Profil Bahlil Lahadalia Mencakup Karier, Kontroversi Gelar Doktor, Serta Perjalanan Politiknya
Profil lengkap Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM dan Ketua Umum Golkar, termasuk karier, bisnis, dan polemik gelar doktor UI.
Bahlil Lahadalia kini menjadi sosok yang sering muncul di media. Ia dikenal sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar). Di balik prestasi dan jabatan yang dimilikinya, Bahlil juga menghadapi isu mengenai penangguhan gelar doktornya oleh Universitas Indonesia (UI).
Ia mengakui bahwa proses kelulusan gelar doktornya belum sepenuhnya selesai dan harus mengikuti yudisium pada bulan Desember mendatang untuk memperbaiki disertasinya. Pernyataan ini menegaskan bahwa klaim tentang penangguhan gelarnya oleh pihak UI tidak sepenuhnya benar.
- Dewan Guru Besar UI akan Gelar Sidang Etik Usut Potensi Pelanggaran Bimbingan Doktoral Bahlil
- Respons Bahlil Lahadalia soal Gelar Doktor Ditangguhkan UI
- Cerita Bahlil Lahadalia Raih Gelar Doktor UI Dalam Waktu Singkat: Mimpi Ayah Saya 30 Tahun Lalu
- Perjalanan Karier Bahlil Lahadalia, Anak Kuli Bangunan dan Buruh Cuci yang Kini Dilantik Jadi Menteri ESDM
Meski terdapat kontroversi tersebut, perjalanan hidup Bahlil sangat inspiratif. Ia berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana dan memulai kariernya sebagai penjual kue. Berkat kerja keras dan ketekunannya, ia berhasil menjadi pengusaha sukses dan menjabat sebagai pejabat publik di tingkat nasional. Perjalanan karier Bahlil yang menarik ini menunjukkan bagaimana ia mampu mengatasi berbagai rintangan hingga terjun ke dunia politik.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perjalanan karier Bahlil, simak ulasan lengkapnya yang dirangkum oleh Merdeka.com dari berbagai sumber pada Kamis (14/11).
Awal Kehidupan dan Pendidikan Bahlil Lahadalia
Bahlil Lahadalia dilahirkan di Banda, Maluku, pada tanggal 7 Agustus 1976. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan.
Pendidikan dasar dan menengahnya berlangsung di Fakfak, Papua Barat, di SD Negeri 1 Fakfak dan SMP Negeri 1 Fakfak, sebelum melanjutkan ke SMA YAPIS Fakfak. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA, Bahlil melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay, Jayapura.
Selama masa kuliah, Bahlil aktif dalam organisasi mahasiswa dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa. Keterlibatannya dalam organisasi tersebut membawanya untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di mana ia kemudian menjadi Bendahara Umum Pengurus Besar HMI.
Ia juga melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Cenderawasih dan berhasil meraih gelar Magister Sains di bidang Ekonomi. Pada tahun 2024, Bahlil berhasil mendapatkan gelar doktor dari Universitas Indonesia, meskipun kelulusannya saat ini sedang menghadapi polemik.
Mengawali Perjalanan Hidup sebagai Penjual Kue dan Kondektur Bus
Karier Bahlil dimulai sejak ia masih muda. Pada masa remajanya, ia pernah menjadi penjual kue dan kondektur bus, bahkan sempat bekerja sebagai sopir angkot ketika masih di sekolah menengah atas. Setelah menyelesaikan pendidikan di STIE Port Numbay, Bahlil bergabung dengan Sucofindo, sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang jasa inspeksi.
Selanjutnya, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri bersama beberapa rekannya dengan membentuk PT Rifa Capital, yang kini berfungsi sebagai holding company yang menaungi sepuluh perusahaan di berbagai sektor. Perusahaan-perusahaan yang berada di bawah Rifa Capital aktif di bidang transportasi dan properti, yang menunjukkan kemampuan Bahlil dalam dunia bisnis.
Karier Politik: Dari HIPMI hingga Menteri Investasi
Karier politik Bahlil berawal dari keterlibatannya di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ia memulai perjalanan tersebut pada tahun 2003 dan terus mengembangkan kariernya hingga menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Papua.
