BI Diprediksi akan Menahan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Ekonom Senior Faisal Basri menilai, BI akan terpaksa menahan suku bunga acuannya karena tidak melihat peluang untuk penurunan suku bunga ke level 4 persen. Hal ini juga guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Ekonom Senior Faisal Basri memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuannya pada angka 5,00 persen. Adapun suku bunga acuan terbaru akan diumumkan oleh BI pada hari besok pukul 14.00 WIB.
Dia menilai, BI akan terpaksa menahan suku bunga acuannya karena tidak melihat peluang untuk penurunan suku bunga ke level 4 persen. Hal ini juga guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
-
Apa yang menurut Faisal Basri menjadi tugas berat seorang Menteri Keuangan? Faisal Basri menyampaikan tugas berat seorang Menkeu adalah mengelola pendapatan, mengelola pengeluaran, menyeleksi alokasi anggaran. Hingga akhirnya memastikan anggaran negara digunakan sesuai dengan tujuannya.
-
Kapan Faisal Basri meninggal? Namun takdir berkata lain, Ramdan mengaku kalau sekira pukul 04.30 WIB atau waktu Subuh tadi, Faisal telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melalui masa kritis pada dua hari lalu.
-
Siapa yang diprediksi oleh Faisal Basri cocok menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Prabowo-Gibran? Sosok Ideal Menteri Keuangan Pemerintahan Prabowo-Gibran Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang. Dalam kurun waktu 3 Prabowo-Gibran akan menyusun ulang jajaran menteri di kabinet kerja. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengungkap sosol ideal yang cocok menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan selanjutnya.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Di mana Faisal Basri dimakamkan? Sebagai informasi, nantinya pemakaman almarhum Faisal Basri akan dilakukan sekitar Ba’da Ashar dari Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
-
Siapa yang menyatakan duka atas wafatnya Faisal Basri? Guru Besar Hukum Tata Negara Mahfud MD, mengaku berduka atas berpulangnya salah satu tokoh ekonom bangsa, Faisal Basri.
"Artinya ruang gerak moneter itu terbatas. Jadi, mau diturunkan lagi jadi 4 (persen), inflasinya 3,2, jadi nett marginnya itu benar-benar flat. Jadi, BI akan menjaga agar rupiah itu tetap stabil," kata dia, saat ditemui di Kawasan Kebon sirih, Jakarta, Rabu (20/11).
Selain itu, jika suku bunga kembali diturunkan maka investor akan kabur dari RI untuk mencari imbal hasil yang bunganya lebih tinggi. Kondisi tersebut tentu bukan merupakan hal yang positif bagi kondisi nilai tukar rupiah.
"Kalau suku bunga diturunkan, artinya return untuk investasi turun secara riil. Oleh karena itu, orang cenderung akan lari yang real interest rate-nya lebih tinggi," ujarnya.
Tidak hanya itu, kondisi transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) masih lebar. Sehingga aksi kaburnya investor akan berbahaya sehingga BI tidak akan berani menurunkan kembali suku bunga acuannya.
"Oleh karena itu, saya duga BI akan maintain di level ini (5,00 persen). Karena kalau kita lihat current account kita masih defisit, defisitnya masih besar 2,6 persen. Investasi yang datang lebih banyak portfolio daripada FDI (asing). Jadi, rentan suku bunga diturunkan," tutupnya.
Suku Bunga Acuan 5,00 Persen
Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) pada angka 5,00 persen. Suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen dan Lending Facility menjadi 5,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis (24/10).
Dia menjelaskan keputusan tersebut diambil dengan memperhatikan kondisi perekonomian global yang masih melambat. "Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi dan imbal hasil keuangan domestik yang tetap menarik," ujarnya.
Penurunan suku bunga ini juga bertujuan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas perekonomian domestik.
"Kebijakan ini didukung pula oleh strategi operasi moneter yang terus diperlukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan memperkuat efektivitas transmisi bauran kebijakan yang akomodatif," tutupnya.
(mdk/azz)