Sempat Heboh, Puan Maharani Akhirnya Akui Matikan Mikrofon Politisi Demokrat
Akhirnya Puan Maharani mengakui telah mematikan mikrofon tersebut.
Ketika sidang pengesahan RUU Cipta Kerjabeberapa waktu lalu,Ketua DPR RI Puan Maharani tertangkap kamera mematikan mikrofon anggota Fraksi Partai Demokrat Irwan Fecho, yang tengah menyampaikan interupsi. Kejadian tersebut sempat ramai menjadi perbincangan.
Setelah ramai dibahas, mikrofon itu diakui mati secara otomatis. Lama berlalu, akhirnya Puan Maharani mengakui telah mematikan mikrofon tersebut.
-
Bagaimana Puan Maharani bisa menjadi Ketua DPR? Kini puan Maharani menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019 hingga 2024. Dia menjadi wanita pertama yang menduduki jabatan Ketua DPR.
-
Apa yang akan dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani terkait calon Panglima TNI? Nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Calon tunggal sesuai amanah UU," imbuhnya.
-
Apa yang menjadi harapan Puan Maharani mengenai praktik demokrasi di Indonesia? Puan berharap praktik demokrasi di Tanah Air akan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
-
Mengapa Kementerian PUPR diangkat menjadi Duta Kehormatan? Duta Kehormatan adalah individu yang memiliki pencapaian sosial yang dapat berkontribusi pada misi dan visi AWC. Terutama untuk meningkatkan kerja sama antara anggota dan mitra-mitra AWC, menerapkan rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang, serta mengembangkan dan merevitalisasi proyek-proyek air.
-
Apa yang diputuskan oleh Puan Maharani mengenai rapat paripurna? Ketua DPR Puan Maharani menjelaskan alasan rapat paripurna DPR tidak lagi menyebutkan jumlah kehadiran anggota dewan secara virtual. Padahal, sebelumnya selama masa pandemi Covid-19 anggota dewan diperbolehkan hadir secara virtual.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
Melalui penjelasan panjangnya, Puan menyebut Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin berbisik ingin berbicara pula, selaku ketua pimpinan sidang kala itu. Ingin tahu pengakuan Puan Maharani? Simak informasinya berikut ini.
Kursi Panas Milik Puan Maharani
Dilansir dari channel YouTube Boy William, Boy tengah bertandang ke Gedung DPR RI menemui Ketua DPR RI Puan Maharani.
Putri Megawati Soekarnoputri itu menunjukkan tempat duduknya saat persidangan berlangsung. Tepat di atas panggung, bersanding dengan empat kursi lain di samping.
"Saya di tengah, ketua," kata Puan seperti dikutip dari channel YouTube Boy William, sembari menunjuk kursi jabatan miliknya.
"This is the famous hot sit. Ibu masih suka deg-degan nggak di depan orang-orang?," tanya Boy William.
"Kadang-kadanglah, namanya juga manusia. Tarik nafas, tapi nggak boleh kelihatan, pelan-pelan," ungkap Puan tertawa geli.
Posisi Duduk di Gedung DPR RI
Channel YouTube Boy William ©2020 Merdeka.com
Selain itu, Puan menunjukkan kursi para anggota DPR yang lain. Fraksi paling besar, menduduki kursi terdepan. Diikuti dengan fraksi yang lebih kecil berurutan ke samping dan belakang.
"Yang paling depan ini fraksi besar, jadi PDI Perjuangan. Kemudian yang lain-laing, fraksi besar baru fraksi yang lain-lain. Dan memang untuk duduk di kursi paling depan itu saja harus perjuangannya lima tahun, nggak bisa sembarangan orang duduk. Karena memang aturannya gitu," jelas Puan.
Alasan Mematikan Mikrofon Saat Interupsi
Channel YouTube Boy William ©2020 Merdeka.com
Hingga kini, belum ada penjelasan terkait Puan yang mendadak mematikan mikrofon saat perwakilan fraksi Partai Demokrat menyampaikan interupsi. Namun kepada Boy, akhirnya Puan buka suara. Dia mengaku mengikuti aturan dan tata tertib yang ada.
"Bu ketua DPR, aku punya pertanyaan. Itu kenapa kemarin kasus mik tiba-tiba bisa mati sih bu?," tanya Boy penasaran.
"DPR itu punya aturan, tata tertib. Semua anggota DPR itu memang punya hak untuk berbicara. Kita yang pimpin itu ada berlima. Dan siapa yang akan memimpin itu dari hasil rapat pimpinan. Jadi dalam rapat ini A, B atau C yang mimpin," jawab Puan.
