Banyak di Jakarta, Brand-Brand Indonesia ini Dikira dari Luar Negeri
Brand Indonesia banyak yang go internasional. Bahkan ada yang mengira brand Indonesia itu milik luar negeri. Apa saja?
Banyak masyarakat yang mengira beberapa brand milik Indonesia adalah produk luar negeri. Biasanya mereka lihat dari logo atau nama brand yang menggunakan bahasa Inggris. Sangat disayangkan, padahal produk-produk itu sudah tersebar di mal-mal di Jakarta dan beberapa wilayah di Indonesia.
Berikut beberapa produk buatan Indonesia yang banyak orang mengira milik luar negeri. Produk ini juga sudah tersebar di luar negeri:
-
Produk apa saja yang terkenal di dunia dan ternyata asli produk lokal Indonesia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Mengapa banyak produk lokal Indonesia terkenal di dunia? Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Apa saja isi dari hampers produk kreatif lokal? Memberi hampers ini menjadi cara unik untuk mendukung pengrajin lokal Bali dengan mempromosikan kerajinan tangan dan seni lokal mereka, seperti Tenun ikat, Kain Songket, dan Batik Bali.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang diproduksi oleh warga Desa Bakalan, Jepara? Puluhan warga Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan, Jepara berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan gelang identitas jemaah haji.
-
Apa saja produk-produk lokal yang dipromosikan oleh Shopee di kampanye 11.11? Mereka berbagi kisah sukses dan perjalanan yang dilalui dalam menggali potensi budaya Nusantara melalui karya yang menggabungkan nilai budaya lokal dengan cara yang modern dan kreatif. Monica Vionna, Head of Marketing Growth Shopee Indonesia mengatakan bahwa Shopee selalu berupaya untuk menjadi wadah yang dapat mengenalkan kekayaan budaya Indonesia dan mengajak pengguna untuk melestarikannya lewat produk dari brand lokal dan UMKM.
Lea Jeans
Banyak yang mengira kalau Lea Jeans merupakan produk asal Amerika. Sebab, logo yang tercetak untuk Lea Jeans bergambar bendera Amerika dan iklannya menggunakan model orang asing.
Perlu diketahui, produk Lea Jeans merupakan asli Indonesia yang dikelola PT. Lea Sanent sejak 1971. PT. Lea Sanent bertempat di Tangerang.
Wakai
Banyak yang mengira produk sepatu Wakai adalah buatan Jepang. Karena konsep logo dan tokonya bernuansa Jepang. Tapi perlu diketahui, Wakai buatan asli Indonesia yang didesain oleh desainer dari Jepang.
Wakai dikelola oleh PT Metrox Group. Tak hanya Wakai, PT Metrox Group juga memiliki produk lain yang tak kalah tenar, yaitu The Little Things She Needs. Para wanita sudah tak asing lagi dengan toko sepatu The Little Things She Needs.
The Executive
Toko pakaian The Executive sudah tidak asing lagi di setiap mal-mal besar di Jakarta dan wilayah lain di Indonesia. Banyak yang menduga, The Executive merupakan produk milik luar negeri. Tapi ternyata produk The Executive merupakan milik Indonesia.
Produk The Executive berasal dari Bandung dan didirikan oleh Johanes Farial. Produk ini berada di bawah naungan PT. Delami Garment Industries.
Tak hanya dikenal di Indonesia, merek The Executive kini mulai dipasarkan ke beberapa negara Asia Tenggara. Salah satunya Malaysia.
Edward Forrer
Banyak yang mengira Edward Forrer adalah produk luar negeri. Ternyata, Edward Forrer adalah pemilik brand tas dan sepatu mahal asal Bandung.
Edward Forrer mulai membuat sepatu dan membuat brandnya sendiri sejak tahun 1990. Usahanya membuahkan hasil. Kini produk-produk Edward Forrer sudah merambah ke pasar internasional. Produknya sudah mencapai Australia, Malaysia dan Hawaii.
Polytron
Polytron banyak memproduksi barang elektronik, mulai dari televisi hingga lemari es. Tapi siapa sangka kalau Polytron berasal dari Indonesia. Produk-produk mereka diproduksi di Kudus dan Semarang.
Polytron pertama kali didirikan 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah dengan nama PT. Indonesian Electronic & Engineering.
Kemudian 18 September 1976, namanya berubah menjadi PT. Hartono Istana Electronic, lalu merger dan menjadi PT. Hartono Istana Teknologi.