Peran Orangtua dalam Mencegah Penularan Covid-19 pada Anak-Anak
Hasil penelitian Universitas John Hopkins, UNICEF terdapat lebih dari 7.100 anak dan remaja meninggal karena Covid-19. Sementara kasus sekitar 12 juta anak dan remaja yang terinfeksi.
Tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menemukan hasil studi, bahwa pasien anak berisiko fatalitas tinggi untuk terinfeksi Covid-19. Penelitian yang dilakukan pada periode Maret-Oktober 2020 tersebut meneliti 490 pasien anak yang dirawat karena Covid-19.
Disebutkan bahwa 40 persen di antaranya dengan tingkat fatalitas tinggi. Dari hasil penelitian diterbitkan pula International Journal of Infectious Diseases dengan judul 'Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia'.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
"Sebagian besar pasien anak yang meninggal memiliki komorbid. Umumnya memiliki lebih dari satu komorbid. Kebanyakan yang dominan adalah pasien dengan gagal ginjal, kemudian pasien dengan keganasan," kata Dr. dr. Rismala Dewi, SpA, peneliti utama riset, acara jumpa pers Jumat (4/6).
Selain itu, hasil penelitian Universitas John Hopkins, UNICEF terdapat lebih dari 7.100 anak dan remaja meninggal karena Covid-19. Sementara kasus sekitar 12 juta anak dan remaja yang terinfeksi.
Sementara dalam kesempatan terpisah, Sabtu (5/6) Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, Guru Besar Fakultas Kedokterteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak, mengatakan menurut referensi jurnal medis terpercaya, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat Covid-19 sangat rendah.
Jika pun tertular, akan memberi gejala ringan atau tidak sama sekali. Kendati demikian, Prof. Cissy menambahkan bahwa tak menutup kemungkinan kalau pasien anak ada yang bergejala berat, masuk ICU, bahkan ada yang meninggal dunia akibat Covid-19.
"Biasanya karena memiliki penyakit lain sebelumnya seperti komorbid atau kurang gizi. Fatalitas di negara lain sebenarnya cukup rendah meski dalam hasil studi di Indonesia kita tinggi," ungkapnya.
Pernyataan Prof. Cissy mengacu pada jurnal medis berjudul Children and Adolescents With SARS-CoV-2 Infection. Sejumlah anak yang terinfeksi Covid-19, tidak menunjukkan gejala (asymptomatic) atau bergejala ringan.
Dari 203 pasien yang tertular, 54,7 persen tidak memperlihatkan gejala. Sedangkan 26,1 persen saja yang perlu perawatan, serta yang paling banyak dirawat ialah bayi berusia kurang dari satu tahun, yakni 19,5 persen dari total kasus.
Hal penting yang patut diketahui, orang dewasa berperan krusial dalam penularan virus Covid-19 kepada anak-anak. Sementara anak-anak menularkan pada antar temannya.
Melansir dari jurnal medis lain dari RSUD Mataram, NTB berjudul Characteristics and Outcomes of Children with Covid-19 in West Nusa Tenggara Province. Menyebutkan bahwa fatalitas kasus Covid-19 pada anak karena terlambatnya datang ke pelayanan kesehatan, adanya penyakit lain, dan akses ke pelayanan kesehatan yang sulit.
Orangtua perlu untuk terus menjaga anak-anak agar tidak tertular. Dikhawatirkan saat anak-anak dengan penyakit penyerta seperti jantung, ginjal, TBC, asma, akan memperburuk kondisinya apabila tertular Covid-19.
"Protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat untuk menjaga anak-anak tidak tertular Covid-19. Orang tua harus berperan dengan mengajarkan anak-anak mereka cara menjaga diri dengan baik. Perlu diberikan contoh seperti misalnya, tidak dibawa ke kerumunan seperti ke pusat perbelanjaan, piknik, atau ke restoran yang banyak orangnya," terang Prof. Cissy.
Ia menekankan untuk terus mempertahankan daya tahan tubuh anak-anak dengan mencukupi kebutuhan makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, olahraga teratur dan cek serta lengkapi imunisasinya.
"Kalau perlu siapkan jadwal kegiatan harian untuk anak usia sekolah dasar. Kalau sudah remaja, kontrol dan tanyakan kegiatan hariannya, ini penting untuk mempersiapkan mereka saat nanti pembelajaran tatap muka dibuka kembali, agar disiplin protokol kesehatan dari rumah sampai sekolah nanti," pungkasnya.
(mdk/kur)