Agustus 2016, BPS catat ekspor Indonesia turun 0,74 persen
Agustus 2016, ekspor RI mencapai USD 12,63 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2016 mencapai USD 12,63 miliar, meningkat 32,54 persen dari Juli 2016 sebesar USD 9,53 miliar. Sementara itu, ekspor ini menurun 0,74 persen dibanding Agustus 2015 yang mencapai USD 12,72 miliar.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan peningkatan ekspor ini dipengaruhi oleh ekspor non migas sebesar USD 11,5 miliar, meningkat 34,84 persen dibanding Juli 2016. Angka ini juga meningkat 2,76 persen dibandingkan Agustus 2015.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
"Sedangkan ekspor migas juga meningkat 12,95 persen, dari USD 998,7 juta pada Juli 2016 menjadi USD 1,12 miliar," kata Sasmito di gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/9).
Secara kumulatif, nilai ekspor mencapai USD 91,73 miliar, menurun 10,61 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Demikian juga ekspor non migas mencapai USD 83,11 miliar atau menurun 7,32 persen.
Peningkatan terbesar ekspor non migas terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD 285,7 juta. Sedangkan, penurunan terbesar terjadi pada benda-benda dari besi dan baja sebesar USD 120,9 juta.
"Untuk ekspor lemak dan minyak hewan nabati juga masih besar mencapai USD 10,57 miliar, yang didominasi produk kelapa sawit. Kemudian bahan bakar mineral yang didominasi batu bara," pungkasnya.
Baca juga:
Neraca perdagangan RI Agustus 2016 surplus USD 293,6 juta
Menko Darmin: daging kerbau impor dipakai untuk buat sosis
Menteri Susi: Ekspor lobster RI dulu 60.000 ton, kini 300 ton saja
Mentan Amran: cari bibit bawang murah, impor tidak masalah
100.000 Ton daging kerbau impor bakal banjiri RI hingga Lebaran 2017
Produksi turun, Indonesia kurangi ekspor minyak sawit
Amerika Serikat makin gandrungi ikan hias asal Bali