Cetak sejarah, Bandara Ahmad Yani punya terminal terapung pertama di Indonesia
Terminal baru Bandara Ahmad Yani ditargetkan beroperasi dengan syarat minimum pada Mei 2018 sehingga sudah dapat melayani penumpang pada masa mudik dan libur Lebaran Juni tahun ini. Terminal baru Bandara Ahmad Yani memiliki luasan area 58.652 meter persegi, sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal saat ini.
Indonesia, untuk pertama kali dalam sejarah, akan segera memiliki sebuah bandara dengan terminal terapung, tepatnya di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Dikutip dari Antara, Selasa (13/2), disebut sebagai terminal terapung (floating airport) karena terminal baru Bandara Ahmad Yani dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair dengan menggunakan tiang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan lahan lunak tersebut. PVD sendiri merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
-
Apa tujuan utama dibangunnya Jalan Tol Semarang-Batang? Jalan tol ini menjadi magnet para investor untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Batang.
-
Kapan Menara Syahbandar dibangun? Mengutip Kemdikbud.go.id, menara yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 itu dibangun di tepi Kali Semarang.
-
Apa fungsi Menara Syahbandar di Kampung Melayu Semarang? Menara ini dibangun pada tahun 1825 dan berfungsi sebagai menara pengawas serta kantor Kongsi perniagaan Belanda.
-
Kapan Jembatan Semanggi dibangun? Merujuk esi.kemdikbud.go.id, jembatan ini pertama kali dibangun pada 1961 dan dipimpin oleh arsitek Ir. Soetami yang ketika itu menjabat sebagai menteri pekerjaan umum.
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Kapan Jalan Tol Semarang-Batang diresmikan? Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
Desain terminal baru Bandara Ahmad Yani mengadopsi konsep eco-airport yang direncanakan, dikembangkan, dan dioperasikan dengan tujuan menciptakan sarana dan pra-sarana perhubungan yang ramah lingkungan serta berkontribusi positif pada lingkungan hidup.
Melalui penerapan konsep eco-airport diharapkan operasional bandara dapat mencegah terjadinya polusi. Komponen pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terkait eco-airport terdiri dari kebisingan, getaran, udara, air, tanah, sampah, energi, kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kesehatan masyarakat atau lingkungan alamiah lainnya.
Selain eco-airport, bandara ini juga ditargetkan mendapatkan Gold Certificate dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yang saat ini aspek desain Bandara Ahmad Yani sedang dalam proses untuk mendapatkan Gold Certification Design Recognition dari GBCI.
Kemajuan pembangunan terminal baru Bandara Ahmad Yani pada Minggu (11/2) ditandai saat PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan penutupan atap terminal baru oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pembangunan terminal baru itu juga merupakan bentuk kontribusi terhadap pengembangan perekonomian daerah, khususnya Semarang dan sekitarnya.
Pengoperasian terminal baru dan pengembangan bandara senilai Rp 2,07 triliun ini merupakan solusi sejumlah masalah yang telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.
Kapasitas Bandara Ahmad Yani hanya mampu menampung 800.000 penumpang per tahun, namun realisasinya pada 2017 sudah melayani 4,4 juta penumpang sehingga membuat penumpang tak nyaman dengan kepadatan tersebut.
Dengan kapasitas terminal baru yang dapat menampung hingga enam juta penumpang per tahun dan desain yang mengadopsi konsep eco-green airport, maka calon penumpang pesawat udara dapat lebih leluasa dan nyaman berada di terminal baru.
Potensi pertumbuhan penumpang sebesar 10 persen tiap tahunnya juga dapat diakomodir oleh keberadaan terminal dan infrastruktur baru Bandara Ahmad Yani.
Terminal baru Bandara Ahmad Yani memiliki luasan area 58.652 meter persegi, hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal saat ini yang hanya seluas 6.708 meter persegi.
Luasan tempat parkir pesawat (apron) nantinya mencapai 72.522 meter persegi yang dapat menampung 13 pesawat narrow body atau konfigurasi 10 pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan besar kargo.
Pemerintah menginginkan Bandara Ahmad Yani nantinya diposisikan sebagai bandar udara bisnis dan industri.
Beroperasi Mei, bangunan terminal baru di sebelah utara landasan pacu (runway) eksisting sebagian besar berdiri di atas air dan dikelilingi kolam, mulai dari gedung terminal, gedung parkir, dan wetland park area.
Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodir konteks lahan yang sebelumnya merupakan lahan rawa. Pada area bandara juga ditanami 24.000 bibit mangrove atau bakau untuk mendukung pelestarian lingkungan yang dapat menghadirkan banyak keistimewaan, baik dari aspek fisik, ekologi, maupun ekonomi.
Keberadaan hutan bakau nantinya di sekitar bandara dapat dikembangkan sebagai obyek wisata alam tersendiri.
Terminal baru Bandara Ahmad Yani ditargetkan beroperasi dengan syarat minimum pada Mei 2018 sehingga sudah dapat melayani penumpang pada masa mudik dan libur Lebaran Juni tahun ini.
Syarat minimum tersebut antara lain terminal penumpang, gedung parkir satu lantai, terminal kargo, masjid, gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK). Sedangkan pengoperasian penuh Bandara Ahmad Yani ditargetkan dapat dilakukan pada awal 2019.
Proyek pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang terdiri dari lima paket pekerjaan. Paket 1 terdiri dari pekerjaan lahan dan jalan akses. Paket 2 terdiri dari pekerjaan apron dan taxiway.
Paket 3 terdiri dari pekerjaan pembangunan terminal. Paket 4 terdiri pekerjaan pembangunan bangunan penunjang dan lanskap. Paket 5 terdiri dari pekerjaan water management.
Untuk paket pekerjaan satu dan dua sudah terealisasi 100 persen. Paket pekerjaan tiga (terminal) selesai sepenuhnya pada November 2018. Sedangkan paket pekerjaan empat (bangunan penunjang) dan lima (water management) selesai sepenuhnya pada 2019.
Dengan bisa dipergunakan terminal baru Bandara Ahmad Yani pada Lebaran tahun ini, diharapkan masyarakat yang mudik maupun balik ke dan melalui bandar udara tersebut sudah tidak lagi harus berdesak-desakan dan melakukan antrean panjang, karena bangunannya lebih luas, nyaman dan modern.
Baca juga:
Bandara Ahmad Yani dioperasikan pada Idul Fitri 2018
Menhub Budi pastikan bandara Purbalingga dan Blora dibangun pertengahan 2018
Maret 2018, Kemenhub buka lelang Bandara Komodo Labuan Bajo
Menko Luhut: Pinjaman dari Bank Dunia USD 300 juta untuk Bandara Sibisa segera cair
Saat pertemuan IMF-World Bank, Bali kedatangan 100 pesawat tambahan setiap hari
Menhub Budi: Swasta asing banyak berminat kelola bandara Indonesia
Bos Kadin dukung keputusan Jokowi bandara diserahkan ke swasta