2018, PLN gelontorkan Rp 1,5 T bangun jaringan listrik bawah laut Sumatera-Babel
Kepala Divisi Pengembangan Regional Sumatera PLN, Budi Pengestu, mengatakan saat ini tahap persiapan tender sudah dimulai dan pengerjaan fisiknya akan dilakukan pada 2018. Nantinya proyek ini membutuhkan 36 kms kabel bawah laut serta sekitar 29 kms transmisi.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membangun jaringan transmisi bawah laut yang akan menghubungkan sistem kelistrikan Pulau Sumatera sampai ke Bangka Belitung (Babel). Kabel interkoneksi berkapasitas 150 kilo volt (KV) ini dibutuhkan karena koneksi di Bangka Belitung masih terisolasi dan terpisah dari jaringan listrik Sumatera.
Kepala Divisi Pengembangan Regional Sumatera PLN, Budi Pengestu, mengatakan saat ini tahap persiapan tender sudah dimulai dan pengerjaan fisiknya akan dilakukan pada 2018. "Rencana di 2020 beroperasi (rampung) dalam rangka meningkatkan kehandalan dan menurunkan BPP (Biaya Pokok Produksi) akan mengalirkan energi dari Sumsel lewat kabel laut ke Babel," ujarnya di Belitung, Bangka Belitung, Jumat (15/ 12).
PLN sendiri telah menyiapkan dana Rp 1,5 triliun dalam proyek sambungan interkoneksi ini. Nantinya proyek ini membutuhkan 36 kms kabel bawah laut serta sekitar 29 kms transmisi. "Kita sudah siapkan 2 line bay extension di Gardu Induk Tanjung Api-api sampai ke Muntok," ungkapnya.
General Manager PLN wilayah Bangka Belitung, Susiana Mutia, mengakui BPP di Babel saat ini masih cukup tinggi. Penyebabnya, sebagian besar pembangkit yang ada merupakan pembangkit bertenaga diesel sehingga membutuhkan bahan bakar berupa minyak. Adapun pembangkit bertenaga batu bara jumlahnya masih sangat sedikit.
Saat ini, harga jual listrik di Babel masih lebih rendah dibandingkan BPP. Harga jual saat ini yakni sebesar Rp 1.212 per kWh semantara BPP sebesar Rp 2.636 per kWh. "PR nya memang bagaimana turunkan BPP," ucapnya.
Susiana menjelaskan, rasio elektrifikasi di Babel memang sudah 100 persen namun itu dibayar dengan BPP yang cukup tinggi bahkan untuk di pulau-pulau kecil harganya sampai Rp 4.000 - Rp 5.000 per kWh. "Jadi ini Public Service Obligation (PSO) atau penugasan saja jadinya. Rasio elektrifikasi 100 persen jadi resikonya tanggung BPP lebih besar," terangnya.
Melalui pembangunan sambungan interkoneksi bawah laut dengan jaringan Sumatera, pihaknya optimis akan sangat membantu dalam menurunkan BPP di Babel. Apalagi listrik yang dihasilkan dari jaringan Sumatera banyak berasal dari pembangkit bertenaga batu bara yang ongkos produksinya juga lebih rendah dari pembangkit lain.
"Kalau 3 tahun akan dibangun kabel laut itu maka kabel bawah laut sumbernya dari PLTU itu harga termurah. Nanti diesel digantikan batu bara. Jadi 60 persen batu bara dan sisanya yang lain maka BPP bisa turun banyak," ujarnya.
"Nanti ada 3 kabel 3x100 MW, 1 kabel stand by dan diturunkan di gardu induk. Ini sangat bantu karena akan ada batu bara masuk," tandasnya.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
Baca juga:
Jaringan tol listrik Sumatera ditarget selesai semester I 2018
Kini listrik di Bawean nyala 24 jam
2018, PLN Disjaya rogoh Rp 80 M pindahkan kabel di tiang listrik ke dalam tanah
Ini Stasiun Penyedia Listrik Umum untuk kendaraan di PLN
PLN kembangkan wisata bahari dengan kapal listrik
PLN Disjaya target 1.000 SPLU terpasang hingga akhir 2017
PLN sabet dua penghargaan LHKPN 2017 dari KPK