Bandara Soedirman di Purbalingga Tetap Beroperasi Meski Terkendala Aturan Tes PCR
Ganjar menjelaskan jika penerbangan di Bandara JBS saat ini belum dibuka secara reguler mengikuti aturan PPKM Level di masa pandemi Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memastikan Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS), Kabupaten Purbalingga, tetap beroperasi, meskipun ada kendala terkait dengan penerapan aturan tes PCR bagi penumpang pesawat.
"(Operasional Bandara JBS) gak berhenti, tadi saya sudah klarifikasi ke bupatinya. 'Problemnya' ada di PCR, terus kemudian dia (pihak maskapai, red) melakukan semacam 'reschedule' lagi. Saya tanya Bu Bupati 'gak Pak itu hoaks, kita masih jalan' jadi tidak benar," katanya dikutip dari Antara Semarang, Senin (25/10).
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Mengapa penting mendeteksi gejala TBC Paru sejak dini? Mengetahui gejala-gejala awal penyakit ini sangat penting, karena deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah penyebaran lebih lanjut. Selain itu, juga bisa memberikan kesempatan penyembuhan yang lebih baik bagi penderita.
-
Siapa saja yang rentan terinfeksi TBC? Berikut ini adalah kelompok-kelompok yang rentan terinfeksi TBC: Orang dengan Imunitas Tubuh Rendah: Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi TBC. Ini termasuk orang dengan HIV/AIDS, pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, penderita diabetes, dan mereka yang mengalami malnutrisi.Anak-anak: Sistem imun anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, belum sepenuhnya berkembang. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi TBC. Lansia: Dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif, sehingga orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi TBC.Perokok Aktif dan Pasif: Merokok dapat merusak paru-paru dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko terkena TBC. Perokok pasif, terutama anak-anak yang tinggal dengan perokok, juga berisiko. Orang yang Tinggal atau Bekerja di Lingkungan Berisiko Tinggi: Ini termasuk penjara, rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, dan fasilitas perawatan jangka panjang, di mana penularan TBC lebih mungkin terjadi.Orang yang Memiliki Kontak Dekat dengan Penderita TBC: Tinggal serumah atau memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi TBC meningkatkan risiko penularan.Pengguna Narkoba: Penggunaan narkoba, terutama melalui injeksi, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi TBC. Pekerja Kesehatan: Mereka yang bekerja di sektor kesehatan sering berinteraksi dengan pasien TBC, sehingga memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar.Penduduk atau Pendatang dari Area dengan Prevalensi TBC Tinggi: Orang-orang yang tinggal atau berasal dari negara dengan tingkat penularan TBC yang tinggi juga berisiko.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Ganjar menjelaskan jika penerbangan di Bandara JBS saat ini belum dibuka secara reguler mengikuti aturan PPKM Level di masa pandemi Covid-19.
Menurut dia, pihaknya juga belum membebaskan aktivitas ekonomi saat pandemi Covid-19, termasuk transportasi.
Gubernur menegaskan yang terjadi saat ini di Bandara JBS adalah penerapan aturan syarat penerbangan yang mengharuskan penumpang pesawat melakukan tes PCR.
Namun, pihak maskapai penerbangan mengatakan jika penumpang pesawat cukup dengan melakukan swab antigen saja sebab di dalam kabin pesawat telah menggunakan hepafilter.
"'Problemnya' hanya itu saja, bukan berhenti dan memang dari segi jadwal belum (dibuka)," ujarnya.
Ganjar mengungkapkan, saat dirinya sedang mengklarifikasi perihal ini, justru Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menawarkan agar pariwisata bisa dibuka sehingga otomatis akan menambah jadwal penerbangan.
"Bupati tadi saya kontak sudah siap, 'kalau diizinkan pariwisata saya buka penerbangannya masuk, hayo boleh apa gak? Aku dadi gubernur yo 'ngko sik', jangan, hati-hati kita harus menjaga itu," katanya.
Sebelumnya beredar informasi bahwa maskapai Citilink sudah tidak melayani penerbangan di Bandara JBS, Kabupaten Purbalingga, meskipun kemudian hal tersebut dibantah oleh kedua pihak terkait.
Baca juga:
Ganjar Sebut Bandara Jenderal Soedirman Tetap Beroperasi Meski Ada Persoalan
Sandiaga Uno: Kewajiban Tes PCR saat Terbang Sebagai Upaya Persiapan G-20 di Bali
Sandiaga Uno: Syarat PCR Naik Pesawat untuk Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru
Menko Luhut Jawab Kritikan Soal Penumpang Pesawat Wajib Tes PCR
Luhut Sebut PCR Jadi Syarat Naik Pesawat karena Mobilitas Penduduk Meningkat
Pemberlakuan Wajib Tes PCR, Jumlah Penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Turun