Penyebab Kebakaran Hutan, Dampak, dan Cara Menanggulanginya
Penyebab kebakaran hutan terjadi disebabkan oleh dua faktor utama, yakni faktor alami dan faktor ulah manusia yang tidak terkontrol. Faktor alami seperti pengaruh El-Nino, menyebabkan kemarau Panjang hingga tanaman jadi sangat kering. Hal ini menjadi bahan bakar potensial jika terkena percikan api yang berasal dari ba
Penyebab kebakaran hutan disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama faktor alami dan kedua faktor ulah manusia yang tidak terkontrol.
Faktor alami seperti pengaruh El-Nino, menyebabkan kemarau Panjang hingga tanaman jadi sangat kering. Hal ini menjadi bahan bakar potensial jika terkena percikan api yang berasal dari batu bara yang muncul di permukaan ataupun dari pembakaran lain yang tidak disengaja maupun disengaja.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Bagaimana cara petugas membakar pondok perambah hutan? Petugas melakukan penertiban setelah terjadinya kebakaran hutan di beberapa wilayah beberapa waktu lalu dengan luas kebakaran mencapai 50 hektar. Jadi kita menemukan pondok di sekitar lokasi kebakaran," kata Heru.
-
Dimana tragedi kebakaran hutan yang menewaskan pemadam kebakaran terjadi? Pada tanggal 2 Desember 1998, negara bagian Victoria di Australia dilanda kebakaran hutan yang mengerikan.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
Apabila lambat ditangani kebakaran dapat meluas sehingga menimbulkan kebakaran tajuk atau crown fire. Peristiwa kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 1997 – 1998 dan 2002 – 2005 menghasilkan asap yang juga dirasakan oleh masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Mengakibatkan terganggunya hubungan transportasi udara antar negara. Dikutip dari Widyaiswara Pusdiklat Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penyebab kebakaran hutan, dampak, dan cara menanggulanginya perlu Anda ketahui sebagai pengetahuan serta antisipasi, telah merdeka.com rangkum dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penyebab Kebakaran Hutan
1. Faktor Alami
Analisis terhadap arang dari tanah Kalimantan menunjukkan bahwa hutan telah terbakar secara berkala, dimulai setidaknya sejak 17.500 tahun lalu. Kebakaran besar kemungkinan terjadi secara alami selama periode iklim yang lebih kering dari iklim saat itu.
Catatan tertulis satu abad lalu dan sejarah lisan dari masyarakat yang tinggal di hutan membenarkan bahwa kebakaran hutan bukan hal yang baru bagi Indonesia. Schweithelm, J dan D. Glover, 1999.
Faktor alami lainnya, karena tersambar petir, aktivitas vulkasnis, dan ground firekarena kemarau terlalu panjang muncul panas dari lapisan dalam tanah.
2. Membakar Hutan untuk Pembukaan Lahan
Masyarakat dan beberapa bidang industri seringkali menggunakan api untuk membuka lahan baru, baik untuk pertanian maupun perkebunan. Membutuhkan biaya yang tinggi dalam persiapan lahan.
Akhirnya metode pembakaran hutan dilakukan karena murah dari segi biaya dan efektif dari segi waktu, serta hasil yang dicapai cukup memuaskan untuk pertanian.
3. Illegal Logging
Illegal logging atau pembakaran liar menghasilkan lahan-lahan kritis dengan tingkat rawan tinggi. Api yang tidak terkendali secara mudah merambat ke area hutan-hutan kritis tersebut.
Pembakaran liar sering meninggalkan sisa berupa daun, cabang, dan ranting kering yang semakin lama bertambah dan menumpuk di Kawasan hutan. Pada musim kemarau akan mengering dan berpotensi menyebabkan kebakaran hutan baru.
4. Perambahan Hutan
Penyebab kebakaran hutan selanjutnya, yakni perambahan hutan atau migrasi penduduk dalam Kawasan hutan. Tidak banyak disadari oleh banyak pihak.
Akibat kebutuhan hidup masyarakat yang meningkat, dan bertambahnya jumlah keluarga. Hal tersebut menuntut masyarakat untuk menambah luasan lahan garapan.
