5 Serangan ide Dahlan bangun tol di atas laut Jakarta-Surabaya
Tidak semua mendukung mimpi Dahlan itu, termasuk koleganya di kabinet yang hanya menanggapi dingin idenya.
Keberadaan jalan tol Mandara atau tol yang berdiri di atas laut Bali, banyak dipuji orang. Salah satunya oleh orang nomor satu di republik ini yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ). Selain karena pengerjaan yang singkat dan cepat, SBY juga memuji tol ini karena dibangun tanpa menggunakan uang negara. Seluruh kebutuhan pendanaan pembangunan tol ini ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan-perusahaan BUMN.
Otomatis, perusahaan BUMN dengan Dahlan Iskan sebagai komandannya, berada di atas angin lantaran sukses membangun jalan tol itu. Dengan keberhasilan itu, Dahlan semakin berambisi melambungkan kinerja perusahaan BUMN dengan proyek-proyek fenomenal. Dahlan sempat menyatakan kesiapan BUMN menggarap megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). Tidak hanya itu, yang masih hangat, Dahlan menelurkan ide untuk membangun jalan tol serupa dengan Bali, di atas laut. Kali ini jaraknya lebih jauh.
-
Apa itu doa tolak bala? Doa tolak bala adalah salah satu amalan yang penting untuk dipanjatkan. Termasuk untuk menghindari bala. Sudah sepatutnya umat Islam memohon perlindungan dari marabahaya pada Allah SWT, salah satunya dengan cara berdoa.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan doa tolak bala dibaca? Walau demikian, doa tolak bala ini dianjurkan untuk diamalkan dan dibaca tiap selesai sholat.
-
Di mana Badr Dahlan ditahan? Jadi Mimpi Buruk Dahlan ditahan di wilayah Khan Younis bersama sejumlah warga Palestina tak berdosa lainnya.
-
Kapan Toko Obat Ban An Tong didirikan? Di Tangerang terdapat bangunan toko obat legendaris bernama Ban An Tong.Kabarnya, toko obat ini sudah ada sejak 1908. Pendirinya merupakan tabib asal Tiongkok yang menikah dengan perempuan asal Tangerang.
-
Di mana Danau Tolire berada? Danau Tolire Mengutip situs Indonesia Kaya, nuansa mistis campur haru mewarnai cerita asal-usul Danau Tolire.
Dahlan mempunyai ide membangun tol di atas laut yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya. Untuk merealisasikan mimpinya itu, Dahlan merapatkan barisan anak buahnya. Tidak tanggung-tanggung, 19 perusahaan BUMN diminta keroyokan menggarap idenya itu.
Konsorsium BUMN yang ikut dalam proyek ini terdiri dari BUMN perbankan, BUMN karya, BUMN asuransi dan lain sebagainya. Anak buah Dahlan yang terlibat dari proyek ini antara lain Jasa Marga, Adhi Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Mandiri, BNI, BRI, BTN, Jamsostek, Taspen, Pembangunan Perumahan (PP), Brantas Abipraya, Istaka Karya, Pelindo II, Pelindo III, Semen Indonesia, Krakatau Steel.
"Ini 19 BUMN tanda tangan studi dulu bersama-sama tol di pantai Jakarta-Surabaya tanpa pembebasan tanah," kata Dahlan beberapa waktu lalu.
Tentu saja proyek ini butuh biaya sangat besar. Dengan panjang jalan tol mencapai 775 km, kebutuhan dana ditaksir mencapai Rp 150 triliun. Dahlan lalu menginstruksikan anak buahnya untuk segera membuat kajian untuk megaproyek ini. Waktunya ditetapkan hanya 6 bulan. Jika studi kelayakan sudah selesai, Dahlan berencana segera mengajukan ke pemerintah.
Tidak semua mendukung mimpi Dahlan itu. Bahkan, koleganya di pemerintahan pun menanggapi dingin ide menghubungkan Jakarta-Surabaya dengan jalur di atas laut. Pelbagai kritikan pun dialamatkan ke Dahlan yang dipandang terlalu ambisius merealisasikan proyek ini.
Merdeka.com mencoba merangkum beberapa kritikan dan serangan terhadap ide Dahlan itu. Berikut pemaparannya.
Bentuk pencitraan
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengakui Dahlan sebagai orang yang sukses melalui aksi-aksinya dalam memaksimalkan kinerja anak buahnya. Namun, untuk ide membangun tol di atas laut dari Jakarta sampai ke Surabaya ini, dia menilai hal tersebut tidak realistis dan hanya bentuk pemborosan saja.
