BPH Migas: Stok BBM, Elpiji dan Listrik Aman Hadapi Libur Natal & Tahun Baru
Pemerintah bersama badan usaha terkait telah membentuk tim satuan tugas (satgas) dan posko nasional sektor ESDM dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru.
Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas memastikan bahan bakar minyak (BBM), gas dan listrik mencukupi untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sejumlah perusahaan di sektor terkait juga telah menyiapkan langkah antisipasi untuk libur akhir tahun ini.
Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa mengatakan, pemerintah bersama badan usaha terkait telah membentuk tim satuan tugas (satgas) dan posko nasional sektor ESDM dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Tim juga telah melakukan rapat dalam rangka mengetahui ketersediaan dan perkiraan konsumsi BBM, gas dan listrik selama periode tersebut.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana upaya BPH Migas memastikan BBM subsidi tepat sasaran? Dalam pertemuan tersebut, Saleh Abdurrahman menyampaikan, rapat koordinasi ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan seluruh pemerintah provinsi di Kalimantan. Saleh mengharapkan agar ajang ini dimanfaatkan untuk berdiskusi hal-hal yang masih kurang jelas atau menjadi perhatian pemerintah daerah.
-
Bagaimana BPH Migas memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? “Dalam rangka pengendalian konsumen agar tepat sasaran, diperlukan kerja sama antara BPH Migas dengan pemerintah daerah sebagai pihak yang mengetahui konsumen pengguna di wilayahnya yang berhak untuk mendapatkan JBT dan JBKP tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” paparnya.
-
Apa saja yang dilakukan BPH Migas untuk memudahkan masyarakat memanfaatkan BBM subsidi? Di samping itu, dalam rangka mempermudah masyarakat dalam memanfaatkan BBM subsidi dan kompensasi, BPH Migas telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penerbitan Surat Rekomendasi untuk Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP), dan Peraturan BPH Migas Nomor 1 Tahun 2024 tentang Penyaluran JBT dan JBKP pada Sub Penyalur di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar atau Terpencil.
-
Apa yang menjadi fokus pengawasan BPH Migas terkait penyaluran BBM bersubsidi? "Penyaluran BBM bersubsidi harus tepat sasaran. Ingatlah bahwa penyalahgunaan BBM bersubsidi tidak hanya merugikan negara, tetapi juga merugikan masyarakat banyak," tegas Halim.
"Kita mengkaji yang diamanahkan UU bahwa ketersediaan BBM termasuk jenis BBM umum. Karena itu, selain Pertamina, ada AKR, ada Shell Total, Vivo juga BP yang baru launching 28 November lalu dan juga ada Exxon yang sudah bangun beberapa lokasi mini SPBU di beberapa lokasi. Ada juga PLN, ASDP serta mitra kementerian PUPR dan Perhubungan," ujar dia di Kantor BPH Migas, Selasa (11/12).
Dia menjelaskan, tim satgas juga telah menyiapkan fasilitas penyediaan dan pendistribusian BBM, gas dan listrik di daerah rawan bencana serta titik konsentrasi Natal seperti Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Selain itu juga di daerah-daerah tujuan wisata seperti Kota Bukit Tinggi, Pangkal Pinang, Anyer, Puncak Bogor, Lembang Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali dan Manado.
"Kemudian ada tambahan ada mobil dispenser di jalan tol tempat pariwisata dari 9 jadi 16 titik. Kemudian kantong BBM dari 44 lokasi menjadi 54 lokasi disiapkan semua. BBM kemasan dari 2,5 kilo liter (KL) jadi 3 KL. Jadi ketersediaan disiapkan semua," ungkap dia.
Dengan peningkatan stok yang dilakukan oleh badan usaha terkait dan belajar dari pengalaman pada libur Natal dan Tahun Baru sebelumnya, Fanshurullah optimis tidak ada kelangkaan, khususnya untuk BBM dan gas.
"Pangkalan elpiji dari 28 ribu (titik) jadi 31 ribu. Kita tidak mau terjadi kelangkaan BBM, elpiji 3 Kg. Jadi kita betul-betul mengamankan. Pengalaman potensi kelangkaan sudah disiapkan Pertamina untuk diantisipasi dan disiapkan operasi pasar," kata dia.
Sementara untuk konsumsi BBM, Fanshurullah mengungkapkan, untuk Premium diperkirakan akan naik 4 persen dari kondisi normal, yaitu dari 31 ribu KL menjadi 32 ribu KL. Kemudian Pertalite, naik 13 persen dari 47 ribu KL menjadi 53 KL.
"Solar naik 2 persen menjadi 43 ribu KL," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BPH Migas Dorong Tiap Kecamatan di Bengkulu Punya Sub Penyalur BBM
Kunjungan kerja Kepala BPH Migas ke PT Badak NGL
Kini Masyarakat Lumbis Nunukan Bisa Nikmati BBM Satu Harga
Ini Syarat dan Keuntungan Jadi Agen Sub-penyalur BBM Satu Harga
BPH Migas dan Pemrov Riau sepakat pertukaran data konsumsi BBM konsumen
Per 15 Oktober, konsumsi solar subsidi capai 82 persen