Penjelasan Panjang
Channel YouTube Boy William ©2020 Merdeka.com
Tak berhenti sampai di situ, Puan kembali menjelaskan mengenai gamabaran persidangan UU Cipta Kerja yang berlangsung Senin (5/10) lalu itu. Puan terlihat tak ingin ada anggota yang mengulang pembicaraan.
"Memang posisi duduknya kaya begini. Ketua di tengah, wakil-wakil atau pimpinan yang lain itu di kanan kiri. Nah untuk menjaga persidangan berjalan dengan baik dan lancar. Tentu saja pemimpin rapat harus bisa mengatur jalannya persidangan dengan baik dan benar. Jadi kalau satu orang itu sudah diberi kesempatan bicara, harusnya kemudian tidak mengulang lagi berbicara, tapi memberi kesempatan pada yang lain bicara," papar Puan.
Hanya Bisa Satu yang Bicara
Berdasarkan pengakuan Puan pada Boy, ia menjelaskan keadaan meja di ruang sidang. Semua sudah diatur otomatis, hanya satu mik yang menyala. Sehingga saat orang lain hendak bicara, tidak bisa, harus dimatikan dulu.
"Jadi kalau di floor itu sedang berbicara, yang di atas itu tidak bisa ngomong. Karena memang otomatis. Jadi kalau ini bunyi, ini bunyi, cuma bisa satu yang bisa ngomong," ucap Puan.
"Karena ngomong-ngomong terus, tentu saja sebagai pimpinan sidang harus mengatur pembicaraan. Supaya semua dapat waktu untuk bicara. Nah kebetulan teknisnya itu yang bisa mengatur berhenti atau tidak berhentinya orang itu berbicara, atau di mute atau tidak. Itu hanya yang di meja depan, yang di tengah," jelasnya.
Channel YouTube Boy William ©2020 Merdeka.com
Pada kesempatan yang berbeda sebelumnya, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin menjelaskan, saat itu sedang berbisik kepada Puan Maharani supaya tidak ada suara ganda. Sehingga mematikan mikrofon dulu.
"Saya berbisik kepada Bu Ketua supaya tidak doubling, suaranya tidak doubling ke saya. Ibarat kalau kita main zoom meeting, antara laptop satu dengan laptop yang lain sama-sama suaranya dibuka, kan voice-nya jadi doubling. Jadi saya enggak bisa dengar pembicaraan orang di floor," kata Azis di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10).
"Permintaan saya supaya tidak doubling. Tadi saya contohkan, saya mau nyalain Zoom meeting suaranya keluar, Anda nyalain Zoom meeting suaranya keluar, voice-nya doubling enggak? Double, kan? Nah, itu yang saya minta supaya saya bisa mendengar," terang Azis.
Puan Mengaku Mematikan Mik
Channel YouTube Boy William ©2020 Merdeka.com
Akhirnya Puan mengaku bahwa telah mematikan mikrofon saat Fraksi Partai Demokrat Irwan Fecho menyampaikan interupsi, terhadap kekecewaan UU Cipta Kerja.
Alasan Puan mematikan, sebab ada orang lain yang hendak berbicara juga dan harus dihargai.
"Sementara waktu kejadian yang heboh itu, yang mimpin yang sebelah kanan saya. Tapi saat yang bersangkutan mau bicara, nggak bisa bicara. Karena di floor mencet terus, jadi di sana mati. Kemudian pimpin sidang meminta saya mengatur jalannya persidangan, supaya dia bisa berbicara. Bisa nggak dimatiin, jadi kemudian saya mematikan mik tersebut," ungkap Puan.
"Bukan disengaja, tapi untuk menjaga jalannya persidangan," jelasnya.
Otomatis Mik Mati Setiap 5 Menit
Di sisi lain, masih dari lansiran yang sama Azis mengatakan bahwa mikrofon di ruang sidang telah diatur otomatis untuk mati. Azis mengaku yang mengatur perihal durasi mikrofon adalah Sekjen DPR.
"Setiap 5 menit mik itu otomatis mati. Diatur di dalam Tatib, disahkan di dalam paripurna tanggal 2 April 2020. Mekanisme itu disahkan bersama-sama, sehingga nanti kalau sudah disahkan, ya sudah dong, diikuti sama-sama. Saya sebagai pimpinan kan mengatur lalu lintas (rapat)," ujar Azis.
Video Boy William Bertandang ke Gedung DPR RI
Berikut video saat Boy William datang ke Gedung DPR RI menemui Puan Maharani.