Terlontarnya ide ini, menurutnya, hanya bentuk pencitraan Dahlan saja sebelum masa jabatannya habis 2014 mendatang.
"Rencana itu hanya untuk menyenangkan menteri (Dahlan) karena kan masa jabatannya tinggal setahun lagi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (7/10) malam.
Proyek tidak penting
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pembangunan tol di atas laut ini tidak penting. Dia menyarankan agar Dahlan lebih mementingkan kereta cepat Jakarta-Surabaya untuk transportasi.
"Lebih tepat dan visioner bangun kereta cepat Jakarta-Surabaya. Sudah ada FS yang dibuat JICA tahun 2008." Kata Djoko kepada merdeka.com, Selasa (8/10).
Pembangunan kereta cepat dipandang lebih efektif sebagai alat transportasi masyarakat. Bahkan, jika kereta cepat terealisasi, bukan tidak mungkin penumpang pesawat akan beralih ke kereta.
Tidak bernilai ekonomis
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, rencana pembangunan ini tidak menarik sama sekali. Bahkan cenderung merugikan. Kerugian pertama akan ditanggung oleh BUMN karena tol ini tidak bernilai ekonomis. Hal tersebut bisa dilihat dari jalan tol di jalur pantura yang hanya laris di waktu-waktu tertentu saja.
"Dengan kondisi sekarang tol pantura yang dibangun saja masih merugi. Tol ini padat cuma musim lebaran (hanya 2 minggu). Tol menguntungkan itu di wilayah Jakarta dan sekitar dan Surabaya dan sekitarnya. Jika ada operator untung, itu keuntungan semu," kata Djoko kepada merdeka.com di Jakarta, Selasa (8/10).
Rencana pembangunan tol ini juga akan merugikan pemerintah. Utamanya dilihat dalam konteks rencana penghematan BBM bersubsidi. Saat ini saja menurut Djoko, kendaraan roda 4 sudah menghabiskan 53 persen atau sekitar Rp 93 triliun subsidi per tahunnya. Daripada merugikan negara dengan subsidi semakin membengkak, Dahlan disarankan memperbaiki infrastruktur kereta Jakarta-Surabaya.
Tak ada manfaat untuk masyarakat
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit mengatakan, pembangunan jalan tol atas laut tidak membawa manfaat bagi pengembangan wilayah dan masyarakat di sekitarnya. Padahal manfaat pembangunan saat ini diharapkan tidak hanya dirasakan masyarakat di kota-kota besar saja.
Menurutnya, cara yang paling tepat adalah membangun kereta cepat atau high speed rail. "High speed rail akan lebih sustainable dan membawa pengembangan wilayah yang lebih menjanjikan. Jalan tol memang mampu mendorong peningkatan kecepatan, tetapi kurang mampu mendorong pengembangan wilayah," ujarnya pada merdeka.com di Jakarta, Selasa (8/10).
Danang tidak menampik bahwa Indonesia saat ini membutuhkan pengembangan dari segi keterhubungan antar wilayah. Namun, cara dari Dahlan ini tidak tepat.
Melalui pengembangan moda transportasi kereta dipercaya dapat mengurangi beban kendaraan di jalan raya. Kalkulasinya ialah, jika dibuat kereta cepat, maka beban pemakai jalan akan berkurang 20 persen menjadi 70 persen dari saat ini 90 persen.
"Idealnya penggunaan jalan raya hanyalah 70 persen dari kebutuhan perjalanan. Bagi negara maritim angka ini kalau 60 persen lebih baik," tuturnya.
Bukan prioritas pemerintah
Ide Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan untuk membangun tol atas laut dari Jakarta hingga Surabaya ditanggapi dingin Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Ide Dahlan itu belum menjadi prioritas saat ini.
"Masih akan memprioritaskan pembangunan tol Trans Jawa daripada tol yang digagas Dahlan," ujarnya saat di Kementerian PU, Jakarta, Jumat (4/10).
Djoko menegaskan, yang lebih mungkin diwujudkan adalah terkoneksinya tol dengan panjang 1.000 kilometer ini. Sejauh ini usulan Dahlan baru sebatas wacana dan belum melalui kebijakan yang matang.
"Baru sekadar usulan saja tanpa adanya studi lebih lanjut ataupun kajian khusus kan," jelas dia.
Baca juga:
Bangun tol atas laut, Dahlan berhadapan dengan Hary Tanoe
Ide Dahlan bikin tol atas laut tak bermanfaat bagi masyarakat
Kerugian ide Dahlan bangun tol atas laut Jakarta-Surabaya
Dahlan mending bikin kereta cepat daripada tol Jakarta-Surabaya
Jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya bentuk pencitraan Dahlan