Penyakit Rubella Adalah Infeksi Virus Pada Kulit, Ketahui Gejala Hingga Pencegahannya
Salah satu masalah kesehatan pada kulit adalah penyakit rubella. Penyakit ini dapat dengan mudah ditularkan melalui percikan air liur yang dihasilkan oleh penderita.
Gangguan kesehatan pada kulit jelas dapat menyebabkan rasa yang tidak nyaman hingga terganggunya aktivitas sehari-hari. Salah satu masalah kesehatan pada kulit tersebut adalah penyakit rubella.
Penyakit rubella dapat dengan mudah ditularkan melalui droplets atau percikan air liur yang dihasilkan oleh penderita penyakit rubella. Lalu bagaimana gejala yang ditunjukkan oleh penderitanya? Simak ulasan yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.
-
Mengapa penyakit Japanese Encephalitis disebut berbahaya? Penyakit ini bisa menyebabkan radang otak yang berakibat fatal, bahkan kematian.
-
Bagaimana virus rotavirus menyerang tubuh anak? Virus ini menyerang sel-sel usus, menyebabkan peradangan dan gangguan penyerapan cairan, yang berujung pada diare akut, muntah, dan demam.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Kapan gejala virus Nipah biasanya muncul? Ciri-ciri atau gejala infeksi biasanya muncul dalam 4-14 hari setelah terpapar virus.
-
Bagaimana cara mencegah Rotavirus? Melakukan vaksin rotavirus, sebab vaksin ini bisa mencegah sekitar 75 persen infeksi rotavirus. Ada dua jenis vaksin rotavirus yang biasa digunakan, yakni RotaTeq dan Rotarix.
-
Di mana virus Nipah ditemukan pada kelelawar? Seiring dengan itu, dalam beberapa kasus, feses dan air liur kelelawar juga dapat mengandung virus yang dapat menyebabkan infeksi jika terpapar oleh manusia.
Penyakit Rubella
Liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Penyakit rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rubella. Sama halnya dengan campak, penyakit rubella ini cenderung menyerang anak-anak. Seseorang dapat tertular penyakit rubella apabila menyentuh mulut, hidung, mata, ataupun berinteraksi dengan cairan yang dihasilkan oleh penderita.
Selain itu, ibu hamil juga memiliki risiko untuk tertular penyakit rubella. Apabila seorang ibu hamil menderita penyakit ini maka dapat berakibat fatal sebab kecacatan janin menjadi salah satu dampaknya.
Janin yang dikandung pada penderita penyakit rubella akan berpotensi mengalami Congenital Rubella Syndrome. Penyakit ini adalah kecacatan pada bayi dengan menunjukkan penyakit jantung bawaan, katarak, gangguan pendengaran, gangguan hati serta sumsum tulang belakang.
Dilansir dari Halodoc, berikut beberapa gejala yang muncul pada penderita penyakit rubella.
1. Demam
©2018 Liputan6.com
Penyakit rubella dapat ditandai dengan gejalanya yang khas. Salah satu gejalanya yang khas yakni demam. Meskipun demikian, demam yang dialami oleh penderita penyakit rubella ini masih cukup aman dan tidak berbahaya.
Penderita penyakit rubella biasanya akan mengalami demam ringan yakni pada kisaran 37 hingga 37,8 derajat celcius. Demam ini dapat terjadi dalam kurun waktu 1 hingga 2 hari.
2. Pembengkakan Kelenjar Limpa
Liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Gejala selanjutnya yang ditampakkan oleh penderita penyakit rubella adalah adanya pembengkakan kelenjar limpa. Pada dasarnya, kelenjar limpa ini berada di leher dan ketiak pada setiap tubuh manusia.
Namun, gejala rubella ini pada umumnya menampakkan pembengkakan pada leher. Belakang atau di belakang telinga.
3. Sakit Kepala
Liputan6.com/iStock ©2020 Merdeka.com
Penyakit rubella juga dapat menyebabkan sakit kepala. Biasanya, gejala ini akan timbul bersamaan dengan demam yang disertai dengan pembengkakan kelenjar limpa di bagian leher atau belakang telinga.
Gejala penyakit rubella ini hampir mirip dengan flu biasa dan campak yakni dengan munculnya gangguan sinusitis. Gangguan sinusitis adalah gangguan yang terjadi pada saluran pernapasan dengan adanya inflamasi atau peradangan pada dinding sinus.
4. Hidung Tersumbat dan Pilek
©©2012 Shutterstock
Selain sakit kepala, penyakit rubella juga dapat menimbulkan hidung tersumbat dan pilek. Sebab, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyakit rubella juga dapat menyebabkan gangguan pada dinding sinus.
Apabila penderita penyakit rubella telah menunjukkan gejala ini, maka hal ini patut diwaspadai. Selalu terapkan etika bersin dengan menutup hidung menggunakan tisu agar virus rubella tidak mudah menyebar dengan cepat.
5. Berkurangnya Nafsu Makan
©www.sheknows.com
Berkurangnya nafsu makan adalah salah satu gejala dari penyakit rubella. Sebab, beberapa gejala sebelumnya seperti demam, sakit kepala, dan gangguan sinusitis jelas akan mempengaruhi kondisi dan sistem kekebalan tubuh.
Kendati demikian, tetap pastikan bahwa tubuh mendapatkan asupan dan nutrisi yang seimbang guna menangkal virus rubella yang merugikan.
6. Mata Merah
©iStock
Gejala penyakit rubella selanjutnya adalah mata merah. Mata merah ini tidak lain juga disebabkan oleh gejala-gejala lain seperti sinusitis dan demam.
Pada dasarnya, mata memerah juga merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang menjalankan fungsinya untuk menangkal virus rubella dengan semaksimal mungkin.
7. Ruam Bintik Kemerahan Pada Kulit
©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com
Penyakit rubella memiliki gejalanya yang khas yakni munculnya ruam bintik kemerahan pada kulit penderita. Ruam kemerahan ini dapat terjadi di kulit wajah, tangan, hingga kaki.
Pada umumnya, ruam kemerahan ini akan terasa sangat gatal dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 1 hingga 3 hari setelah penderita terpapar virus rubella.
8. Nyeri Sendi
boldsky.com
Penyakit rubella juga menampakkan gejala nyeri sendi dan otot. Pada dasarnya, gejala ini mengindikasikan bahwa sendi dan jaringan di sekitarnya tengah terjadi inflamasi atau peradangan.
Hal ini merupakan respon alamiah dari tubuh untuk melepaskan sel darah putih guna melawan berbagai patogen berbahaya seperti virus rubella yang dapat mengancam tubuh.
Cara Pengobatan dan Pencegahan
Liputan6.com/Chaideer Mahyuddin AFP ©2020 Merdeka.com
- Istirahat yang cukup yakni minimal selama 8 jam sehari.
- Mengonsumsi air hangat yang telah dicampur dengan madu dan lemon.
- Konsumsi obat yang telah diresepkan dokter.
- Hindari untuk menggaruk pada kulit yang terdapat ruam dan bintik kemerahan karena hal tersebut justru dapat meninggalkan bekas.
- Dapat menggunakan krim pengurang rasa gatal
- Gunakan aspirin rubella bagi penderita yang masih di bawah umur.
- Hindari kontak dengan orang lain yang memiliki penyakit rubella.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan secara rutin cuci tangan dan mandi hingga bersih.
- Melakukan imunisasi rubella MMR atau MR.