4 Jenis Reksadana yang Wajib Diketahui Sebelum Berinvestasi
Direktur Interim Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa menyebutkan ada empat jenis reksadana yang bisa dipilih investor pemula dalam melakukan investasi. Di antaranya reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Direktur Interim Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa menyebutkan ada empat jenis reksadana yang bisa dipilih investor pemula dalam melakukan investasi. Di antaranya reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Jenis reksa dana tersebut diklasifikasi berdasarkan potensi hasil investasi, tingkat fluktuasi, dan jangka waktu investasi yang disarankan.
-
Siapa saja yang bisa berinvestasi di reksa dana? Faktanya reksa dana tersedia untuk berbagai jenis investor dan terjangkau untuk semua orang. Pasalnya, terdapat instrumen reksa dana yang bermodal Rp100.000 sudah bisa mulai investasi reksa dana.
-
Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana Pasar Uang? Reksa Dana Pasar Uang adalah produk investasi dengan portofolio instrumen aset jangka pendek, bertujuan menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risiko rendah-sedang dengan return rata-rata 3% - 4% pa dalam tenor 1-2 tahun.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Apa saja yang termasuk dalam jenis reksa dana? Ada berbagai jenis reksa dana, termasuk reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
"Secara umum, reksa dana dibagi menjadi 4 kelas. Semuanya punya volatilitas atau kecepatan naik turunnya return atau keuntungan yang berbeda-beda. Maka dari itu, penting bagi investor menentukan terlebih dahulu tujuan investasinya agar dapat menyesuaikan harus memilih jenis reksa dana yang mana," jelas Afifa pada sesi Webinar Basic Investment, Sabtu (24/10).
Jenis pertama dan merupakan kelas yang paling dasar adalah reksadana pasar uang. Potensi hasil investasi dan fluktuasinya cenderung rendah dengan jangka waktu investasi yang disarankan paling tidak setahun atau lebih. Kemudian, reksadana pasar uang memiliki underlyingnya adalah time deposit. Sehingga, reksadana pasar uang mempunyai instrumen obligasi yang jatuh temponya bisa di bawah satu tahun dan menawarkan keuntungan setidaknya 20 persen setahun.
"Tentunya, volatilitas atau arus naik turunnya risiko dari reksadana ini rendah jadi sangat cocok untuk mereka yang butuh investasi jangka pendek dan pencairannya juga bisa cepat," jelas Afifa.
Jenis Lainnya
Selanjutnya reksadana pendapatan tetap. Pada reksadana ini, investor dapat berinvestasi minimal 80 persen pada instrumen obligasi dengan jangka jatuh tempo kurang lebih setahun. "Potensi imbal hasilnya tentunya lebih baik ketimbang pasar uang dan direkomendasikan untuk investor jangka menengah," tambahnya.
Setelah itu, ada reksadana campuran yang risikonya mulai meningkat. Campuran di sini diartikan sebagai porsi saham dan porsi pendapatan tetap. Sehingga, antara porsi obligasi dan saham dapat lebih seimbang. Tentunya, tingkat fluktuasinya akan sedikit berada di atas pendapatan tetap, tapi tidak setinggi reksadana saham yang memiliki volatilitas paling tinggi.
Kemudian, di tingkatan risiko yang paling tinggi, ada reksadana saham. Meskipun risikonya tinggi, reksadana saham merupakan reksadana yang paling menguntungkan. Namun, reksadana saham tidak dianjurkan bagi Anda yang belum begitu berpengalaman, karena tingkat volatilitas dan fluktuasinya tinggi.
"Biasanya, reksadana saham digunakan untuk investasi jangka panjang, setidaknya lebih dari 10 tahun," ucap Afifa.
Berapa Lama Harus Berinvestasi?
Sebenarnya, tidak ada waktu yang tepat untuk berinvestasi, karena jawabannya bisa kapan saja, bahkan sekarang juga. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki tujuan investasi yang berbeda. Maka dari itu, tercipta juga beberapa kelas investasi dari jangka pendek sampai jangka panjang.
"Untuk jangka pendek, menengah atau panjang dan kapanpun mau dijual kembali ya bisa. Tetapi, harus diingat bahwa reksadana merupakan investasi. Dan investasi tentunya bukan jangka pendek, tetapi jangka panjang." jelasnya.
Terlebih, pada reksadana, investor tidak perlu ikut memilih harus membeli reksadana yang mana. "Kita tidak perlu ribet, karena ada fund manager yang berpengalaman akan mewakili investor dalam melakukan penempatan. Jadi, cukup untuk memilih jenis reksadana, nanti pilihan sahamnya apa saja, mana yang baik, mana yang mempunyai potensi imbal hasil yang lebih tinggi, itu yang akan dikerjakan oleh fund manager kita," imbuh Afifa.
Sementara itu, reksadana memiliki banyak kelebihan seperti fleksibel, aman, dan likuid, bahkan terbebas dari pungutan pajak. "Berbeda dengan deposito, bunga yang dikenakan oleh bank itu akan kena pajak 20 persen. Sehingga, keuntungan (return) yang kita terima tidak akan dipotong pajak. Kalau di reksadana, sudah nett, jadi keuntungan yang kita dapatkan sudah tidak akan kena pajak lagi." tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)