BPS: Produksi beras hingga akhir tahun 32,42 juta ton, konsumsi 29,57 juta ton
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, produksi beras hingga September sebesar 28,47 juta ton. Ini merupakan angka terbaru dan valid sesuai dengan kajian metode penghitungan metode kerangka sampel area (KSA).
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi beras Indonesia hingga tiga bulan terakhir di 2018 sebesar 3,94 juta ton. Dengan adanya data ini, maka Indonesia secara keseluruhan memiliki potensi produksi beras sebesar 32,42 juta ton hingga akhir tahun.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, produksi beras hingga September sebesar 28,47 juta ton. Ini merupakan angka terbaru dan valid sesuai dengan kajian metode penghitungan metode kerangka sampel area (KSA).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Di mana PPS berkedudukan? PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di kelurahan atau desa. Oleh karena itu, PPS berkedudukan di kelurahan atau desa.
"Produksi beras hingga akhir tahun, perkiraan produksi beras sebesar 32,42 juta ton. Masing masing Oktober hingga Desember sebesar 1,52 juta ton, 1,20 juta ton dan 1,22 juta ton," ujar Kecuk di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (24/10).
Sementara itu, konsumsi beras Indonesia hingga Desember 2018 diperkirakan sekitar 29,57 juta ton. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi beras Januari hingga Desember 2018.
"Dengan demikian, surplus produksi beras di Indonesia pada 2018 diperkirakan sebesar 2,85 juta ton," jelas Kecuk.
Meskipun terdapat surplus, namun jumlah produksi ini bukan merupakan stok yang telah diserap oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Produksi ini masih ada di petani dan tidak bisa disebut sebagai beras cadangan nasional. "Ada surplus beras, tapi ini tersebar di petani," tandas Kecuk.
Baca juga:
Ini solusi Bayer Indonesia jadikan RI lumbung pangan dunia di 2045
Permudah akses bahan pokok, APPSI dirikan sentra pedagang pasar
DPR akan tinjau ulang data produksi jagung nasional
Apindo minta pemerintah transparan masalah pasokan jagung
Mentan Amran soal data pangan: Kita merujuk ke BPS
Tak mau ada kisruh lagi, bos Bulog usul adanya data tunggal soal pangan RI