Proses Terjadinya Hujan Buatan, Ketahui Takaran yang Tepat dan Manfaatnya
Prinsip kerja dari proses terjadinya hujan buatan ini sama dengan saat Anda menambahkan tawas ke dalam air kolam renang yang kotor. Di mana kotoran akan mengendap tanpa terjadi apa-apa pada tawas. Hal ini disebabkan kristal yang disebut itu turun dan suhu meningkat saat mencapai bumi, sehingga tetesan air terbentuk.
Hujan buatan adalah praktik menginduksi atau meningkatkan curah hujan secara artifisial melalui awan, dengan menambahkan agen eksternal. Partikel asing yang dimaksud di sini adalah ry iced (karbon dioksida atau CO2 padat), AgI (Perak iodida), serbuk garam, dan sejumlah partikel penting lainnya.
Normalnya proses terjadinya hujan, karena saat angin naik tinggi di troposfer (lapisan bawah atmosfer) menyebabkan beberapa tetes air bergabung. Singkatnya, kemudian proses penggabungan ini berlangsung. Ketika ketebalan tetesan mencapai sekitar 0,1 milimeter mereka tak dapat mengapung di sana lagi dan akhirnya kita dianugerahi hujan.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Apa pengertian dari cuaca hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi. Hujan biasanya terbentuk ketika uap air naik ke atmosfer, mendingin, dan kemudian berkondensasi menjadi tetes air. Tetes-tetes air ini kemudian bergabung membentuk awan, dan akhirnya jatuh ke bumi sebagai hujan.
-
Bagaimana masyarakat Tuban menahan hujan? Mengutip jurnal Tradisi Menahan Hujan dalam Acara Hajatan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban yang dirilis oleh Titis Nirmala dan Sukarman, tradisi Menahan Hujan sebenarnya bukan menghentikan turunnya air hujan, tetapi memindahkan hujan atau awan yang dapat menyebabkan hujan ke daerah lain seperti daerah hutan atau daerah perkebunan.
-
Apa yang menjadi ciri khas suasana hujan? Nuansa gelap yang menenangkan di langit, irama derau putih, gemericik tetesan air yang bertemu tanah, hingga aroma petrichor yang begitu khas. Faktor-faktor itulah yang turut mendukung ketentraman dari hujan.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Apa saja manfaat yang bisa diperoleh dari turunnya hujan? Di antaranya untuk memberi manfaat bagi sawah dan ladang petani, menghanyutkan debu jalanan kota dan desa, serta membawa rezeki di bumi.
Tak jarang ada awan, tapi tidak ada hujan. Padahal kondisi kekeringan tengah melanda, di situlah biasanya akan dibutuhkan hujan buatan. Tujuan proses terjadinya hujan buatan tentu untuk meningkatkan curah hujan (hujan atau salju). Baik untuk kepentingan sendiri atau untuk mencegah terjadinya hujan di kemudian hari.
Prinsip kerja dari proses terjadinya hujan buatan ini sama dengan saat Anda menambahkan tawas ke dalam air kolam renang yang kotor. Di mana kotoran akan mengendap tanpa terjadi apa-apa pada tawas. Hal ini disebabkan kristal yang disebut itu turun dan suhu meningkat saat mencapai bumi, sehingga tetesan air terbentuk.
Kekurangan dari proses terjadinya hujan buatan ini adalah karena membutuhkan dana besar dan hujan bisa saja tidak terkendali, bahkan bisa menyebabkan banjir. Oleh sebab itu, diperlukan takaran partikel asing yang tepat.
Simak mengenai proses terjadinya hujan buatan beserta manfaatnya berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (9/3).
Pengertian Hujan Buatan
wikipedia ©2022 Merdeka.com
Hujan buatan adalah proses penyemaian awan. Sebagai jenis modifikasi cuaca yang bertujuan untuk mengubah jumlah atau jenis presipitasi yang jatuh dari awan dengan menyebarkan zat ke udara yang berfungsi sebagai kondensasi awan atau inti es. Mengubah proses mikrofisika di dalam awan.
Melansir dari Pollution Solutions, hujan buatan bekerja melalui proses yang disebut penyemaian awan, di mana bahan kimia disuntikkan ke atmosfer bumi untuk meniru komposisi awan. Kemudian menyebabkan presipitasi dalam bentuk hujan atau salju.
Sehingga membersihkan udara dan membersihkannya dari tingkat kontaminasi yang berlebihan. Proses terjadinya hujan buatan tak sesederhana seperti memompa air ke tempat yang lebih tinggi, atau menyemprotkan air melalui penyemprot dari helikopter.
Biasanya hujan buatan diperlukan di daerah kekeringan atau di mana atmosfer diharuskan bersih karena polusi (SMOG). Di daerah-daerah tersebut pergerakan udara sangat rendah sehingga tidak memungkinkan terjadinya pergerakan awan di atas langit.
Manfaat Hujan Buatan
Kanal YouTube Interesting Engineering ©2022 Merdeka.com
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, manfaat hujan buatan kerap digunakan untuk mencegah hujan di hari-hari berikutnya. Hal ini juga kadang-kadang digunakan di daerah yang menderita kekeringan ekstrim atau untuk menghilangkan kabut di dekat bandara.
Bahkan terkadang tujuan proses terjadinya hujan buatan untuk mengurangi efek terburuk dari polusi. Salah satunya yang secara khusus, pemerintah India pernah mempertimbangkan penyebaran hujan buatan untuk memperbaiki situasi yang semakin memburuk di New Delhi. Yang terus menderita akibat polusi nitrogen oksida (NOx) yang semakin tinggi.
