Bikin parfum, 3 mahasiswa ini raup untung Rp 2 juta per bulan
Bisnis yang dimodali oleh dana pribadi ini dimulai sejak Agustus 2015 dengan modal Rp 5 juta.
Siapa bilang hanya Kota Paris yang menjadi pusat parfum, sekarang Bandung pun juga bisa menjadi kota parfum. Berawal dari ide produksi make up, tiga mahasiswi asal Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mencoba menciptakan parfum untuk masyarakat Indonesia.
Yakni Via, Melati, Della mencoba meracik parfum sensasi laut untuk para wanita dan pria di seluruh Indonesia melalui usahanya yang diberi nama Duftende. Menurut mereka, parfum merupakan produk dengan eksekusi pasar lebih luas jika dibandingkan dengan make up lainnya.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Di mana saja Disperindagkop UKM Paser meninjau pengerjaan pasar? Peninjauan dimulai di Pasar Kapitan Wasel Desa Tepian Batang, Kecamatan Tanah Grogot; kemudian pasar Keresik Bura dan terakhir pasar rakyat Desa Petangis, Kecamatan Batu Engau.
-
Kapan Disperindagkop UKM Paser meninjau pengerjaan pasar? Seperti yang dilakukan pada Selasa (14/11/2023).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas riset Indeks Bisnis UMKM? Melalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.
-
Siapa saja yang terlibat dalam RUU Kerja Sama Pertahanan ini? Komisi I DPR dan pemerintah menyepakati membawa lima Rancangan Undang-Undang (RUU) Kerja Sama Bidang Pertahanan ke rapat paripurna terdekat untuk disahkan menjadi Undang-undang.
-
Bagaimana BRI membantu pelaku usaha UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
"Awalnya kita mau bikin make up. Tapi karena make up terlalu luas, maka kami mencoba produksi parfum yang eksekusi pasarnya lebih luas," kata Via dalam pameran SMESCO-Marketeers Creativity Day 'Soul Of Bandung' di SME Tower, Jakarta, Minggu (28/2).
Via menambahkan, bisnis yang dimodali oleh dana pribadi ini dimulai sejak Agustus 2015. Dengan modal Rp 5 juta, Via dan kedua temannya sudah bisa menjual 20 botol parfum dengan omzet Rp 2 juta.
"Kita baru keluarin dua wangi parfum perempuan yang dinamakan Ocean Breeze yang lebih soft, dan laki-laki Perempuan yang dinamakan Ocean Wave yang lebih kuat. Bahannya juga kita racik sendiri, dari bibit parfum, alkohol, dan oil remover biar parfumnya tidak terlalu berminyak di badan," kata Via.
Biasanya, ketiga mahasiswi ini menyediakan stok parfum sesuai dengan pesanan. Namun, jika ada pameran, maka mereka akan menyediakan stok parfum sebanyak dua lusin atau 24 botol berukuran 35 mililiter (ml).
Pemasarannya sendiri dilakukan melalui online, yakni melalui instagram @Duftendeperfume atau melalui pesan elektronik di officialduftende@gmail.com. Untuk satu botol parfume sendiri, Duftende memasang harga Rp 295.000 per botol.
(mdk/sau)