Bea Cukai Jatim Permudah Ekspor Produk Hasil UMKM ke Asia hingga Eropa
UMKM di Jatim dijadikan salah satu 'soko guru' perekonomian di Jawa Timur.
UMKM di Jatim dijadikan salah satu 'soko guru' perekonomian di Jawa Timur.
Bea Cukai Jatim Permudah Ekspor Produk Hasil UMKM ke Asia hingga Eropa
Bea Cukai Jatim Permudah Ekspor Produk Hasil UMKM ke Asia hingga Eropa
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi Jawa Timur melepas eskpor produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ke 5 benua yakni Eropa, Australia, Asia, Afrika, dan Amerika.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Nirwala Dwi Heryanto mengatakan UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dan mendukung stabilitas perekonomian nasional.
- Pernah Tak Mampu Menafkahi Istri, Aji Bangkit Jualan Kepiting hingga Punya Warung Makan Beromzet Rp150 Juta per Bulan
- Menteri Jokowi Pamer Ekonomi ASEAN Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global
- Menko Airlangga Jadikan ASEAN Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Global
- Airlangga Apresiasi Kerja Sama Uni Eropa dengan Indonesia
"Jadi dengan PP 7 ini jelas diperintahkan oleh Presiden (Joko Widodo) untuk tadi, memberikan perlindungan, kemudahan dan memberdayakan UMKM," kata Nirwala dalam acara Pelepasan Eskpor UMKM 5 Benua dan Pemusnahan Barang Kena Cukai Ilegal Hasil Penindakan, Jatim, Rabu (13/9).
UMKM di Jatim dijadikan salah satu 'soko guru' perekonomian di Jawa Timur. Sebab telah memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 57,5 persen.
Meskipun mendominasi jumlah usaha di Indonesia, namun kontribusi ekspor UMKM terhadap nasional masih belum signifikan. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi eskpor UMKM saat ini masih 15 persen.
"Perluasan akses pasar terutama pasar global dan akses informasi pasar ekspor menjadi tantangan UMKM yang perlu kita bantu, berikan perlindungan, kemudahan untuk tadi UMKM bertahan tumbuh bahkan didorong untuk eskpor," tutur Nirwala.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan dukungan UMKM untuk eskpor berupa program klinik eskpor dan fasilitas Kite IKM.
Tak hanya itu terdapat program interfirm linkage, solusi logistik dan pemanfaatan balai laboratorium Bea Cukai.
"Fasilitas KITE IKM adalah fasilitas pembebasan bea masuk dan PPN tidak dipungut untuk bahan baku impor dan mesin impor yang digunakan untuk menghasilkan produk eskpor," kata Nirwala.
Termasuk didalamnya 810 UMKM eskpor baik eskpor mandiri, tidak langsung ataupun melalui pihak ketiga.
"Berbagai upaya dan inisiatif dilakukan untuk mengembangkan UMKM secara end to end oleh berbagai pihak dan tidak terkecuali kita turut dalam bagian pengembangan UMKM ekspor melalui sinergi kebijakan dan program yang harmonis sehingga menghasilkan UMKM unggulan tingkat daerah maupun nasional," kata di menjelaskan.