Penyemaian awan dapat meningkatkan curah hujan sebesar 30 hingga 35 persen di atmosfer yang cerah. Hal ini juga dapat membersihkan kabut untuk meningkatkan visibilitas dan mengurangi ukuran hujan es dan mencegah hujan es.
Dampak Hujan Buatan Terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Hujan buatan yang membutuhkan NFPA 704 2, perak iodida termasuk peringkat bahaya bagi kesehatan. Karena dapat menyebabkan ketidakmampuan sementara atau kemungkinan cedera pada manusia dan mamalia lain dengan paparan intens atau kronis.
Sejumlah studi ekologi rinci menunjukkan dampak lingkungan dan kesehatan masih tidak terlalu dikhawatirkan. Toksisitas senyawa perak terbukti rendah dalam beberapa penelitian.
Temuan ini kemungkinan hasil dari jumlah kecil perak yang dihasilkan oleh penyemaian awan, yaitu sekitar 1% dari emisi industri ke atmosfer di banyak bagian dunia. Sementara akumulasi di tanah, vegetasi, dan limpasan permukaan belum cukup besar pengaruhnya terhadap lingkungan.
Metodologi Hujan Buatan
Proses terjadinya hujan buatan rupanya juga memiliki beragam metode yang diterapkan. Berikut ini seperti dikutip dari Wikipedia, metodologi hujan buatan di antaranya:
1. Penaburan Garam
Bahan kimia yang paling umum digunakan untuk penyemaian awan termasuk perak iodida, kalium iodida dan es kering (karbon dioksida padat, menghasilkan gas rumah kaca). Propana cair, yang mengembang menjadi gas, juga mulai digunakan. Karena ini dapat menghasilkan kristal es pada suhu yang lebih tinggi selain perak iodida.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan bahan higroskopis, seperti garam meja, menjadi lebih populer.
2. Muatan Listrik
Sejak tahun 2021, Uni Emirat Arab telah menggunakan teknologi baru yakni drone yang dilengkapi dengan instrumen emisi muatan listrik, serta sensor khusus terbang di ketinggian rendah. Lalu mengirimkan muatan listrik ke molekul udara.
Metode ini menghasilkan hujan badai yang signifikan pada Juli 2021. Misalnya, di Al Ain hujan turun 6,9 milimeter pada 20 - 21 Juli.
3. Pulsa Laser Inframerah
Sebelumnya mekanisme elektronik metode proses terjadinya hujan buatan ini diuji pada tahun 2010. Pulsa laser inframerah diarahkan ke udara di atas Berlin oleh para peneliti dari Universitas Jenewa.
Para peneliti berpendapat bahwa pulsa laser akan mendorong sulfur dioksida atmosfer dan nitrogen dioksida untuk membentuk partikel yang kemudian akan bertindak sebagai benih hujan.
Proses Terjadinya Hujan Buatan
Kanal YouTube Interesting Engineering ©2022 Merdeka.com
Simak mengenai proses terjadinya hujan buatan beserta bahan partikel yang digunakan berikut ini, seperti dilansir dari Study Tonight:
Agitasi : Tahap pertama meliputi penggunaan bahan kimia untuk merangsang massa udara melawan arah angin dari area target untuk naik dan membentuk awan. Bahan kimia ini menyerap uap air dan membantu dalam proses kondensasi.
Bahan kimia yang dibutuhkan seperti Kalsium Oksida, senyawa Urea dan Amonium Nitrat atau Klorida Kalsium Karbonat.
Tahap Building Up: Pada tahap kedua massa awan dibangun oleh urea, es kering, garam dapur, dan banyak lagi. Untuk meningkatkan kepadatan awan.
Pembibitan : Pada tahap akhir menciptakan hujan buatan, bahan kimia super dingin (es kering atau iodida) dibombardir dengan tabung bertekanan ke dasar awan untuk membangun butiran air dan membuatnya jatuh sebagai hujan.
Proses Terjadinya Hujan Buatan Secara Singkat
Kanal YouTube Interesting Engineering ©2022 Merdeka.com
Berikut ini penjelasan secara singkat dari proses terjadinya hujan buatan, seperti dirangkum dari kanal YouTube Interesting Engineering:
1. Drone, pesawat atau roket akan terbang ke awan dan memberi mereka kejutan listrik. Misalnya, Uni Emirat Arab saat ini menggunakan drone untuk membuat hujan buatan.
Sebagian lain menggunakan perangkat pendispersi yang terletak di tanah (generator atau tabung yang ditembakkan dari senjata anti-pesawat atau roket). Saat dilepaskan oleh perangkat di tanah, partikel halus dibawa melawan arah angin dan ke atas oleh arus udara setelah rilis.
2. Menyebabkan tetesan air saling menempel
3. Metode penyemaian awan melibatkan suar garam
4. Kelembaban mulai mengelompok di sekitar partikel garam
5. Partikel menjadi semakin berat
6. Proses membersihkan kabut untuk meningkatkan visibilitas atau keadaan cuaca dapat dilihat dan diamati.
7. Hujan air atau salju atau bahkan hujan es batu akan turun di suatu wilayah. Penyemaian awan yang salah, bisa menyebabkan kondisi hujan yang tak sesuai rencana.
Proses terjadinya hujan buatan ini termasuk solusi lain untuk perubahan iklim dan geoengineering. Geoengineering adalah jenis teknik lingkungan canggih yang menyatukan sains dan teknologi untuk mencoba menghilangkan beberapa kerusakan yang telah manusia sebabkan pada planet bumi ini. Terdiri dari beragam teknik, mulai dari penyemaian awan hingga injeksi aerosol stratosfer.
(mdk/kur)