4 Dampak mengerikan anjloknya harga minyak dunia
Kemorosotan harga minyak dunia juga merugikan Indonesia selaku negara penghasil.
Harga minyak dunia terus mengalami penurunan. Bahkan untuk bulan ini saja, harga sudah anjlok 20 persen di bawah USD 47 per barel pada Selasa (28/7). Posisi harga minyak dunia sempat menyentuh titik terendah sejak 2009 silam.
Penurunan harga didorong oleh dinamika pasar. Salah satunya, revolusi energi Amerika yang berhasil menciptakan pasokan energi yang banyak. Selain itu, pelemahan ekonomi global juga membuat penurunan permintaan.
-
Mengapa hasil imbang melawan Arab Saudi dianggap berharga? "Timnas Indonesia menunjukkan perjuangan yang luar biasa," kata Erick Thohir di akun Instagram-nya. Dia juga menambahkan, "Ini adalah poin berharga dari markas Arab Saudi, yang menduduki peringkat ke-56 FIFA dan sering tampil di Piala Dunia."
-
Kapan minyak bumi terbentuk? Minyak bumi sendiri terdiri dari berbagai macam campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah kelompok alkana. Minyak bumi sendiri terdiri dari berbagai macam campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah kelompok alkana. Nantinya minyak bumi atau minyak mentah ini akan diproses untuk menghasilkan berbagai macam bahan bakar untuk kebutuhan sehari-hari seperti minyak tanah, bensin. Selain itu, dapat digunakan sebagai reagen kimia dalam pembuatan obat-obatan. Proses pengolahan minyak sendiri membutuhkan banyak tahapan agar dapat siap digunakan.Untuk mengetahui secara rinci, berikut merdeka.com telah rangkum proses pengolahan minyak bumi dan minyak mentah sampai dapat dimanfaatkan, yang dilansir dari ilmugeografi.com.
-
Kenapa minyak bumi penting dalam ekonomi global? Tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar saja, tetapi minyak bumi juga bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuatan aspal, pelumas, kerosin, dan nafta. Maka dari itu, minyak bumi penting dalam ekonomi global. Minyak memiliki peranan yang cukup besar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dari sisi penerimaan negara khususnya untuk penerimaan negara bukan pajak, minyak bumi menyumbang penerimaan terbesar bagi pembangunan. Namun dari sisi belanja, minyak bumi merupakan komoditas yang disubsidi negara dalam jumlah yang paling besar.
-
Di mana minyak bumi terbentuk? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Apa sebenarnya sumber minyak bumi? Menurut Müller, minyak sebenarnya berasal dari triliunan alga (ganggang) kecil dan plankton.
-
Dimana minyak bumi diolah? Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara.
Harga minyak dunia bergerak seperti rollercoaster. Harga minyak mentah pernah mencapai USD 107 per barel pada Juni 2014, namun kini anjlok ke titik terendah yakni hanya USD 43,46 per barel pada Maret lalu. Kemudian sempat naik lagi ke USD 61 per barel karena ada harapan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan di Amerika Serikat. Namun, ternyata Amerika kembali menggenjot produksi mereka.
"Output Amerika Serikat sangat tangguh. Setiap jenis kenaikan akan dihadang," ucap analis senior Bloomberg Intelligence, Vincent Piazza seperti dilansir dari CNN di Jakarta. Amerika Serikat saat ini memompa 9,5 juta barel minyak per hari.
Turunnya harga minyak dunia ternyata membawa dampak buruk ke sebagian pihak, khususnya produsen. Indonesia saja melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap perusahaan migas tak merampingkan jumlah pegawainya meski harga minyak dunia terus merosot.
"Kadang kita terjebak pada pendekatan gampang kalau ada tekanan manusia duluan yang dikorbankan," ujarnya.
Kemorosotan harga minyak dunia, menurut Sudirman, juga merugikan Indonesia selaku negara penghasil emas hitam tersebut. Jadi, wajar saja jika situasi ini bisa mendorong pengusaha migas merumahkan sebagian pegawainya.
Namun demikian, penurunan harga minyak dunia sudah memberikan dampak yang cukup mengerikan di negara lain. Berikut penjelasannya yang dikutip merdeka.com dari berbagai sumber:
Shell pecat 6.500 pekerja
Royal Dutch Shell Plc, produsen bahan bakar minyak (BBM) Shell, mengumumkan akan memecat 6.500 karyawannya tahun ini. Selain itu, perusahaan asal Belanda ini juga memangkas dana investasi sebesar USD 7 miliar atau setara Rp 94,2 triliun.
Dilansir dari Bloomberg Business, Kamis (30/7), kebijakan ini diambil Shell karena terus menurunnya kinerja migas akibat harga minyak dunia yang belum berhenti merosot. Besaran bagi hasil perusahaan turut tak berubah yakni USD 1,8 per lembar saham hingga 2016.
