Pernah Ditolak Kerja Sekian Kali, Anak Buruh Cuci Berhasil Jadi Letnan Kolonel Laut
Letkol Hariono seusai tamat SMA pernah mendaftar kerja di beberapa tempat, namun sering ditolak. Dia ingin membantu ekonomi keluarga. Ibunya berprofesi sebagai buruh cuci, sedangkan ayahnya yang sopir angkot telah tiada.
Letnan Kolonel Laut Hariono, kini menjabat sebagai Komandan KRI Makassar-590, TNI AL. Perjuangan, kerja keras, serta doa orang tua membuahkan hasil mengagumkan.
Letkol Hariono seusai tamat SMA pernah mendaftar kerja di beberapa tempat, namun sering ditolak. Dia ingin membantu ekonomi keluarga. Ibunya berprofesi sebagai buruh cuci, sedangkan ayahnya yang sopir angkot telah tiada.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Apa yang menjadi ciri khas artileri di dalam satuan TNI? Perlu diketahui bahwa Artileri sebenarnya juga masuk dalam pasukan tentara yang bersenjata berat di satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya Angkatan Darat (AD).
Ingin tahu perjalanan luar biasa Letkol Hariono TNI AL, anak seorang buruh cuci yang pernah ditolak kerja sekian kali dan kini jadi seorang Komandan? Simak informasinya berikut ini.
Cita-Cita Masuk Militer Lihat Kakak Kelas
Ketika Letkol Hariono masih duduk di bangku SMA, dia kagum terhadap salah seorang alumni yang berhasil menjadi tentara. Akhirnya berusaha memberanikan diri untuk bertanya segala hal yang berkaitan dengan militer.
Orang tua sempat meragukan harapan sang anak dengan posisi keluarga ekonomi tingkat bawah. Pendapatan tidak pasti dari ayahnya yang supir angkot dan ibu dengan jasa buruh cuci, yang tidak setiap hari ada pelanggan. Mereka tinggal di rumah bambu di Donomulyo, Malang, Jawa Timur.
Berkali-Kali Daftar Kerja Selalu Ditolak
Setelah tamat dari SMA, Letkol Hariono mencoba peruntungan mendaftar militer untuk pertama kalinya. Ternyata gagal, tapi diakuinya kesedihan tidak membuatnya surut harapan.
Akhirnya coba mendaftar kerja dulu untuk bantu ekonomi keluarga. Dia mendaftar jadi office boy, tapi ditolak. Lanjut mendaftar kerja jadi kasir, tidak diterima lagi.
Letkol Hariono berkali-kali mendaftar kerja tapi tidak pernah mendapat kabar baik. Namun dia tetap yakin, bahwa kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.
tni.mil.id ©2020 Merdeka.com
Gagal Akabri, Coba ke Bintara Darat
Perjuangan Letkol Hariono begitu keras dan menginspirasi semua kalangan. Meski sudah pernah gagal di Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), dia tidak pantang menyerah.
Lanjut mencoba mendaftar di Tamtama Kopassus dan Bintara Darat. Ternyata keduanya gagal juga. Hampir seluruh pembukaan pendaftaran militer dia coba demi menggapai cita-cita.
Letkol Hariono ©2020 Merdeka.com
Berhasil Jadi Komandan
Kerja keras dan keteguhan hati membuat Letkol Hariono semakin ditempa. Akhirnya dia berhasil menjadi Calon Prajurit Taruna AAL dan dilantik menjadi Letnan Dua tahun 1997.
Dia resmi masuk Akabri Laut Surabaya dan lulus di tahun 2000. Jenjang karir luar biasa menghantarkannya dari menjadi Komandan KRI Teluk Mandar-514 selama satu tahun, dan Komandan KRI Makassar-590 hingga sekarang.
Kick Andy Show ©2020 Merdeka.com
Perjalanan Hidup dengan Keluarga Sangat Miskin
Letkol Hariono mengaku hidup keluarganya dulu terhitung sangat miskin. Ibu kandungnya berasal dari Tulungagung dan ayahnya dari Malang. Ayah yang sopir angkot telah meninggal tujuh tahun usai kelulusannya di Taruna AAL (Akademi Angkatan Laut) pada 2007.
Keluarga orang Jawa ini kerap kali diejek dan diremehkan orang, kalau anak sopir dan buruh cuci dengan enam anak itu akan jadi apa.
Kick Andy Show ©2020 Merdeka.com
Nasehat dari Orang Tua untuk Letkol Hariono
Kesuksesan Letkol Hariono diakuinya merupakan bentuk doa dan penanaman nasehat luar biasa dari kedua orang tua. Salah satu nilai yang menjadi pegangan dari almarhum sang ayah, 'Eling, Ati-ati lan Waspodo' (Ingat, hati-hati dan waspada).
"Ingat bahwa kita hidup ini hanya sifatnya sementara, hanya Tuhan yang mempunyai jiwa kita. Kedua, hati-hati dalam berbuat, bertingkah, dan selalu berdoa. Waspodo, kesiapan kita harus selalu mengutamakan kepentingan masyarakat. Sehingga hidup kita bermanfaat bagi orang lain," ujar Hariono dalam sebuah wawancara bersama Andy Flores Noya, acara Kick Andy Show.
Pesan dari sang ibunda, hal terpenting jika sudah memiliki jabatan tinggi, pastikan untuk tidak tergiur korupsi. Meski berasal dari desa dan orang miskin, tidak boleh mencuri hak dan harta orang lain.
Pesan Letkol Hariono untuk yang Sama-Sama Berjuang
Letkol Hariono menutup percakapan bersama Andy F Noya dengan pesan yang menyiratkan penuh makna. Dia menyampaikan motivasi untuk terus maju dan bermimpi, terutama yang memiliki nasib sama dengan dirinya.
Selalu berjuang mencoba dan buktikan bahwa semua orang punya kesempatan sukses. Hariono menegaskan kembali, untuk mendaftar militer apapun tidak dipungut biaya. Hal terpenting, jadilah pribadi yang punya mimpi besar.
"Kalian punya nasib dan motivasi harus mempunyai mimpi. Bermimpilah setinggi langit, kalau jatuh masih di awan. Kedua, jangan merasa rendah diri di hadapan siapapun. Yakin dan tanamkan dalam diri kalau orang lain bisa, berarti kita juga bisa. Ketiga, percaya bahwa mendaftar di akademi, baik di Angkatan Laut atau militer lainnya tidak dipungut biaya. Terakhir saya Angkatan Laut, saya sudah keliling dunia, salah satunya ke Amerika," papar Letkol Hariono.
(mdk/kur)