Berdampak pada inflasi, kenaikan harga Pertamax Cs lemahkan daya beli masyarakat
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kenaikan harga beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi bisa memicu inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation). Meskipun kenaikan terjadi pada BBM non subsidi namun dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kenaikan harga beberapa jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi bisa memicu inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation). Meskipun kenaikan terjadi pada BBM non subsidi namun dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat.
"Isu terbaru tanggal 1 Juli ada kenaikan harga BBM non subsidi. Meskipun yang naik non subsidi pasti akan berdampak," kata Peneliti Indef, Esa Suryaningrum, dalam sebuah acara diskusi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (3/7).
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa saja jenis BBM yang mengalami penurunan harga? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Siapa yang berpendapat bahwa harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax bisa mengikuti pergerakan harga pasar? Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan sejenisnya memang mengikuti pergerakan harga di pasar, oleh karena itu perusahaan bisa menyesuaikan lebih fleksibel.
Esa menyatakan bahwa kenaikan BBM bisa merembet pada persoalan lain. Di mana, hampir 30 persen dari pendapatan masyarakat dihabiskan untuk keperluan BBM atau transportasi.
"Sehingga kalau misalnya terjadi kenaikan harga BBM maka sudah jelas terjadi cost push inflation. Akibatnya, daya beli masyarakat juga melemah," ujarnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) telah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax pada Minggu (1/7). Harga Pertamax naik Rp 600 menjadi Rp 9.500 per liter.
Kemudian harga Pertamax Turbo naik Rp 600 menjadi Rp 10.700 per liter. Sedangkan harga Pertamina Dex naik Rp 500 menjadi Rp 10.500 per liter dan harga Dexlite naik Rp 900 menjadi Rp 9.000 per liter.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex, merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik. Saat ini harga minyak dunia rata-rata mencapai USD 75 per barel.
"Bahan baku BBM adalah minyak mentah, tentunya ketika harga minyak dunia naik akan diikuti dengan kenakan harga BBM," kata Adiatma.
Baca juga:
Pemerintah pastikan harga Premium dan Solar tak naik hingga akhir 2018
Harga Pertamax Cs naik, ini kata Sri Mulyani
Membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lain se-Asia Tenggara
Suasana SPBU Jakarta usai kenaikan harga Pertamax Cs
Masyarakat sayangkan langkah Pertamina yang 'diam-diam' naikkan harga Pertamax
Harga minyak dunia makin mahal, alasan Pertamina naikkan Pertamax Cs
Kenaikan harga Pertamax Cs dinilai buat hidup masyarakat makin susah