Alasan Investasi Lebih Penting Ketimbang Menabung
Investasi dapat menambah daya beli masyarakat dan dapat membantu masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi setiap tahunnya serta memberikan tren positif dalam peningkatan daya beli.
Direktur Presiden Direktur Interim Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa memaparkan perbedaan antara investasi dan menabung. Menurutnya, investasi dapat menambah daya beli masyarakat dan dapat membantu masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi setiap tahunnya serta memberikan tren positif dalam peningkatan daya beli.
"Misalnya, harga sapi itu sekarang sekitar Rp75 ribu. Dalam waktu setahun ke depan mungkin harganya mungkin bakalan sama. Tetapi, kalau 10 tahun berikutnya bisa jadi sudah nambah dua kali lipatnya karena inflasi. Kalau duit yang kita tabung segitu-segitu saja, bisa jadi saya beli kita jadi menurun dan tidak bisa beli daging sapi lagi," paparnya dalam webinar Basic Investment yang diadakan oleh MAMI, Sabtu (24/10).
-
Bagaimana Jakarta mendorong investor untuk menanamkan modal di proyek-proyek potensial? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Siapa saja yang hadir dalam kegiatan misi dagang dan investasi di Bengkulu? Bertempat di Hotel Grage Bengkulu, Senin (3/7), kegiatan misi dagang dan investasi ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Daerah Bengkulu Hamkah Sabri, Direktur Utama bankjatim Busrul Iman, Kepala OPD Jawa Timur dan Bengkulu serta Pimpinan BUMD Jawa Timur lainnya.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
Dia menjelaskan, menabung sendiri di rumah dengan celengan atau di bawah bantal tidak akan menambah nilai uangnya. Kemudian, jika menabung di bank, nasabah memang akan mendapat bunga setidaknya 5 persen. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan masyarakat memiliki simpanan uang yang pas-pasan.
Sementara itu, kebiasaan menabung lebih condong berguna untuk menutupi kebutuhan jangka pendek, seperti pembayaran dana pendidikan, uang bulanan listrik, dan kebutuhan yang sifatnya harian.
Sehingga, jika uangnya berencana disimpan untuk jangka panjang, para nasabah disarankan untuk melakukan investasi. Baginya, jika uangnya hanya sekadar ditabung, nasabah dapat kehilangan kesempatan mendapat keuntungan atau opportunity gain.
"Kalau investasi, dalam 20 tahun ke depan, kita bisa ambil asumsi bahwa nanti bakal ada return 15 persen. Tabungan kita yang Rp100 ribu, dapat berkembang biak, mungkin mencapai Rp1,6 juta di 10 tahun kemudian. Alhasil, kita tidak pas-pasan, malah bisa beli daging sapi dan printilan-printilan lainnya," imbuhnya.
Di saat pandemi seperti sekarang, Afifa mengakui bahwa reksadana saham lebih terkoreksi karena absennya investor asing. Hal ini disebabkan mereka lebih melirik prospek ke negara lain dengan penanganan covid-19 yang lebih memadai.
"Ketika vaksin sudah ditemukan dan masyarakat sudah lebih awas terhadap protokol kesehatan, maka prospek ekonomi di depan juga akan lebih baik," jelasnya.
Meskipun masih menunggu kestabilan ekonomi, obligasi maupun saham masih memiliki tren positif dan berpotensi baik untuk dijadikan simpanan jangka panjang.
Perbedaan Saham dan Obligasi
Adapun, saham dan obligasi memiliki perbedaan tersendiri. Afifa memaparkan beberapa perbedaan antara obligasi dan saham. Menurutnya, secara umum, obligasi merupakan surat utang, sedangkan saham adalah surat tanda kepemilikan suatu perusahaan.
Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan ataupun pemerintah. Di dalamnya, terkandung identitas dari perusahaan yang mengeluarkan surat utangnya, besaran utang, serta kupon atau bunga.
"Ilustrasi gampangnya adalah, misalnya anda berniat membuat usaha minuman. Namun, nggak punya modal yang cukup. Akhirnya, Anda pinjam uang ke teman-teman Anda. Nantinya, ketika usaha jual limun Anda sudah mencukupi, Anda harus mengembalikan bunga pokok pinjaman pada teman-teman Anda," jelas Afifa.
Dalam obligasi, yang memiliki hak operasional hanya pemiliknya. Obligasi memiliki kaitan erat dengan naik turunnya suku bunga. Ketika suku bunga nasional naik, selisih antara suku bunga obligasi dan suku bunga pasar akan menjadi lebih sedikit. Alhasil, harga obligasi biasanya akan lebih turun.
"Kalau harga obligasi turun, maka tingkat keuntungan (yield) nya akan memberikan harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga turun, otomatis harga obligasi naik dan yieldnya turun," jelasnya.
Berbeda dengan obligasi, pemegang saham memiliki hak untuk ikut mengatur operasional perusahaan, asal memegang paling tidak 60 persen saham perusahaan. Kemudian, jika obligasi bergantung pada kenaikkan suku bunga, keuntungan saham bergantung pada perusahaan. Nantinya, sebagian keuntungan itu akan dibagikan pada pemegang saham melalui dividen.
"Sehingga, kalau perusahaannya lagi nggak untung, pada pemegang saham nggak akan dapat menikmati dividen," simpul Afifa. Saham juga memiliki kapitalisasi pasar yang terdiri dari small cap (di bawah Rp10 triliun), mid cap (di antara Rp10-20 triliun), dan big cap (di atas Rp50 triliun).
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)