Anak Seorang Ibu Tamatan SD dan Jadi TKW Ini Pernah Dipercaya Jokowi Jadi Menteri
Dia menghabiskan masa kecilnya dengan membantu sang ibu membuat tepung tapioka untuk dijual di pasar.
Meski berada dalam kondisi miskin, pendidikan tetap dia tuntaskan. Dia menyelesaikan pendidikan di SMA Al-Muayyad Surakarta. Kemudian melanjutkan pendidikan ke IAIN Walisongo di Semarang, Jawa tengah.
Anak Seorang Ibu Tamatan SD dan Jadi TKW Ini Pernah Dipercaya Jokowi Jadi Menteri
Anak Seorang Ibu Tamatan SD dan Jadi TKW Ini Pernah Dipercaya Jokowi Jadi Menteri
Terlahir dari keluarga miskin bukan jaminan tidak ada perubahan dalam karir dan nasib. Meski memiliki ibu yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD), dan bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW), nyatanya sosok Ini pernah menjabat sebagai menteri di kabinet Joko Widodo - Jusuf Kalla.
Karena terbiasa hidup serba kekurangan, dia tidak pernah mengeluh dalam menjalani hidup. Justru, dia menghabiskan masa kecilnya dengan membantu sang ibu membuat tepung tapioka untuk dijual di pasar.
- Menteri Bahlil Minta Tunjangan Kinerja PNS Bawahannya Setara Ditjen Pajak, Jokowi Jawab Begini
- Jejak Pelaku Utama Pembunuhan Ibu & Anak di Subang, pernah Kirim Surat ke Jokowi Minta Keadilan
- Emas 24 Karat Terpasang di Patung Garuda IKN, Jokowi: Jangan Dicongkel
- Prabowo ke Jokowi: Walaupun Saya Dikalahkan 2 Kali, Tapi Beliau Hatinya Sama Dengan Saya
Uang hasil jualan tepung tapioka dimanfaatkan sebagai pendapatan tambahan. Maklum, gaji sang ayah sebagai guru yang kerap menyambi sebagai kuli bangunan, kurang mencukupi untuk kebutuhan pokok.
Meski berada dalam kondisi miskin, pendidikan tetap dia tuntaskan. Dia menyelesaikan pendidikan di SMA Al-Muayyad Surakarta. Kemudian melanjutkan pendidikan ke IAIN Walisongo di Semarang, Jawa tengah.
merdeka.com
Selama kuliah, dia aktif dalam berorganisasi. Dia pernah menjadi ketua PMII IAIN Salatiga dari tahun 1991 hingga 1992 dan menjadi pengurus cabang PMII dari tahun 1994 hingga 1995. Hingga di tahun 1996, sosok ini menyelesaikan sarjananya.
Setelah menyandang status sarjana, di tahun 1997, dia kemudian mendirikan serta menjadi Anggota Eksekutif Regional, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI).
Sosok ini adalah Hanif Dhakiri. Dia banyak menghabiskan waktunya di lembaga kajian, aktifis serta konsultan. Dia juga menghabiskan waktunya dalam tulis menulis.
Pada tahun berikutnya yakni 1998, Hanif bergabung dengan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) yang ketika itu baru saja didirikan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Hanif merupakan generasi awal dari partai PKB. Di saat itu juga, dia merupakan salah satu pengurus besar PMII hingga tahun 2000.
Tujuh tahun setelah bergabung dengan PKB, Hanif kemudian menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP PKB dari tahun 2005 hingga 2010 dan kemudian menjabat sebagai ketua DPP Partai kebangkitan Bangsa. Dalam kurun waktu tersebut, Hanif juga menjadi staf khusus di Menakertrans.
Hanif kemudian dipercaya menjabat sebagai ketua umum DKN Garda Bangsa dari tahun 2010 hingga 2014. Dalam kurun waktu itu juga dia terpilih sebagai Anggota DPR periode 2009 hingga 2014 dari fraksi PKB. Pada tahun 2014, Hanif terpilih sebagai sekjen DPP PKB.
Pada tahun itu juga, Presiden Joko Widodo menunjuk Hanif Dhakiri sebagai Menteri Ketenagakerjaan dan resmi dilantik pada tanggal 27 Oktober 2014.
Pada bulan September 2019, Hanif Dhakiri ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai pelaksana tugas (plt) Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Menteri Sebelumnya yakni Imam Nahrawi yang terjerat kasus korupsi.
merdeka.com