BI Prediksi Ekonomi 2021 Tumbuh di 4,8 Sampai 5,8 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 bakal berada di rentang 4,8 persen sampai dengan 5,8 persen. Angka ini jauh lebih besar dari proyeksi pemerintah di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang berada di 5 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 bakal berada di rentang 4,8 persen sampai dengan 5,8 persen. Angka ini jauh lebih besar dari proyeksi pemerintah di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang berada di 5 persen.
"Itu untuk prediksi kami di tahun 2021 pertumbuhan di 4,8 persen sampai 5,8 persen," katanya dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Seperti diketahui, asumsi dasar makro ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah bersama DPR di dalam Undang-Undang APBN 2021 sebesar 5,0 persen. Pertumbuhan itu pun tidak berbeda jauh dari proyeksi dilakukan sejumlah lembaga-lembaga keuangan dunia.
Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, optimistis pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 5 persen dapat terealisasikan. Menurutnya, pemulihan ekonomi sendiri diproyeksikan pada kuartal III dan kuartal IV-2020 dan akselerasinya baru terjadi di 2021.
"Kita proyeksikan di kisaran 5,0 persen dan tentu ini suatu pemulihan yang harus diupayakan dan jaga melalui berbagai kebijakan termasuk APBN," kata dia.
Faktor Pendorong Pertumbuhan
Dia menyebut ada berbagai faktor yang bisa memulihkan ekonomi indonesia dan membuat ekonomi RI tumbuh di 5,0 persen. Salah satunya adalah upaya penanganan Covid-19 yang terus digencarkan pada tahun ini dan dilanjutkan di 2021 dengan disiplin protokol kesehatan secara ketat.
"Semakin kita bisa kendalikan melalui disiplin protokol, akan bantu untuk tangani covid sekaligus mulai pemulihan ekonomi dan sosial," kata dia.
Selanjutnya, faktor kedua yakni ketersediaan vaksin. Menurutnya, banyak hal-hal optimis mengenai penemuan dan produksi vaksin termasuk dari Indonesia maupun kerjasama dengan internasional. Keberadaan vaksin menjadi penting, dan akan memberikan harapan baru bagi masyarakat.
"Kita lihat, timeline dari vaksin diperkirakan bisa mengurangi ketidakpastian terutama pada akhir tahun ini dan awal tahun depan. Ini tentu pengaruhi dari pemulihan ekonomi. Kalau bisa dapatkan vaksin dan vaksinasi cukup luas, kita mampu akselerasi pemulihan ekonomi juga," kata dia.
(mdk/bim)