Shell, pada kuartal II, membukukan penurunan keuntungan hingga USD 3,8 miliar dari USD 6,1 miliar periode sama tahun lalu. Angka ini meleset dari perkiraan sejumlah analis yang memprediksi penurunan hanya mencapai USD 3,4 miliar.
Jatuhnya harga minyak mentah dunia membuat Shell dan beberapa perusahaan minyak dunia menghemat belanja dan menunda eksekusi rencana proyek guna menyeimbangkan neraca keuangannya.
Hancurnya ekonomi Arab Saudi
Merosotnya harga minyak dunia menghantam perekonomian Arab Saudi. Pendapatan negara dari penjualan minyak terus merosot, sedangkan pembiayaan tetap tinggi. Bahkan untuk menutupi defisit anggaran, Arab Saudi telah meminjam uang atau menambah utang sebesar USD 4 miliar melalui penerbitan obligasi pada tahun lalu.
Obligasi yang diterbitkan pemerintah Arab ini adalah yang pertama dalam 8 tahun terakhir, dan merupakan upaya untuk mempertahankan tingkat belanja publik karena harga minyak merosot.
Gubernur Badan Moneter Arab Saudi, Fahad al-Mubarak mengatakan, pemerintah akan menggunakan kombinasi obligasi dan cadangan devisa untuk mempertahankan pengeluaran dan menutupi defisit keuangan yang akan lebih besar dari yang diharapkan.
"Kami berharap ada peningkatan pinjaman untuk saat ini," katanya seperti dilansir dari CNBC di Jakarta, Kamis (16/7).
Analis memperkirakan, defisit anggaran di Arab Saudi akan menyentuh angka USD 130 miliar tahun ini. Ini terjadi karena pemerintah belum pernah mengeluarkan obligasi sejak 2007 silam dan akhirnya menggerus cadangan devisa. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pengeluaran negara untuk proyek khusus.
Perusahaan minyak Italia pecat 8.800 pekerja
Perusahaan energi asal Italia, Saipem berencana akan mengurangi atau memecat pegawai untuk efisiensi. Saipem akan memangkas setidaknya 8.800 pekerja dalam dua tahun ke depan.
Rencana pemecatan ini diumumkan setelah perusahaan merevisi target dan prospek untuk 2015. Perusahaan dilaporkan merugi USD 800 juta karena harga minyak dunia jauh lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, perusahaan juga membatalkan rencana pembangunan proyek pipa South Stream.
Menurut laporan Financial Times, Kepala Eksekutif Perusahaan, Stefano Cao mengatakan penurunan harga minyak dunia mengakibatkan gangguan sangat besar.
Sementara pimpinan sedang melakukan efisiensi dan menekan pengeluaran, perusahaan energi ini juga disandung masalah seperti perubahan manajemen untuk penyelidikan korupsi terkait keberadaan perusahaan di Aljazair.
Laporan Bloomberg menyebut, perusahaan yang sahamnya sebagian besar dikuasai pemerintah Italia ini mengharapkan pemecatan pegawai bisa menghemat 1,3 miliar euro hingga 2017 mendatang. Kabar merosotnya kinerja perusahaan langsung berpengaruh pada harga saham yang anjlok 9 persen.
Pertumbuhan miliuner Saudi anjlok
Dalam laporan terbaru WealthInsight, pertumbuhan jumlah miliuner Saudi akan melambat hingga 5 tahun mendatang. Hal ini menyusul anjloknya harga minyak dunia yang mempengaruhi pendapatan miliuner Saudi dari berjual minyak.
Tingkat pertumbuhan miliuner Saudi disebut diprediksi hanya akan mencapai 12,4 persen dari 2015 ke 2020. Angka ini menurun drastis dibandingkan pertumbuhan 2010 ke 2015 yang mencapai 25 persen.
Dari data WealthInsight, pada 2020 mendatang terdapat sekitar 55.245 orang kaya Saudi dengan harta di atas USD 1 juta. Ini belum termasuk tempat tinggal utama mereka. Jumlah miliuner tersebut hanya naik tipis jika dibandingkan 2015 yang mencapai 49.150. Sedangkan jumlah penduduk Saudi mencapai 29 juta orang.
Seperlima dari miliuner Saudi memperoleh kekayaan dari hasil minyak. Penurunan harga hingga 50 persen saat ini menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan orang kaya.
"Namun ini bukan satu-satunya faktor penyebab penurunan, ada kekhawatiran lain dari kerajaan kaya," ucap Kepala WealthInsight, Oliver Williams seperti dilansir dari CNBC di Jakarta, Rabu (29/7).