5. Kebutuhan Makanan Ternak
Kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan, sebagian besar memiliki ternak dan penggembalaan sebagai saah satu usaha sampingan memenuhi kebutuhan keluarga.
Kebutuhan HMT (Hijauan Makanan Ternak) dan area penggembalaan harus terpenuhi. Guna mendapatkan kualitas rumput yang bagus dan mempunyai tingkat palatabilitas tinggi, biasanya masyarakat membakar kawasan padang rumput yang sudah tidak produktif.
Setelah area padang rumput tadi terbakar, akan tumbuh rumput baru dengan kualitas yang lebih bagus dan kandungan gizinya tinggi. Namun tentunya rawan terhadap hutan di sekitarnya pula untuk ikut terbakar.
6. Rasa Kecewa Terhadap Sistem Pengelolaan Hutan
Berbagai konflik sosial acapkali muncul di tengah masyarakat Kawasan hutan. Salah satunya ada rasa tidak puas dan kecewa atas pengelolaan hutan, yang terkadang memicu untuk bertindak anarkis tanpa memperhitungkan kaidah konservasi maupun hokum yang ada.
7. Penyebab Lain
Penyebab kebakaran hutan lain, akibat ketidaksengajaan karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api.
Contohnya ketika berinteraksi dengan hutan, kebiasaan masyarakat mencari rotan sambil merokok. Secara tidak sadar membuang punting rokok dalam kawasan hutan yang memiliki potensi bahan bakar melimpah sehingga terjadi kebakaran.
Menurut seorang kepala suku di Pulau Rupat, Riau pernah ada kejadian kebakaran hutan akibat pantulan dari sampah botol kaca. Terik panas dan kemarau berbulan-bulan membantu proses kebakaran hutan terjadi.
Dampak Kebakaran Hutan
1. Dampak pada Keanekaragaman Hayati
Kebakaran dianggap sebagai ancaman potensial terhadap pembangunan berkelanjutan karena dampaknya langsung pada ekosistem, kontribusinya terhadap emisi karbon, dan dampak pada keanekaragaman hayati, oleh Tacconi, 2003.
Hutan yang terbakar akan sulit sipulihkan seperti sedia kala. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah erosi, dan tidak lagi kuat menahan banjir.
Pohon-pohon hutan hujan tropis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bias panen dan komunitasnya yang kompleks tidak mudah digantikan bila terlanjur rusak.
Luas hutan hujan tropis mengandung lebih dari 50 persen total jenis yang ada di seluruh dunia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa hutan hujan tropika merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati terpenting di dunia.
2. Kerugian Besar
Kerugian besar yang diderita akibat kebakaran hutan di Indonesia mengakibatkan degradasi hutan dan deforestasi menelan biaya sekitar 1.6 2.7 milyar US dollar dan biaya akibat pencemaran kabut sekitar 674 799 US dollar.
Kerugian akibat kebakaran tersebut kemungkinan jauh lebih besar lagi karena perkiraan dampak ekonomi bagi kegiatan bisnis di Indonesia.
Tidak hanya dari segi uang, namun juga kerugian dari segi lain, seperti kesehatan, transportasi, kayu, kematian pohon, bangunan, kebun, biaya pengendalian, dan sebagainya.
Cara Menanggulangi Kebakaran Hutan
Pendidikan sejak dini terhadap masyarakat kawasan hutan mengenai cara mencegah kebakaran hutan dan hal-hal tindakan segera ketika ada kebakaran hutan. Melakukan reboisasi atau penghijauan kembali.
Selalu bersiap siaga menjaga hutan miliki kita bersama, guna mengurangi dampak terjadinya kebakaran hutan. Selain merugikan negara sendiri, juga merugikan negara lain yang berimbas terhadap bisnis dan kerja sama.
Saling menjaga demi meminimalisir kerusakan alam. Membuang kebiasaan buruk terhadap kelalaian penggunaan api dalam hutan. Selalu tanam tumbuhan dan pohon sebagai tabungan masa depan.