14 Tahun Jadi PNS, Sulhi Pilih Resign dan Bangun Usaha Pie Salak dengan Alasan Mencengangkan
Tahun 2017, Sulhi dipromosikan masuk ke tim perencanaan anggaran. Di sinilah menjadi titik akhir Sulhi menjadi PNS.
Tahun 2016, Sulhi berhenti berbisnis keripik tersebut aset toko dia jual. Sulhi kembali fokus menjadi abdi negara di bidang keuangan.
14 Tahun Jadi PNS, Sulhi Pilih Resign dan Bangun Usaha Pie Salak dengan Alasan Mencengangkan
14 Tahun Jadi PNS, Sulhi Pilih Resign dan Bangun Usaha Pie Salak dengan Alasan Mencengangkan
- Pria Ini Resign dari PNS dan Pilih Ternak Kambing, Kini Punya Ratusan Kambing Seharga Rp10 Juta per Ekor
- 17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
- Mundur dari PNS Demi Anak, Kisah Perempuan Ini Viral Curi Perhatian
- Gaji Belasan Juta, Pria ini Malah Resign dari PNS Ditjen Pajak lalu Alih Profesi Jadi Tukang Resep Masakan
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak menjamin ketenangan hati setiap orang yang menjalaninya. Muhammad Sulhi Mubarok asal Yogyakarta, memilih resign sebagai PNS untuk merintis sebuah usaha.
Keputusan tersebut sangat berat, mengingat Sulhi sudah sekitar 14 tahun lebih menjadi PNS. Namun dia tidak tahan setiap hari harus berjibaku dengan gejolak hati berada di bagian perencanaan anggaran.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Sulhi bercerita selama menjadi PNS dia pernah merintis usaha berjualan keripik sebagai pendapatan sampingannya.
"Tahun 2011 itu kan booming sekali keripik pedas level waktu itu Maici yang sangat fenomenal," kata Sulhi dikutip Rabu (31/1).
Kepada temannya yang sudah memulai usaha tersebut, Sulhi bertanya modal untuk berjualan keripik tersebut. Sulhi kemudian menggadaikan Surat Keputusan (SK) PNS miliknya agar mendapatkan pinjaman untuk dijadikan modal usaha.
Saat itu, Sulhi meminjam Rp25 juta. Sebagian dana untuk biaya pernikahan sang adik, sebagian lagi untuk modal usaha.
Langkah Sulhi berjualan keripik pertama kali menuai respon positif. Baru berjualan 2 jam, sudah laku terjual 22 bungkus. Dia berpikir bahwa bisnis keripik pedas ini memiliki potensi besar.
"Saya bisa kulakan Rp15 juta beli ini, bisa kulakan Rp25 juta, bahkan dalam 6 bulan jualan keripik di pinggir jalan saya bisa umrah," kata dia.
Karena jualan keripik tersebut ramai, Sulhi memberanikan diri untuk ambil utang kembali menjadi Rp100 juta. Dana segar itu digunakan untuk sewa ruko.
Dia semakin bergelut dengan cuan seakan tak pernah henti. Dalam 1 tahun, Sulhi bisa meraih omzet dalam Rp10 juta hingga Rp15 juta dalam sehari. Bahkan ketika akhir pekan bisa mencapai Rp20 juta.
Tahun 2015, cara berbisnis Sulhi mulai berubah. Dia tersadar bahwa sumber pendanaan yang dia peroleh tidak cukup berkah. Namun, dia bergeming dengan kata hati dan tetap meneruskan bisnis tersebut.
"Dilalah dua toko tahu-tahu minus hampir Rp400 juta dalam hati "wah ini benar kata ustad ketika kita benar-benar mau tobat meninggalkan riba kalah Kalau Allah sayang pasti dihancurin dulu tapi ini tanda Allah sayang sama kita," ucapnya.
Tahun 2016, Sulhi berhenti berbisnis keripik tersebut aset toko dia jual. Sulhi kembali fokus menjadi abdi negara di bidang keuangan.
Tahun 2017, dia dipromosikan masuk ke tim perencanaan anggaran. Di sinilah menjadi titik akhir Sulhi menjadi PNS.
"Saya ditugaskan sebagai staf perencana keuangan di anggaran, seringkali dijumpai dengan hal-hal yang bertentangan dengan hati," ucapnya.
Dia menceritakan kondisi batinnya itu kepada sang ibu dan sang istri. Sulhi menjawab dia ingin menjadi wirausaha dibandingkan menjadi PNS dengan rasa yang tidak nyaman. Keluarga Sulhi memberi dukungan penuh.
Juli 2019, dia resmi tak lagi menyandang status sebagai PNS. Saat itu, dia bersama sang istri pulang ke Yogyakarta dari Semarang.
Karena di perjalanan macet, akhirnya mereka berdua melalui Turi. Di sana, banyak penjual salak pondoh di sepanjang jalan.
Sulhi kemudian menepi sebentar untuk membeli salak pondoh. Seketika, Sulhi terkejut karena harga salak pondoh per kilogram sangat rendah.
Padahal, salak tersebut atau buah yang dibanggakan warga Sleman Yogyakarta. Dari sana, kemudian terbesit untuk menjadikan salak pondoh sebagai bahan baku bisnisnya yaitu pie.
"Kebetulan istri saya suka sekali makan pie, akhirnya daripada salak pondoh ini bernilai rendah mendingan kita tambah nilainya menjadi olahan camilan kudapan pie," ujarnya.
Impian merintis usaha pie salak, tidak mudah. Sulhi terbentur modal untuk melakukan uji coba. Dia mulai goyah dan menyesal mundur sebagai PNS.
Namun, penyesalan itu dia abaikan dengan menyibukan diri bergaul dengan para tokoh agama sekaligus perintis usaha mikro.
Satu waktu, rekannya memberikan modal untuk Sulhi berusaha. Nilai yang ada pada diri Sulhi menjadi modal besar mendatangkan "investor" yang mau memberi modal bagi Sulhi melangkah menjadi pengusaha pie salak.
"Akhirnya, Januari-Februari riset, Maret uji coba, di bulan April kita mulai jualan dan kita jualan online," ujarnya.
Ketenaran pie salak produksi Sulhi terus meluas. Bahkan di usia bisnis yang baru tujuh bulan, usaha mikro Sulhi telah diliput televisi swasta.