Puncak kariernya di organisasi ini terjadi ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI untuk periode 2015-2019. "Keberhasilan di HIPMI membuka jalan bagi Bahlil masuk ke pemerintahan," ujar beberapa pengamat politik.
Setelah sukses di HIPMI, Bahlil melangkah lebih jauh ke dunia pemerintahan. Pada bulan Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mengangkatnya sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Selanjutnya, pada bulan Juni 2021, posisi tersebut bertransformasi menjadi Menteri Investasi saat Kementerian Investasi resmi dibentuk. Dengan demikian, Bahlil menunjukkan kemampuannya dalam mengelola investasi di Indonesia.
Menjadi Menteri ESDM di Kabinet Prabowo-Gibran
Pada tanggal 19 Agustus 2024, Bahlil Lahadalia resmi dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Presiden Joko Widodo. Penunjukan ini merupakan kelanjutan dari perjalanan Bahlil di dunia pemerintahan, di mana ia menggantikan posisi Arifin Tasrif yang sebelumnya menjabat.
Saat ini, Bahlil memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola kebijakan energi nasional di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pelantikan tersebut berlangsung di Istana Negara Jakarta dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, terutama karena pengalaman dan keahliannya yang mendalam di sektor investasi dan bisnis.
Namun, ia harus menghadapi sejumlah tantangan besar dalam mengelola sektor energi yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kontroversi Gelar Doktor yang Ditangguhkan UI
Di tengah kariernya sebagai pejabat publik, Bahlil menghadapi masalah terkait gelar doktornya dari Universitas Indonesia. Yahya Cholil Staquf, selaku Ketua Majelis Wali Amanat UI, mengonfirmasi bahwa kelulusan Bahlil ditangguhkan berdasarkan Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022.
Penangguhan tersebut diumumkan oleh UI, dan dikaitkan dengan proses etik yang belum rampung. Bahlil, di sisi lain, membantah bahwa gelar doktornya ditangguhkan sepenuhnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini ia sedang menunggu prosesi yudisium yang dijadwalkan pada bulan Desember mendatang, setelah ia menyelesaikan perbaikan pada disertasinya.
Menjadi Ketua Umum Partai Golkar 2024
Pada tanggal 21 Agustus 2024, Bahlil secara resmi diangkat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, menggantikan posisi Airlangga Hartarto yang telah mengundurkan diri. Penetapan ini merupakan hasil dari Rapat Pimpinan Nasional ke-XXI yang berlangsung di Jakarta, di mana Bahlil terpilih sebagai calon tunggal yang disetujui.
Langkah politik ini semakin memperkuat posisi Bahlil di arena politik nasional. Dengan menjabat sebagai Ketua Umum Golkar dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara bersamaan, Bahlil menjadi salah satu tokoh kunci dalam pemerintahan saat ini.
Siapa Bahlil Lahadalia?
Bahlil Lahadalia menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Indonesia, dan juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar. Dia dikenal luas sebagai seorang pengusaha yang telah meraih kesuksesan dalam berbagai bidang usaha.
Apa saja bisnis yang dimiliki Bahlil Lahadalia?
Bahlil mendirikan PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk yang mengelola 10 anak perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor, termasuk transportasi dan properti.
Dengan diversifikasi ini, Bahlil berusaha untuk memperluas jangkauan bisnisnya dan meningkatkan kontribusi di masing-masing sektor yang dikelola.
Mengapa gelar doktor Bahlil Lahadalia ditangguhkan?
Proses penyelesaian gelar doktor Bahlil di Universitas Indonesia mengalami penundaan. Hal ini disebabkan oleh belum selesainya proses etik yang berkaitan dengan perbaikan disertasi yang harus dilakukan.
Kapan Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Golkar?
Bahlil resmi menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada tanggal 21 Agustus 2024. Penetapan ini menandai langkah baru dalam kepemimpinan partai yang berpengaruh di Indonesia, dan diharapkan dapat membawa perubahan serta kemajuan bagi organisasi tersebut.