota atau di sekitaran Malioboro, sudah banyak full penduduk. Jadi jalan ini sudah termasuk ada yang 1 meter, ada yang setengah meter, cukup untuk kita jalan saja. Tapi tidak menjadi halangan kita untuk bercocok tanam di pekarangan rumah yang sangat sempit," ujarnya.
Tanam Cabai di Atap Rumah
Namun, bukan suatu masalah yang besar jika ada kemauan dan kesungguhan hati untuk terus berkarya. Sempitnya area tempat tinggal justru mencetuskan ide baru.
Ia bercocok tanam cabai di atap rumah. Sinar matahari yang kadang terhalang gedung-gedung tinggi pun bisa mencapai tanamannya jika diletakkan di atap rumah.
YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Sudah ada contohnya, di samping rumah saya atau di atas dak rumah saya banyak terpapar tanaman cabe. Dan ada sinar matahari yang bisa full menyinari dan bisa menjadikan tanaman itu tadi tumbuh segar," ungkapnya.
Tanaman Cabai Sering Panen
Bukan tanpa alasan Daliman memilih tanaman cabai. Masa panen dan tumbuh kembang dari tanaman cabai merupakan alasan utama.
Tanaman cabai yang bisa dipanen setiap tiga bulan dirasa cukup menghasilkan pundi-pundi rupiah baginya. Ditambah, tanaman cabai masih bisa dipanen selama lebih dari dua tahun meski telah berkali-kali dipetik.
YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Kenapa saya memilih cabai? Soalnya kita panennya berlanjut, jadi misalnya sawi tak potong habis, kita harus menanam lagi tiga bulan baru dapat hasilnya kalau cabai tidak, kita tiga bulan sudah mulai memanen dan terus bisa sampai dua tahun," jelasnya.
Laku Keras
Hasil panen cabai yang ditanam di atap rumahnya bahkan bisa terbilang laku keras. Pemasaran hasil cabai miliknya pun bukan menjadi sesuatu kendala yang terlalu dipikirkan Daliman.
YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Kalau panen cabe ini saya ekspor ke Kabupaten Bantul. Jadi ada saudara yang jualan di Bantul itu menjual sayur-sayuran, jadi saya titipkan ke saudara. Alhamdulillah laku keras. Jadi untuk pemasaran cabai tidak masalah, jadi terbuka luas untuk cabai," paparnya.
Ajak Bercocok Tanam
Di sisi lain, Daliman melihat ada peluang yang mesti ditangkap oleh para generasi muda. Kurangnya partisipasi anak-anak muda untuk bercocok tanam membuatnya cukup gelisah. Ia pun berpesan bagi generasi muda agar mau bercocok tanam dan memiliki pendapatan sendiri.
YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Saran saya, mohon untuk anak-anak muda marilah. Siapa lagi kalau bukan kita yang bercocok tanam? Dimana pun kita bisa bercocok tanam, mari anak muda jangan cuma nongkrong-nongkrong saja. Mari kita olah tanah kita ya walaupun cuma di media kecil kita kasih bibit tumbuh, bisa membuat kita bersenang hati. Untuk itu, mari kita anak muda kita harus giat bertani," imbuhnya.