Banyak negara berkembang iri pada produk sawit Indonesia
Ketua Dewan Pengawas BPDP Sawit, Djoko Hendratto mengungkapkan negara berkembang yang iri pada Indonesia hanya mampu menghasilkan soybeen atau minyak kedelai maupun rapeseed yang dikelola menjadi bahan untuk membuat vegetable oil.
Pertumbuhan kelapa sawit di dalam negeri membuat iri negara berkembang lainnya. Sebab, tanaman sawit hanya mampu tumbuh subur di tanah dengan iklim tropis seperti di Indonesia.
Hal ini dikatakan Direktur Utama BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) Sawit, Dono Boestami di Pangkal Pinang, Rabu (26/4).
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Mengapa kelapa sawit cocok dibudidayakan di Indonesia? Kelapa sawit hanya hidup di daerah tropis, seperti Indonesia, Malaysia, sebagian kecil wilayah Afrika, dan Amerika Latin.
"Negara berkembang banyak yang iri, karena tanaman sawit hanya tumbuh di iklim tropis, enggak bisa tumbuh di Amerika, enggak bisa tumbuh di Eropa, mungkin ya," ujar Dono.
Pesatnya pertumbuhan sawit dalam negeri ditunjukkan dengan meningkatnya volume ekspor produk sawit tiap tahunnya.
Menurut data BPDP Sawit, di tahun 2014 Indonesia mengekspor 21,77 juta ton produk sawit. Volume tersebut naik menjadi 26,39 juta ton pada tahun 2015. Sedangkan, di tahun 2016 kembali mengalami peningkatan menjadi 28,26 juta ton dan hingga kuartal pertama 2017 sudah mencapai 6,34 juta ton.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas BPDP Sawit, Djoko Hendratto mengungkapkan negara berkembang yang iri pada Indonesia hanya mampu menghasilkan soybeen atau minyak kedelai maupun rapeseed yang dikelola menjadi bahan untuk membuat vegetable oil.
Menurut perbandingan hasil olahan per hektarnya, kedua produk tersebut masih kalah dengan kelapa sawit. Dalam 1 hektar kebun sawit bisa menghasilkan 3,85 ton minyak sawit, sementara soybeen hanya menghasilkan 0,45 ton minyak kedelai dan rapeseed 0,69 ton per hektar.
Capaian tersebut menunjukkan negara berkembang terpaksa impor minyak sawit dari Indonesia demi memenuhi kebutuhan minyak makan bagi penduduknya. "Deman (permintaan) minyak sawit itu tinggi mengikuti pertumbuhan penduduk dunia. Kebutuhan minyak makan dunia dari sawit itu on the track," ungkapnya.
Baca juga:
Kumpulkan pengusaha sawit, ini yang dibicarakan Mendag Enggartiasto
Jet pribadi jemput 13 WNI ilegal milik pengusaha sawit asal Malaysia
Perang abadi Indonesia dengan Uni Eropa soal sawit
KLHK sebut kelapa sawit RI paling ramah lingkungan
Kemarahan Mendag Enggar sebab UE batasi produk sawit RI