Airlangga Nilai Indonesia dan Malaysia Kunci Ketersediaan Minyak Sawit di Dunia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengatakan, bahwa Indonesia dan Malaysia menjadi kunci ketersediaan minyak sawit atau palm oil untuk dunia, di saat minyak nabati dari Ukraina belum bisa dikeluarkan karena konflik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengatakan, bahwa Indonesia dan Malaysia menjadi kunci ketersediaan minyak sawit atau palm oil untuk dunia, di saat minyak nabati dari Ukraina belum bisa dikeluarkan karena konflik.
Hal tersebut dia sampaikan usai acara Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Prouducing Countries (CPOPC) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (19/7) sore.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
Ia menerangkan, di dalam situasi saat ini CPOPC melihat pentingnya keberadaan palm oil dan diketahui kondisi market palm oil ini didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Karena Indonesia mensuplai sekitar 48 juta ton dan Malaysia sekitar 18 juta ton.
"Dua negara ini mensuplai sekitar 66 juta daripada vegetable oil palm oil ke market. Dan kita ketahui bahwa permintaan dunia terhadap komoditas palm oil itu sekitar 45 juta (ton) dengan yang terbesar antara lain India sekitar hampir 7,8 juta dan 27 negara EU (Uni Eropa) 5,8 juta dan China 4,5 juta," kata Airlangga saat konferensi pers.
"Oleh karena itu, kerja sama Indonesia dengan Malaysia menjadi sangat penting. Karena ini, menjadi kunci pada saat 5,5 juta (ton) vegetable oil yang berasal dari Ukraina belum bisa keluar secara penuh," imbuhnya.
Ia menyebutkan, walaupun saat ini sedang diusahakan sunflower dari Ukraina bisa keluar melalui blacksea dan secara bertahap kemarin sudah keluar 2 juta ton, namun masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dunia.
"Dan CPOPC kemarin, terhadap observer country seperti (Negara) Honduras yang kemarin mengalami musibah dalam hal ini bencana alam, CPOPC juga memberi bantuan 80.000 benih agar mereka bisa merevitalisasi kebun sawit mereka dari beberapa korporasi yang ada di Indonesia," jelasnya.
Selain itu, CPOPC juga ikut ke dalam United Nations Economic And Social Council (UN-ECOSOC) High Level ,Meeting dan dalam pertemuan tersebut juga memperkenalkan CPOPC Global Framework Principle for Sustainable Palm Oil.
"Jadi best practice ini diharapkan bisa terus disosialisasikan di pasar global dan negara konsumen. Dan dengan adanya charter (piagam) baru ini diharapkan kita bisa merekrut anggota-anggota baru," ujarnya.
"Dan anggota-anggota baru yang hari ini menjadi observer diharapkan dalam pertemuan selanjutnya, diharapkan sudah menjadi full member dalam CPOPC Ministerial Meeting yang ke-11 yang akan dilaksanakan di Malaysia," lanjutnya.
Ia juga berharap, ke depan dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia yang menjadi anggota penuh akan terus mengevaluasi dan memperluas penggunaan kelapa sawit atau palm oil.
"Dalam pengembangan biofuel (bahan bakar hayati) di mana Indonesia dan Malaysia sama-sama sedang mengkaji, menstudi dan mempersiapkan. Apabila diperlukan, ini bisa ditingkatkan dan Indonesia bisa meningkatkan biodiesel di B35. Sedangkan Malaysia bisa mempertimbangkan di B20," ujarnya.
Ia juga menerangkan, dalam rapat CPOPC ke-10 di Nusa Dua, Bali, dihadiri pembicaraan oleh anggota observer countries yaitu ada Wakil Menteri Pertanian Kolombia Juan Gonzalo Boterro. Kemudian Madam Dra Laura Suazo Menteri Pertanian dan Peternakan Honduras dan Mr Kepson Pupita, Sekjen Perusahaan Kelapa Sawit Mewakili Pemerintah Papua Nugini dan Datuk Zuraida Kamaruddin, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia.
"Dalam rapat tadi, berapa hal dibahas terkait dengan perkembangan CPOPC. Dan tentunya, dilihat bahwa dalam situasi perekonomian global dan geopolitik saat sekarang ini, pentingnya melakukan promosi dan juga memperkenalkan sustainability daripada kelapa sawit. Terus juga diperlukan engagement dengan negara-negara konsumen dan stakeholder dari kelapa sawit," ujarnya.
Datuk Zuraida Kamaruddin mengatakan, terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina di satu sisi adalah peluang bagi Indonesia dan Malaysia untuk memberikan keyakinan kepada dunia bahwa minyak sawit adalah kebutuhan yang berkelanjutan dengan biaya efektif.
Menurutnya, selama ini negara Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa lainnya selalu beranggapan bahwa palm oil itu tidak baik.
"Konflik peperangan antara Rusia dan Ukraina juga memberi peluang kepada negara seperti Indonesia dan Malaysia (penghasil) palm oil. Untuk kembali balik memberi keyakinan kepada pengguna-pengguna di US dan EU (Negara di Eropa) yang selama ini masih lagi memberi tanggapan-tanggapan yang tidak benar mengenai kebaikan sawit," kata Zuraida.
Baca juga:
Indonesia-Malaysia Sepakat Tingkatkan Pemanfaatan Minyak Sawit di Uni Eropa
Harga Sawit Merosot, Petani: Pusinglah Kebun Jadi Semak, Susu Anak tak Terbeli
Minyak Makan Merah Sudah Dicetuskan Pengusaha Sawit Sejak 2010
Keputusan Pemerintah Hapus Pungutan Ekspor CPO Tak Bisa Dongkrak Harga TBS, Benarkah?
Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Ditargetkan Naik Jadi Rp2.400 per Kg
Menkop Teten: Harga Jual Minyak Makan Merah Lebih Murah