Ada Aksi 22 Mei, Rupiah Diramal Kembali Terdepresiasi
Aksi pada tanggal 22 Mei diperkirakan akan membuat nilai tukar Rupiah terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar AS (USD). Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira. Bhima menyebutkan Rupiah akan kembali mengalami koreksi.
Aksi pada tanggal 22 Mei diperkirakan akan membuat nilai tukar Rupiah terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar AS (USD). Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira.
Bhima menyebutkan Rupiah akan kembali mengalami koreksi. Seperti diketahui saat ini nilai tukar Rupiah sudah melemah selama beberapa waktu terakhir.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
"Rupiah diperkirakan kembali alami koreksi ke 14.500-14.600 pasca 22 Mei," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (21/5).
Dia menjelaskan, ada beberapa hal mendasar yang membedakan kondisi pasca pemilu di tahun ini dengan 2014 silam.
"Kondisi saat ini berbeda dari tahun 2014 di mana optimisme pelaku pasar paska pemilu cukup tinggi. Ada harapan pemerintah di bawah Jokowi bisa mendorong ekonomi hingga tumbuh 7 persen," ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, saat ini investor tidak seoptimis dulu lagi sehingga Jokowi Effect tidak lagi terjadi pada pemilu tahun ini. Hal ini disebabkan tidak tercapainya angka pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sejak awal pemerintahan yaitu pada angka 7 persen.
"Tapi sekarang ekspektasinya tidak setinggi itu karena melihat tren 5 tahun terakhir ekonomi hanya mampu tumbuh 5 persen. Jokowi effect berkurang di mata investor," tutupnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar Rupiah terhadap Amerika Serikat (AS) pada Mei 2019 melemah 1, 45 persen. Karena dipengaruhi dampak ketidakpastian global serta pola musiman peningkatan permintaan valuta asing (valas).
Baca juga:
Nilai Tukar Rupiah Cenderung Stabil di Level Rp14.450 per USD
Hingga Pertengahan Mei 2019, Rupiah Melemah 1,45 Persen
Rupiah Melemah, BI Diminta Lakukan Intervensi Pasar Valuta asing
Ini Penyebab Rupiah Terkapar Hingga Rp14.453 per USD
Rupiah Makin Melemah Sentuh Level Rp14.453 per USD
Rupiah Merosot Seiring Masih Berlanjutnya Perang Dagang China-AS
BI Catat Kebutuhan Uang Tunai Saat Lebaran Capai Rp217,1 Triliun