Akuisisi Star Energy, saham Barito Pacific bisa naik ke Rp 6.000
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memperkuat fokus bisnisnya dengan berekspansi ke sektor pembangkit listrik geothermal. Hal itu setelah perseroan mengakuisisi mayoritas saham Star Energy Group Holdings Pte Ltd (SEGHL).
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memperkuat fokus bisnisnya dengan berekspansi ke sektor pembangkit listrik geothermal. Hal itu setelah perseroan mengakuisisi mayoritas saham Star Energy Group Holdings Pte Ltd (SEGHL).
Akuisisi Star Energy, perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu telah menandatangani supplemental memorandum of understanding (MoU) dengan dua pemegang saham SEGHL, yakni Star Energy Investment Ltd dan SE Holdings Limited.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Bagaimana Kota Tua Jakarta berkembang menjadi pusat perdagangan? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
Transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi, sebab Barito Pacific, Star Energy Investment Ltd dan SE Holdings Limited dipegang olah orang yang sama yaitu Prajogo Pangestu. BRPT sudah membayar uang muka sebesar USD 58,60 juta yang diambil dari fasilitas pinjaman Bangkok Bank Public Company Limited senilai USD 60 juta pada 21 Desember lalu.
Selain itu, perseroan juga akan menjaminkan 850 juta saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) untuk mendapatkan pinjaman sekitar USD 300 juta dari sindikasi bank.
Sebagaimana diketahui, BRPT telah memperoleh fasilitas pinjaman sebesar USD 250 juta dari Bangkok Bank Public Company Limited. Perjanjian fasilitas pinjaman tersebut telah ditandatangani kedua pihak pada 24 Maret 2017.
Dengan masuknya Star Energy Group Holdings Pte Ltd (SEGHL) ke Barito Pacific dan melebur jadi satu, menjadikan bisnis BRPT lebih kuat. Dengan begitu sumber pendapatan ke perseroan menjadi lebih beragam, yakni dari sektor pembangkit listrik panas bumi dan petrokimia.
Saat ini, BRPT merupakan pemegang saham pengendali di TPIA, yang selama ini menjadi penopang utama kinerja bisnis dan saham perseroan. Sebagaimana diketahui, tiap tahunnya Chandra Asri memperoleh kinerja yang positif. Pada tahun 2016, laba bersih TPIA mencapai USD 300 juta, atau naik seribu persen dari posisi laba USD 26,33 juta.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan saat BRPT, Star Energy dan TPIA bergabung menjadi satu untuk fokus dalam mengelola geothermal, maka bisa membangun pembangkit listrik di Indonesia dari sumber alternatif, selain yang sudah ada saat ini.
"Secara profit semakin bagus. Karena revenue akan semakin besar, dan net profit akan semakin besar. Karena akan semakin bagus. Kalau kita lihat semua masuk, ada Chandra Asri, Star Energy, di bulan September atau Oktober, masuk ke BRPT, harusnya harga wajar BRPT di bursa sekitar Rp 6.000 per saham," ujar Edwin di Jakarta, Kamis (27/4).
Sementara itu, Analis Senior dari Binaartha Sekuritas Reza Priyambada berpendapat, jikalau melihat BRPT mengakuisisi Star Energy, dapat dipastikan transformasi bisnis yang dilakukan Barito akan sukses.
"Dari perkayuan ke sumber daya alam dia ke arah bahan dasar karet sintetis. Dengan masuknya Star Energy akan masuk bisnis energi. Maka menambah added value. Saham Star Energy ke BRPT maka akan lebih solid," kata Reza.
Ke depan, Reza menyebutkan, pelaku pasar tetap optimis dengan kinerja saham BRPT. Namun, lebih optimis ketika Star Energy meraih nilai kontrak yang nyata untuk dijalankan pada tahun ini maupun yang akan datang.
"BRPT setelah Star Energy masuk bisa bekerja sama dengan PLN untuk satu tahun depan, paling tidak bisa sudah mengamankan revenue. Star Energy kan cukup besar. Dengan masuknya Star Energy, maka target harga beli untuk pelaku pasar di hari ini sebesar Rp 4.000 per saham. Ini kan pasar diperkirakan akan merespon baik, setelah tuntas akuisisi," pungkas Reza.â â â â
Baca juga:
RI jadi negara paling kaya energi panas bumi, ada 285 titik vulkanik
Kasus Geo Dipa ganggu ketahanan energi RI
Setelah molor 27 tahun, PLTP Sarulla resmi beroperasi
Rugikan petani, DPRD Jateng tolak eksplorasi panas bumi Gunung Lawu
Bantu kembangkan PLTP, Bank Dunia sumbang Rp 733 miliar ke RI
Uap panas dari tanah di Gunung Kidul tak terkait aktivitas vulkanik
Asap panas di Dusun Kayeng hilang usai tiga hari keluar dari tanah