Cerita Arif di WMM Expo, bikin furnitur dari kardus hingga ke Eropa
Usaha yang cuma bermodal awal Rp 5 juta ini kini bisa meraup untung puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya. Arief kini sudah mempunyai sekira 15 karyawan.
Arif Susanto menjadi salah satu generasi muda yang berhasil lewat program Wirausaha Muda Mandiri (WMM). Melalui kerajinannya dalam membuat sejumlah furnitur berbahan dasar kardus, dirinya berhasil membuka lapangan pekerjaan dengan pemasaran hingga luar negeri.
Dalam WMM Expo 2017, Arif bercerita, ide usahanya berawal ketika dirinya mendapat tugas kuliah dari dosennya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
"Ada tugas mengenai material. Waktu itu saya bikin kursi kecil dari kardua dan nilainya juga jelek cuma dapat C," kata Arif di Botani Square, Bogor, Kamis (9/3).
Setelah merasa apa yang dikerjakannya membuat barang tak terpakai lebih berguna, Ia pun mengembangkan hasil karyanya tersebut dengan membuka usaha yang diberi nama Dus Duk Duk.
Nama tersebut diambil berdasarkan produk yang Arief buat, yakni kursi dari kardus yang bisa diduduki. "Launching pertama adalah kursi sama meja," ujarnya.
Dari situ, Arief tidak menduga peminat produknya sangat menyukai kursi dan meja tersebut. Akhirnya, Ia berinisiatif untuk membuat benda lain dari kardus.
Semenjak ikut WMM, Arief mengungkapkan, jangkauan pemasarannya semakin luas. Namanya lebih dikenal banyak orang, bahkan teman-teman sesama wirausahawan muda ikut mempromosikan produknya.
"Dampak paling besar ikut WMM yang pasti adalah publikasi semakin bagus. Berkat WMM, makin dikenal banyak orang terus dari WMM juga banyak yang merekomendasikan untuk beli dan dekorasi," terang Arief.
Sudah berjalan sekitar empat tahun, Dus Duk Duk kini sudah merambah dunia internasional. "Sudah kirim ke Italy, Jepang, Korea Selatan dan Australia," jelasnya.
Tak hanya menjual furnitur, Dus Duk Duk juga melayani jasa dekorasi seperti mall, toko, butik dan booth-booth pameran. Arief mematok harga furniture minimal Rp 375 ribu dan dekorasi minimal Rp 10 juta.
-
Bagaimana Pawai Dongdang di Bogor dirayakan? Dalam kegiatan tersebut, ratusan warga mengarak beberapa alat pikul padi yang terbuat dari potongan batang bambu setinggi orang dewasa. Tidak hanya itu, Pawai Dongdang juga dimeriahkan oleh arak-arakan hasil bumi dan makanan yang dihias dalam beraneka bentuk dengan diiringi suara kendang, angklung, serta pukulan lesung.
-
Siapa yang memperkenalkan asinan Bogor? Mengutip Youtube Trans7 Official, kehadiran asinan di Bogor sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu makanan ini dikenalkan oleh seorang Kapiten Tionghoa bernama Tan Goan Piaw.
-
Siapa yang menjadi korban serangan gerilyawan di Bogor? Letnan Satu Will Schumler dan Wilhelm Jens tewas saat diserang gerilyawan Indonesia di Bogor.
-
Apa yang keluar dari sumur di Bogor? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Di mana letak Pondok Boro? Di Kota Semarang, terdapat sebuah penginapan yang harga sewanya cukup murah. Penginapan itu bernama Pondok Boro.
-
Di mana lokasi Makam Jerman yang berada di Bogor? Komplek Makam itu terletak di kawasan Megamendung, Ciawi, Bogor.
"Harga maksimal tak terhingga karena bisa custom jadi disesuaikan harganya sesuai pesanan," jelas Arief.
Usaha yang cuma bermodal awal Rp 5 juta ini kini bisa meraup untung puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya. Arief kini sudah mempunyai sekira 15 karyawan.
WMM sendiri merupakan salah satu program CSR Bank Mandiri yang bertujuan membantu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Program ini diwujudkan secara berkesinambungan dan fokus pada generasi muda yang merupakan penerus bangsa.
Program CSR WMM yang sudah bergulir sejak tahun 2007 ini mempunyai juga bertujuan agar anak muda Indonesia menjadi generasi yang mandiri, sehingga bukan hanya menjadi generasi pencari kerja namun mampu menjadi generasi pencipta lapangan pekerjaan.
(mdk/hrs)