BPS catat neraca perdagangan RI surplus USD 11,84 miliar di 2017
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit sebesar USD 270 juta. Sementara itu, secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia dari Januari hingga Desember 2017 mengalami surplus USD 11,84 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit sebesar USD 270 juta. Angka ini berasal dari nilai ekspor pada Desember 2017 menurun menjadi USD 14,79 miliar dan sementara nilai impor yang juga menurun menjadi USD 15,06 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan defisit tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak Juli 2017. Selain itu, naiknya harga minyak dunia juga menjadi penyumbang dari defisit neraca perdagangan ini.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
"Dengan posisi ini neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit sebesar USD 270 juta, ini merupakan defisit kedua, karena defisit pertama terjadi pada Juli 2017," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (15/1).
Dia menjelaskan, sektor non migas justru mencatat surplus sebesar USD 770 juta. Namun, catatan positif tersebut terkoreksi dengan defisit sektor minyak dan gas sebesar USD 1,04 miliar.
"Ini terjadi karena surplus sektor nonmigas tetapi terkoreksi neraca perdagangan Indonesia sektor migas sebesar USD1,04 miliar. Ini harus hati-hati karena harga minyak terus mengalami peningkatan karena ada pemangkasan produksi dari OPEC dan Rusia," jelasnya.
Sementara itu, secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia dari Januari hingga Desember 2017 mengalami surplus USD 11,84 miliar. Menurutnya, surplus ini lebih tinggi dari surplus tahun 2015 sebesar USD 7,67 miliar dan 2016 yang sebesar USD 9,53 miliar.
"Kita berharap optimis 2018 surplusnya lebih besar lagi. Surplus ini terjadi karena surplus nonmigasnya besar yaitu USD20 miliar, tapi terkoreksi oleh defisit di migas sebesar USD8,56 miliar."
Baca juga:
Menteri Enggar sebut tahun politik 2018 berdampak positif bagi perdagangan RI
Oktober 2017, catat neraca perdagangan perikanan RI surplus 1,7 persen
Neraca perdagangan November 2017 surplus USD 0,13 miliar
Oktober 2017, neraca perdagangan RI surplus USD 0,90 miliar
Kuartal III 2017, BI catat surplus neraca pembayaran Indonesia USD 5,4 miliar