2 Penyebab Harga Minyak Goreng Saat ini Mahal Versi Kemendag
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut ada dua faktor yang menyebabkan harga minyak goreng mahal. Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak curah dikisaran Rp 17.000 per liter dan minyak goreng kemasan Rp 17.500 per liter.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut ada dua faktor yang menyebabkan harga minyak goreng mahal. Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak curah dikisaran Rp 17.000 per liter dan minyak goreng kemasan Rp 17.500 per liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan menjelaskan, kenaikan harga minyak goreng pertama disebabkan karena gejala global akibat pasokan bahan baku untuk minyak nabati dunia ini menurun.
-
Kapan minyak goreng akan membeku? Minyak goreng yang membeku biasanya terjadi pada saat berada pada suhu ruang yang lebih dingin, yaitu di bawah 24 derajat celcius.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Kapan minyak inti sawit dipanen? Buah kelapa sawit dipanen dari tandannya saat sudah matang.
-
Kenapa bakwan sering menyerap minyak? Jika api kurang besar, bakwan akan menyerap minyak lebih banyak karena panas yang dihasilkan tidak mencukupi secara optimal.
-
Mengapa minyak goreng menjadi keruh? Proses penggorengan, terutama makanan yang bercita rasa, dapat meninggalkan residu pada minyak. Akibatnya, minyak goreng menjadi keruh.
-
Di mana minyak tersebut tumpah? Percikan atau tumpahan minyak saat memasak sering kali sulit dihindari.Jika tidak segera dibersihkan, lantai bisa menjadi licin dan berpotensi menyebabkan terpeleset saat dilewati.
"Terjadi penurunan produksi CPO dari Malaysia angkanya kisaran 8 persen. kemungkinan produksi CPO dalam negeri di Indonesia juga akan turun, dari target 49 juta ton mungkin akan dihasilkan 47 juta ton," kata Oke dalam diskusi Indef PEI 2022: Pemulihan di Atas Fundamental Rapuh, Rabu (24/11).
Selain itu, Kanada sebagai pemasok minyak nabati untuk canola oil juga mengalami penurunan pasokan di angka 6 persen. Sehingga harga minyak goreng dunia itu naik, sebab bahan baku tidak ada. Belum lagi ada krisis energi di beberapa negara, seperti India, Eropa, dan China.
Faktor Dalam Negeri
Faktor kedua, dari sisi internal Indonesia, entitas produsen minyak goreng di Indonesia belum terafiliasi dengan kebun sawit penghasil CPO. Maka produsen minyak goreng sangat tergantung pada harga CPO global.
"Yang harga CPO begitu meningkat dan ini menjadikan harga minyak goreng curah dan kemasan meningkat tajam,' ujarnya.
Berbicara terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng memang ada dikisaran Rp 11.000 per liter. Namun pada saat penyusunan HET tersebut, harga CPO masih dikisaran USD 500-600 per metrik ton.
"Dan saat ini posisinya sudah di USD 1.365 per metrik ton, dan itu langsung berpengaruh karena entitas minyak goreng di kita itu ada 435 dan didominasi oleh ketergantungan CPO, karena tidak selalu produsen minyak goreng terafiliasi dengan kebun sawitnya, maka itulah yang menyebabkan kenaikan," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)