Tak Cuma Liga 1 Beberapa Kompetisi ini Terapkan Sistem Tanpa Degradasi, Mana Saja?
PSSI secara resmi memutuskan untuk tidak menerapkan sistem degradasi di BRI Liga 1 2022/2023. Kebijakan tersebut menyusul setelah dibatalkannya gelaran Liga 2 musim ini.
PSSI secara resmi memutuskan untuk tidak menerapkan sistem degradasi di BRI Liga 1 2022/2023. Kebijakan tersebut menyusul setelah dibatalkannya gelaran Liga 2 musim ini.
Sebabnya adalah karena tidak akan ada tim promosi dari Liga 2 yang akan tampil di Liga 1 pada musim depan. Pada musim depan, komposisi klub yang berlaga akan sama seperti saat ini.
-
Apa itu BRI Liga I? Liga tertinggi sepak bola Indonesia ini akan dimulai pada tanggal 9 Agustus 2024, dengan pertandingan pembuka antara Persib Bandung dan PSBS Biak.
-
Di mana BRI Liga I dimainkan? Liga tertinggi sepak bola Indonesia ini akan dimulai pada tanggal 9 Agustus 2024, dengan pertandingan pembuka antara Persib Bandung dan PSBS Biak.
-
Siapa yang menjadi juara bertahan BRI Liga 1? Persib Bandung, yang merupakan juara bertahan, berhasil mempertahankan gelar terbaiknya di BRI Liga 1 2023/2024.
-
Siapa yang menjadi juara bertahan BRI Liga I? Persib Bandung, yang merupakan juara bertahan, berhasil meraih gelar terbaik di BRI Liga 1 2023/2024.
-
Apa target PSS Sleman di BRI Liga 1 musim ini? “Target kami PSS Sleman harus bisa berbicara banyak di Liga 1 dan masuk enam besar,” kata Gusti Randa dikutip dari ANTARA pada Selasa (6/8).
-
Bagaimana cara PSS Sleman memperkuat tim di BRI Liga 1 musim ini? Untuk memperkuat tim, PSS Sleman memberikan perhatian penuh pada para pemain muda. Mereka merekrut sebanyak sembilan pemain jebolan akademi PSS Youth Development.
Kebijakan tersebut ternyata menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Terlebih kompetisi di tanah air sering menerapkan kebijakan ini selama satu dekade terakhir. Terbaru, ketika COVID-19 melanda, Liga 1 2020 juga tanpa sistem promosi dan degradasi.
Peraturan peniadaan sistem degradasi dan promosi tak hanya ada di Indonesia. Beberapa kompetisi di negara ini juga menerapkannya. Bukan karena faktor tragedi, namun ada beragam alasan diberlakukannya kebijakan ini. Berikut adalah kompetisi yang dimaksud.
1. Major League Soccer (Amerika Serikat)
Kompetisi elit milik Negeri Paman Sam, Major League Soccer (MLS) ternyata telah lama menerapkan kebijakan ini. Pada dasarnya kompetisi MLS memang diatur berbeda dari aturan kompetisi pada umumnya.
Regulasi di MLS menerapkan sistem waralaba, sehingga tidak ada sistem promosi dan degradasi. Seperti kompetisi bola basket NBA, MLS juga membagi dua wilayah (Timur dan Barat).
Kurangnya peserta dan luasnya wilayah yang menjadi alasan kompetisi ini menerapkan aturan tanpa degradasi di liga.
2. Singapore Premier League (Singapura)
Negara ASEAN ini sangat akrab dengan kebijakan ini. Singapura menerapkan kebijakan tanpa degradasi lantaran kurangnya kepesertaan. Saat ini Singapore Premier League (SPL) diikuti 8 tim.
Bahkan negara ini sempat diikuti juga oleh beberapa tim dari berbagai negara yang berbeda yaitu Sinchi FC (China), Sporting Afrique (Afrika), Super Reds (Korea Selatan), Etoile FC (Prancis), Albirex Niigata (Jepang), DPMM FC(Brunei Darussalam), dan Harimau Muda (Malaysia).
Singapura hanya memiliki satu piramida kompetisi yaitu Singapore Premier League (SPL) dan dua kompetisi periodik lain yaitu Piala Singapura dan Community Shield.
3. A-League (Australia)
Kompetisi asal negeri kanguru A-League juga menerapkan kebijakan serupa. Rancangan A-League dibuat pada 2004 lalu, kala itu hanya ada delapan tim dari kota besar seperti Sydney, Melbourne, dan Selandia Baru.
Pada Juni 2004, ada 20 proposal dari 12 konsorsium yang berebut jatah delapan tim. Akhirnya delapan klub lolos verifikasi untuk kemudian mendapatkan label Founding Clubs.
Hingga saat ini ada banyak klub yang sempat merasakan kompetisi ini. Mereka adalah Adelaide United, the Central Coast Mariners, the Melbourne Victory, the Newcastle Jets, New Zealand Knights (mundur pada musim 2007/2008, the Perth Glory, Queensland Roar (sekarang Brisbane Roar), dan Sydney FC.
Seiring berjalannya waktu, beberapa klub 'mendaftar' untuk bergabung dengan A-League. Hingga kini, ada tambahan dari Macarthur FC, Melbourne City (awalnya Melbourne Heart), Wellington Phoenix, Gold Coast United (mundur pada 2012 dan pindah ke NPL), Northern Queensland Fury (bubar pada 2018), Western Sydney Wanderers, dan Western United.
4. Indian Super League (India)
Tak jauh berbeda dengan Major League Soccer, kompetisi di India juga menerapkan sistem waralaba. Sehingga mereka tidak menerapkan sistem promosi dan degradasi.
Pada musim lalu, Indian Super League (ISL) diikuti oleh 11 tim dan menerapkan format kompetisi pada umumnya, namun mereka menerapkan babak play off untuk menentukan tim teratas yang layak memperebutkan gelar juara.
Empat tim teratas yang lolos ke babak play off akan bertemu dengan sistem Home-Away. Dua tim teratas akan bertemu di babak final untuk menjadi juara di kompetisi tersebut.